Momen Haji Difoto dari Luar Angkasa: Pesan Menyentuh Astronaut Muslim yang Bikin Dunia Tersentuh
Tanggal: 30 Jun 2025 22:17 wib.
Ibadah Haji selalu menjadi momen penuh kekhusyukan bagi umat Islam di seluruh dunia. Setiap tahunnya, jutaan Muslim berkumpul di Tanah Suci untuk menjalankan rukun Islam kelima ini, menandai peristiwa spiritual yang sangat sakral. Namun, ada yang berbeda di tahun 2025. Keindahan momen tersebut berhasil diabadikan dari sudut pandang yang sangat langka—langsung dari luar angkasa.
Seorang astronaut Muslim bernama Sultan Al-Neyadi, yang sedang bertugas di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), berhasil mengambil gambar prosesi Haji dari orbit Bumi. Al-Neyadi merupakan perwakilan dari MBR Space Center, dan ia juga menjadi astronaut Islam pertama dari Uni Emirat Arab yang menjalankan misi luar angkasa jangka panjang.
Melalui akun media sosialnya, Al-Neyadi membagikan foto-foto tersebut kepada publik, memperlihatkan penampakan prosesi wukuf di Arafah, salah satu ritual paling penting dalam rangkaian ibadah Haji. Tak hanya mengunggah foto, ia juga menyertakan pesan reflektif yang menyentuh hati banyak orang.
“Hari ini adalah Hari Arafah, hari yang sangat penting dalam ibadah Haji. Ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa iman bukan hanya tentang kepercayaan, tetapi juga diwujudkan melalui tindakan dan refleksi mendalam,” tulis Al-Neyadi dalam unggahannya.
Ia menambahkan, “Semoga peristiwa ini menginspirasi kita semua untuk memperjuangkan cinta, rendah hati, dan persatuan.” Pesan spiritual ini terasa sangat kuat, terutama karena datang dari sosok yang sedang berada ribuan kilometer di atas permukaan Bumi, mengamati umat manusia dalam titik berkumpul yang sangat suci.
Sultan Al-Neyadi bukanlah satu-satunya Muslim yang pernah menjelajahi luar angkasa. Sebelumnya, pada tahun 1985, Pangeran Sultan bin Salman Al-Saud dari Arab Saudi menjadi astronaut Muslim pertama yang terbang ke luar angkasa, dan ia melaksanakan misinya selama bulan Ramadan.
Namun, misi Al-Neyadi jauh lebih panjang dan kompleks. Dalam perjalanannya di antariksa, ia dijadwalkan melaksanakan setidaknya 19 eksperimen ilmiah, termasuk penelitian mengenai efek radiasi luar angkasa terhadap tubuh manusia, gangguan tidur, nyeri punggung, hingga studi tentang bahan dan sains material. Keterlibatannya dalam proyek ilmiah besar ini menjadikannya bukan hanya simbol spiritual, tetapi juga perwakilan kemajuan umat Islam dalam bidang sains dan teknologi.
Momen keberadaan Al-Neyadi di luar angkasa tidak hanya berhenti pada peristiwa Haji. Ia juga turut merayakan Tahun Baru Hijriah dari luar angkasa. Dalam sebuah unggahan lain, ia menampilkan gambar bulan sabit pertama yang terlihat dari orbit, menandai masuknya tahun baru dalam kalender Islam.
“Bersamaan dengan datangnya Tahun Baru Hijriah, saya ingin mengingatkan bahwa setiap momen adalah senja dari awal yang baru—kesempatan untuk tumbuh, belajar, dan menjelajah. Semoga tahun ini membawa berkah, kebahagiaan, dan penemuan yang berarti untuk kita semua,” tulisnya, seraya menyampaikan doa dan harapan kepada umat Islam di seluruh dunia.
Apa yang dilakukan oleh Sultan Al-Neyadi tidak hanya menyatukan unsur spiritual dan sains, tetapi juga memberikan dimensi baru dalam cara kita memaknai ibadah. Dari sudut pandang luar angkasa, ia menyampaikan pesan universal tentang keimanan, refleksi diri, dan harapan akan masa depan yang lebih baik.
Dalam dunia yang sering kali dipenuhi konflik dan perpecahan, momen seperti ini menjadi pengingat bahwa ada hal-hal yang masih bisa menyatukan manusia—entah itu melalui ibadah, ilmu pengetahuan, atau sekadar menyaksikan keindahan Bumi dari luar angkasa.
Fenomena ini juga menegaskan bahwa spiritualitas dan sains bukanlah dua hal yang saling bertentangan. Justru, keduanya bisa saling melengkapi, mendorong manusia untuk terus mengeksplorasi alam semesta sambil tetap terhubung dengan nilai-nilai kemanusiaan dan keimanan.
Dengan pencapaiannya ini, Sultan Al-Neyadi menjadi simbol penting bagi umat Islam modern. Ia menunjukkan bahwa seorang Muslim bisa menjalani kehidupan spiritual yang mendalam, sekaligus menjadi bagian dari barisan ilmuwan dan peneliti global yang berkontribusi untuk masa depan umat manusia.
Bagi jutaan umat Muslim yang baru saja menyelesaikan rangkaian ibadah Haji dan kembali ke Tanah Air sejak pertengahan Juni 2025, unggahan dan pesan Al-Neyadi menjadi penutup yang indah. Ia mengajak kita semua untuk tidak hanya melihat ibadah sebagai rutinitas, tetapi sebagai proses pertumbuhan pribadi dan kolektif, bahkan hingga ke luar batas planet ini.