Olo: Warna Misterius yang Tak Bisa Dilihat Manusia Tanpa Teknologi Canggih, Apa Sebenarnya yang Dilihat Para Ilmuwan?
Tanggal: 24 Apr 2025 08:31 wib.
Dalam sebuah penemuan mengejutkan yang menantang batas persepsi manusia, para peneliti dari University of California, Berkeley, Amerika Serikat, berhasil menciptakan sebuah warna baru yang belum pernah terlihat oleh mata manusia sebelumnya. Warna ini dinamakan “olo”, dan hanya lima orang di dunia yang diklaim pernah melihatnya—semuanya adalah ilmuwan yang terlibat dalam eksperimen rahasia ini.
Warna olo digambarkan sebagai gradasi biru kehijauan dengan kejenuhan ekstrem, yang tidak dapat terjadi secara alami dalam sistem visual manusia. Uniknya, warna ini tidak mungkin muncul hanya melalui cahaya biasa—melainkan membutuhkan intervensi teknologi mutakhir yang langsung menstimulasi sel-sel reseptor cahaya di retina mata manusia.
Asal-Usul Warna “Olo”: Bukan dari Alam, Tapi dari Teknologi
Penemuan warna ini bukan hasil dari pencampuran cat atau manipulasi digital biasa. Warna olo muncul dalam konteks eksperimen ilmiah yang sangat spesifik. Melalui laporan yang dikutip dari SBS News, eksperimen ini dilakukan dengan sistem bernama Oz, sebuah teknologi berbasis laser yang menembakkan denyut cahaya langsung ke retina manusia untuk menstimulasi sel fotoreseptor secara presisi tinggi.
Sebagaimana diketahui, retina manusia terdiri dari tiga jenis sel kerucut (cone cells) yang masing-masing bertugas mendeteksi warna tertentu:
S untuk cahaya biru
M untuk hijau
L untuk merah
Dalam penglihatan normal, rangsangan pada salah satu sel biasanya juga akan mengaktifkan dua sel lainnya karena sifatnya yang saling tumpang tindih. Namun dengan sistem Oz, para ilmuwan berhasil mengaktifkan hanya sel M secara tunggal, sesuatu yang tidak bisa terjadi dalam penglihatan alami manusia.
Hasil dari aktivasi murni sel M inilah yang menciptakan sinyal visual yang belum pernah muncul sebelumnya—dan dinamakan “olo”.
Teknologi Oz: Membuka Pintu Menuju Warna-Warna Baru
Dalam makalah ilmiah yang diterbitkan oleh tim peneliti, mereka menyatakan bahwa sistem Oz membuka potensi baru dalam eksplorasi persepsi visual manusia. Dengan teknologi ini, tidak hanya dimungkinkan untuk menciptakan warna di luar spektrum alami, tetapi juga menjadi solusi potensial bagi penderita buta warna, karena sistem ini dapat diatur untuk menguji seberapa fleksibel (plastis) sistem penglihatan manusia dalam merespons rangsangan warna buatan.
“Usaha kami menstimulasi sel M secara murni menghasilkan pengalaman visual yang belum pernah dirasakan sebelumnya oleh manusia,” tulis para ilmuwan.
Siapa Saja yang Pernah Melihat Warna Olo?
Hingga saat ini, hanya lima orang yang pernah merasakan pengalaman langka melihat warna olo. Mereka adalah tiga peneliti dari UC Berkeley dan dua ilmuwan dari University of Washington yang menjadi sukarelawan dalam eksperimen tersebut.
Karena warna ini hanya bisa muncul melalui stimulasi buatan di retina, tidak ada cara alami untuk melihat olo. Mata manusia tidak bisa menangkapnya tanpa bantuan teknologi seperti Oz.
Nama “olo” sendiri diambil dari kode biner “010”, yang mencerminkan aktivasi eksklusif dari sel kerucut M (tengah). Nama ini mempertegas keunikan warna tersebut, sekaligus menandai bahwa olo lahir dari rekayasa ilmiah, bukan fenomena alam.
Apakah “Olo” Benar-Benar Warna Baru?
Meski penemuan ini disambut antusias oleh banyak kalangan ilmiah, tidak sedikit juga yang menganggap bahwa klaim “warna baru” masih perlu diperdebatkan lebih lanjut. Salah satunya adalah Profesor John Barbur, ahli penglihatan dari University of London, yang menyampaikan bahwa persepsi warna sangat tergantung pada kombinasi sinyal dari berbagai jenis sel kerucut.
Menurut Barbur, meskipun pencapaian menstimulasi satu jenis cone secara selektif ini sangat luar biasa, klaim bahwa olo adalah warna baru secara definitif belum bisa dipastikan. Faktor-faktor seperti intensitas cahaya dan konteks visual turut memengaruhi bagaimana otak menafsirkan sinyal warna.
Makna di Balik Olo: Evolusi Cara Manusia Melihat Dunia?
Terlepas dari pro dan kontra, penemuan olo membuka diskusi besar tentang batasan sistem visual manusia dan bagaimana teknologi bisa memperluasnya. Jika selama ini kita percaya bahwa mata kita hanya bisa melihat warna-warna dalam spektrum tertentu, maka eksperimen ini menjadi pembuka mata bahwa persepsi bisa direkayasa, bahkan ditambah dimensi baru yang sebelumnya tak terpikirkan.
Bukan tidak mungkin, di masa depan teknologi seperti Oz dapat digunakan untuk mendesain warna-warna baru bagi dunia seni, mode, hingga industri hiburan. Bayangkan bisa “melihat” warna yang belum pernah ada di dunia ini—sebuah pengalaman eksklusif yang mungkin akan menjadi revolusi dalam dunia persepsi visual.
Kesimpulan:
Warna olo bukan sekadar penemuan unik dalam dunia optik. Ia adalah simbol bahwa batas persepsi manusia masih bisa dijelajahi lebih jauh dengan sains dan teknologi. Meskipun belum bisa diakses oleh masyarakat luas, olo menunjukkan bahwa apa yang kita lihat hari ini belum tentu mencerminkan seluruh kenyataan yang bisa dilihat esok hari.
Jika warna adalah cara kita memahami dunia, maka olo adalah undangan untuk melihat dunia dari sudut pandang yang belum pernah ada sebelumnya.