Netanyahu Marah RS Kena Rudal Iran, Apakabar Rumah Sakit di Gaza?
Tanggal: 20 Jun 2025 22:53 wib.
PM Israel Netanyahu geram saat rumah sakit di selatan Israel dihantam rudal Iran. Kemarahan ini mencuat setelah serangan yang mengganggu stabilitas di daerah perbatasan dan menyebabkan luka-luka di antara warga sipil. Namun, kemarahan Netanyahu ini dianggap ironis di tengah banyaknya serangan yang dilakukan oleh pasukan Israel terhadap rumah sakit di Gaza. Dalam konflik yang berlangsung antara Israel dan Hamas, rumah sakit sering kali menjadi sasaran serangan. Israeli mengklaim bahwa mereka menargetkan militan Hamas yang bersembunyi di dalam fasilitas kesehatan, tetapi realitas di lapangan sering kali menunjukkan sebaliknya.
Serangan yang menghantam rumah sakit di selatan Israel menjadi momen krisis yang membuat Netanyahu berteriak minta pertolongan kepada masyarakat internasional. Ia menuding Iran sebagai dalang di balik serangan tersebut, meyakinkan bahwa Israel tidak akan tinggal diam terhadap ancaman seperti ini. Namun, kritik datang silih berganti karena banyak yang mempertanyakan konsistensi sikap Israel terhadap serangan rumah sakit.
Sementara itu, dampak dari serangan terhadap rumah sakit di Gaza sangat menghancurkan. Menurut laporan dari berbagai lembaga kemanusiaan, rumah sakit di Gaza sudah beroperasi dengan kondisi yang sangat buruk. Kekurangan pasokan medis dan listrik membuat pasien terpaksa dirawat dalam kondisi yang tidak layak. Banyak staf medis yang terpaksa bekerja meskipun menerima ancaman dari serangan udara Israel. Dalam beberapa kasus, rumah sakit menjadi tempat perlindungan bagi orang-orang yang melarikan diri dari gebrakan militer, tetapi malah menjadi target serangan.
Ironisnya, ketika Netanyahu marah atas serangan rudal Iran, data menunjukkan lebih dari seribu warga sipil termasuk anak-anak dan wanita di Gaza telah kehilangan nyawa akibat serangan yang ditargetkan kepada mereka. Pihak Israel berdalih bahwa mereka hanya menargetkan militan Hamas, dan menyerang lokasi-lokasi yang dianggap sebagai basis operasi kelompok tersebut. Namun, serangan tersebut sering kali mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit di kalangan warga sipil.
Kritik terhadap Israel juga datang dari masyarakat internasional, yang semakin khawatir tentang keberlanjutan konflik ini dan dampaknya terhadap warga sipil. Dengan adanya serangan ke rumah sakit, hak asasi manusia menjadi perhatian utama. Banyak aktivis menganggap bahwa apa yang terjadi di Gaza merupakan pelanggaran berat terhadap norma-norma internasional yang seharusnya melindungi fasilitas kesehatan dan warga sipil dalam situasi perang.
Kepala Badan Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan pentingnya menjaga rumah sakit dan tenaga kesehatan sebagai zona aman. Namun, skeptisisme terhadap komitmen Israel untuk mengamankan fasilitas-fasilitas ini terus meningkat. Sebagai contoh, beberapa laporan menyebutkan bahwa serangan yang terjadi di rumah sakit Gaza tidak hanya menghancurkan bangunan fisik tetapi juga menimbulkan trauma psikologis yang dalam bagi masyarakat yang telah lama hidup dalam ketakutan.
Pemimpin dunia harus mempertimbangkan dampak jangka panjang dari konflik ini. Ketegangan yang terus meningkat dapat menyebabkan lebih banyak penderitaan bagi orang-orang yang tidak bersalah. Sebelum melontarkan kritik terhadap serangan dari Iran, mungkin sudah saatnya bagi Netanyahu dan pemerintah Israel untuk mengevaluasi tindakan mereka di Gaza dan dampaknya terhadap masyarakat sipil yang menjadi korban perang ini.