Momen Gus Miftah Rangkul Pedagang Es Teh yang Viral di Pompesnya, Langsung Jadikan Banser
Tanggal: 8 Des 2024 18:34 wib.
Sosok Gus Miftah, seorang tokoh agama yang dikenal karena kehangatannya dalam berdakwah dan menyampaikan pesan-pesan toleransi, akhir-akhir ini kembali menjadi perbincangan hangat di media sosial. Kejadian ini bermula dari video yang viral di mana Gus Miftah merangkul seorang pedagang es teh yang kemudian disebut-sebut sebagai Son Haji.
Kejadian ini menjadi perhatian publik karena sebelumnya terjadi polemik antara Gus Miftah dan Son Haji terkait dengan ucapan yang merendahkan dari pihak Gus Miftah. Mendapati hal tersebut, Gus Miftah pun memutuskan untuk datang ke rumah Son Haji untuk meminta maaf secara langsung.
Setelah kedatangan Gus Miftah untuk memberikan permintaan maaf, Son Haji juga mengambil langkah untuk melakukan kunjungan balasan ke Ponpes Ora Aji dengan diantar oleh sejumlah anggota keluarganya. Kedua belah pihak sepakat untuk berdamai demi meredam polemik yang terjadi akibat konflik sebelumnya.
Namun, tak hanya sebatas itulah. Dalam aksi versi Gus Miftah, Son Haji bahkan pernah dijadikan anggota Banser, upaya untuk mendinginkan suasana dan meneguhkan semangat perdamaian. Son Haji pun diberi seragam lengkap sehingga dapat dikatakan resmi menjadi anggota Banser.
Gus Miftah yang dikenal sebagai salah satu pendakwah yang aktif dalam memberikan pesan-pesan perdamaian dan toleransi antar umat beragama, kali ini turut memberikan contoh nyata bahwa perdamaian memang dapat terwujud jika kedua belah pihak mampu untuk menyadari kesalahannya dan berdamai. Hal ini pun menjadi sebuah contoh bagi masyarakat bahwa konflik dapat diselesaikan dengan kepala dingin dan sikap yang bijak.
Peristiwa ini juga menjadi pelajaran bagi kita semua bahwa perdamaian dapat tercapai melalui dialog dan kebersamaan, yang nantinya akan menjadikan masyarakat menjadi lebih harmonis dan damai. Gus Miftah dan Son Haji telah menunjukkan kepada publik bahwa kesalahan yang terjadi dalam suatu konflik dapat diakui dan diperbaiki, sehingga tidak menimbulkan permusuhan yang semakin membesar.
Dalam konteks Banser, upaya untuk melibatkan Son Haji sebagai anggota Banser juga melambangkan sikap inklusif dan keberagaman yang dijunjung tinggi oleh organisasi tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa Banser tidak hanya hadir sebagai upaya menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, tetapi juga sebagai wadah untuk mempererat tali silaturahmi antar umat beragama. Keputusan untuk mengangkat Son Haji sebagai anggota Banser juga menunjukkan sikap terbuka dan integratif dari masyarakat dan organisasi tersebut.
Momen Gus Miftah yang merangkul Son Haji dan kemudian mengajaknya untuk bergabung dalam Banser tentu menjadi sebuah catatan penting bagi kita semua. Semoga keberanian dan kebijaksanaan mereka dalam meredam konflik dan menebarkan pesan perdamaian ini dapat menjadi inspirasi bagi kita semua dalam menjaga keharmonisan dan kedamaian di masyarakat. Semoga kita semua dapat belajar dari momen-momen seperti ini, bahwa perdamaian bukanlah hal yang mustahil untuk dicapai.
Dengan demikian, peristiwa ini tidak hanya menjadi momen hangat dan menggugah hati, tetapi juga menjadi pelajaran berharga bagi kita semua tentang pentingnya sikap terbuka, dialog, dan semangat untuk mempererat tali persaudaraan dalam rangka menjaga perdamaian di tengah-tengah masyarakat. Gus Miftah dan Son Haji telah menunjukkan kepada kita bahwa perdamaian sesungguhnya dapat terwujud jika kita mampu menyadari kesalahan, berdamai, dan mengedepankan semangat persaudaraan.
Dengan begitu, momen Gus Miftah merangkul pedagang es teh yang viral di Pompesnya dan kemudian menjadikannya anggota Banser telah menjadi bukti konkret bahwa perdamaian dan toleransi dapat diwujudkan melalui sikap bijak, kesediaan untuk berdamai, dan semangat persaudaraan. Karya-karya perdamaian semacam ini patut dijadikan contoh bagi kita semua dalam menjaga persatuan dan kesatuan di tengah-tengah masyarakat.