Sumber foto: Google

Orang Utan Liar Tersengat Listrik Berujung Mati di Palangka Raya

Tanggal: 5 Feb 2025 18:47 wib.
Tampang.com | Sebuah peristiwa tragis terjadi di Palangka Raya, Kalimantan Tengah, pada Jumat (31/1/2025) sore. Seekor orang utan jantan liar berusia sekitar 14 tahun ditemukan mati setelah tersengat listrik di salah satu pemukiman warga di Jalan Tjilik Riwut Km 9, Palangka Raya.

Orang utan yang diperkirakan memiliki bobot sekitar 35 kilogram tersebut diduga berasal dari kawasan hutan di sekitar Sungai Rungan. Pencarian makanan mungkin menjadi alasan primata tersebut berani memasuki pemukiman warga. Pada saat itu, orang utan tersebut terlihat bergelantungan di kabel listrik yang ada di area tersebut.

Namun, malang bagi orang utan tersebut, ia tersengat listrik yang cukup kuat hingga menyebabkan tubuhnya jatuh ke dalam parit di dekat lokasi. Kejadian ini langsung mengundang perhatian warga sekitar.

Setelah insiden tersebut, warga yang menemukan orang utan itu segera menghubungi tim medis dari Yayasan BOSF Nyaru Menteng yang dikenal sebagai organisasi yang menangani satwa liar di Kalimantan. Tim medis dengan sigap melakukan pertolongan pertama kepada primata tersebut, mencoba untuk memberikan perawatan dan mengupayakan keselamatannya.

Namun, meski usaha pertolongan sudah dilakukan, sayangnya nyawa orang utan tersebut tidak dapat diselamatkan. Setelah jatuh ke parit akibat tersengat listrik, kondisinya semakin memburuk dan akhirnya mati. Peristiwa ini menjadi pukulan berat bagi para pihak yang terlibat dalam pelestarian satwa liar, mengingat orang utan merupakan satwa yang dilindungi dan terancam punah.

Menurut para ahli, kejadian ini menggarisbawahi ancaman besar yang dihadapi oleh satwa liar, terutama orang utan, yang sering kali kehilangan habitat alami mereka akibat konversi lahan menjadi pemukiman atau area perkebunan. Kejadian ini juga menjadi pengingat akan pentingnya perlindungan dan pengelolaan habitat bagi satwa liar di hutan Kalimantan.

Orang utan, yang termasuk dalam spesies yang terancam punah, kerap memasuki pemukiman manusia untuk mencari makan ketika sumber daya alam di hutan semakin berkurang. Hal ini sering kali menyebabkan konflik antara manusia dan satwa liar, seperti yang terjadi pada peristiwa tragis ini.

Organisasi pelestarian satwa liar dan berbagai pihak terkait mendesak agar lebih banyak upaya dilakukan untuk mencegah kejadian serupa. Salah satunya dengan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya menjaga jarak dan melindungi satwa liar, serta meminimalkan bahaya yang dapat mengancam kehidupan mereka.

Dengan meningkatnya konversi lahan dan penyusutan habitat alami orang utan, insiden-insiden seperti ini dapat lebih sering terjadi jika tidak ada langkah nyata yang diambil untuk melindungi mereka.

Tragedi ini mengingatkan kita bahwa pelestarian satwa liar, khususnya orang utan, memerlukan perhatian lebih dari semua pihak. Keberadaan mereka yang semakin terancam membutuhkan dukungan penuh dari masyarakat, pemerintah, serta organisasi pelestarian. Agar tragedi serupa tidak terjadi lagi, kita semua harus lebih peduli terhadap lingkungan sekitar, serta melindungi habitat alami satwa liar yang semakin terbatas.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved