Sumber foto: Google

Pagi Ini, Kualitas Udara Jakarta Terburuk ke-63 di Seluruh Dunia

Tanggal: 3 Feb 2025 22:09 wib.
Tampang.com | Pada Senin (3/2/2025) pagi, Jakarta mencatatkan kualitas udara yang buruk, menempati peringkat terburuk ke-63 di seluruh dunia. Berdasarkan data dari IQAir, situs pemantau kualitas udara global, kualitas udara Jakarta pada pagi hari itu berada pada angka 69 dalam indeks kualitas udara (AQI). Angka ini menunjukkan tingkat polusi udara yang cukup signifikan dan masuk dalam kategori sedang.

Jakarta, sebagai ibu kota Indonesia, sering kali menghadapi masalah polusi udara, terutama pada musim hujan dan saat cuaca cerah. Polusi ini sebagian besar disebabkan oleh emisi kendaraan bermotor, aktivitas industri, pembakaran sampah, dan lainnya. Pada pagi hari ini, angka PM2.5 (partikel halus dengan ukuran diameter kurang dari 2,5 mikrometer) di Jakarta menunjukkan bahwa partikel berbahaya ini terdeteksi dalam jumlah yang signifikan.

Partikel halus seperti PM2.5 dapat menembus saluran pernapasan dan masuk ke paru-paru, bahkan darah, yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan jangka panjang. Mereka bisa meningkatkan risiko penyakit pernapasan, penyakit jantung, hingga gangguan pada fungsi paru-paru. Bagi orang yang rentan, seperti anak-anak, orang tua, dan mereka yang memiliki masalah kesehatan tertentu, kualitas udara yang buruk dapat memperburuk kondisi medis yang ada.

Polusi udara di Jakarta memang telah menjadi masalah berkelanjutan selama bertahun-tahun. Faktor utama penyebabnya adalah lalu lintas padat dan kendaraan bermotor yang terus berkembang di kota ini. Dengan lebih dari 18 juta kendaraan di Jakarta, kontribusi gas buang kendaraan terhadap polusi udara sangat signifikan.

Selain itu, aktivitas industri, seperti pabrik dan pembangkit listrik, serta pembakaran sampah yang tidak terkelola dengan baik juga menambah beban polusi. Salah satu faktor yang juga mempengaruhi kualitas udara adalah penggunaan bahan bakar fosil, yang berkontribusi terhadap emisi gas rumah kaca dan partikulat.

Peringkat Jakarta yang berada di urutan ke-63 dalam daftar kualitas udara terburuk di dunia pagi ini menunjukkan bahwa masalah ini bukan hanya persoalan lokal, tetapi juga terkait dengan kondisi global. Kualitas udara di kota-kota besar lain di dunia, seperti New Delhi, Beijing, dan Karachi, juga sering berada di peringkat yang buruk. Jakarta, meskipun bukan kota yang berada di urutan teratas, tetap menghadapi tantangan besar dalam mengelola kualitas udara yang lebih bersih dan sehat bagi penghuninya.

Pemerintah DKI Jakarta telah mengambil sejumlah langkah untuk mengurangi polusi udara, seperti pembatasan kendaraan dengan sistem ganjil-genap, pengembangan transportasi publik, dan pengaturan kendaraan ramah lingkungan. Namun, masih banyak yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah ini secara efektif, seperti pengembangan teknologi hijau dan penerapan energi terbarukan.

Masyarakat juga dapat berperan aktif dalam mengurangi polusi udara dengan menggunakan transportasi umum, mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, dan mendukung kebijakan yang lebih ramah lingkungan.

Bagi masyarakat Jakarta, penting untuk memperhatikan indeks kualitas udara (AQI) setiap hari. Ketika kualitas udara masuk dalam kategori sedang atau lebih buruk, disarankan untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan, terutama bagi mereka yang rentan terhadap penyakit pernapasan.

Dengan semakin meningkatnya kesadaran tentang pentingnya udara bersih, diharapkan ada perubahan besar dalam pengelolaan polusi udara di Jakarta. Setiap langkah kecil menuju kota yang lebih hijau dan sehat akan membawa dampak positif bagi kualitas hidup warganya.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved