Misteri Unta Liar Australia: Kenapa Negeri Ini Punya Populasi Terbanyak di Dunia?
Tanggal: 5 Mei 2025 20:41 wib.
Saat mendengar kata "unta", banyak orang mungkin langsung membayangkan gurun pasir di Timur Tengah atau Afrika Utara. Namun, kenyataan yang mencengangkan justru terjadi di belahan bumi selatan: Australia menjadi negara dengan populasi unta liar terbanyak di dunia. Fakta unik ini bahkan tercatat resmi dalam Guinness Book of Records.
Meskipun jumlah total unta di Australia mungkin tidak sebanyak di negara-negara Timur Tengah seperti Arab Saudi atau di Afrika seperti Sudan dan Somalia, ada perbedaan besar dalam cara hewan ini hidup. Di negara-negara Timur Tengah dan Afrika, unta merupakan bagian penting dari budaya dan ekonomi. Mereka dijinakkan dan digunakan sebagai alat transportasi, sumber makanan, hingga sebagai bagian dari tradisi masyarakat. Sebaliknya, di Australia, unta hidup bebas sebagai hewan liar dan kini justru menjadi sumber masalah lingkungan.
Asal Usul Unta di Negeri Kanguru
Bertentangan dengan anggapan umum, unta bukanlah spesies asli Australia. Mereka tidak berevolusi di benua tersebut dan tidak masuk secara alami. Unta berasal dari wilayah utara Amerika jutaan tahun lalu dan bermigrasi ke Asia melalui jembatan darat di Selat Bering. Di Asia dan Afrika, mereka beradaptasi dengan baik dan menyebar ke berbagai wilayah. Namun, karena tidak bisa menyeberangi garis geografis seperti Garis Wallace atau bersembunyi di kapal seperti tikus atau kucing, unta tidak pernah mencapai Australia secara alami.
Kehadiran unta di Australia dimulai saat masa kolonial Inggris. Unta dibawa ke sana sebagai alat bantu transportasi, khususnya dalam proyek besar pembangunan jalur telegraf yang membelah gurun Australia. Karena lanskap Australia yang kering dan keras, unta sangat cocok dijadikan kendaraan. Untuk mengoperasikan hewan-hewan ini, pemerintah kolonial mempekerjakan para pengendara unta dari kawasan Asia Selatan, terutama dari wilayah yang kini dikenal sebagai Afghanistan dan Pakistan.
Dari Alat Transportasi Menjadi Hama Lingkungan
Seiring berkembangnya teknologi dan hadirnya kendaraan bermotor, peran unta mulai tergeser. Banyak dari hewan-hewan ini dilepaskan atau lepas secara tidak sengaja ke alam liar. Lingkungan Australia yang minim predator dan tandus membuat unta bisa berkembang biak dengan sangat cepat tanpa banyak gangguan.
Dalam beberapa dekade, populasi unta liar meledak. Menurut laporan dari IFLScience, pertumbuhan populasi unta di Australia cukup drastis hingga memaksa pemerintah setempat untuk mengambil langkah-langkah penanganan serius.
Diperkirakan saat ini ada ratusan ribu hingga lebih dari satu juta unta liar yang berkeliaran di bagian tengah Australia. Bahkan, pernah dilakukan program pemusnahan yang berhasil mengurangi sekitar 100.000 ekor unta, namun itu hanya menyentuh sebagian kecil dari total populasi.
Ancaman Serius bagi Ekosistem Asli Australia
Australia dikenal memiliki keanekaragaman hayati yang unik, termasuk spesies-spesies endemik yang tidak ditemukan di belahan dunia lain. Sebelum masuknya unta, hewan darat terbesar di Australia adalah kanguru. Masuknya unta ke ekosistem ini menimbulkan ketidakseimbangan serius.
Unta dikenal sebagai pemakan tumbuhan yang rakus dan bisa meminum air dalam jumlah luar biasa banyak setelah berhari-hari tidak minum. Akibatnya, banyak sumber makanan dan air yang semula menjadi andalan spesies asli, seperti kanguru dan burung-burung langka, menjadi langka atau bahkan habis. Beberapa spesies endemik terancam punah karena kalah bersaing dengan unta dalam mencari makanan dan air.
Selain itu, unta-unta ini merusak tanaman asli, menyebabkan erosi tanah, dan bahkan masuk ke kawasan permukiman untuk mencari air saat musim kemarau panjang melanda. Hal ini membuat konflik antara manusia dan satwa liar semakin sering terjadi.
Sisi Positif yang Tak Terduga
Meski dianggap sebagai ancaman ekologis, unta juga memiliki sisi positif yang jarang disorot. Salah satu kontribusi mereka adalah membantu mengendalikan pertumbuhan rumput liar di Australia. Rumput liar ini sering kali menjadi bahan bakar alami bagi kebakaran hutan dan lahan yang kerap melanda Australia setiap musim panas. Dengan memakan tumbuhan ini, unta secara tidak langsung membantu mengurangi risiko kebakaran besar.
Beberapa pihak juga mulai melirik potensi ekonomi dari populasi unta ini. Daging unta mulai dipertimbangkan sebagai sumber protein alternatif. Selain itu, susu unta juga mulai dikembangkan sebagai komoditas bernilai tinggi karena kandungan gizinya yang dipercaya lebih baik dari susu sapi dalam beberapa aspek.
Tantangan dan Upaya Penanganan
Pemerintah Australia saat ini masih terus mencari solusi yang berkelanjutan untuk mengendalikan populasi unta liar tanpa merusak ekosistem lebih jauh. Strategi yang dipertimbangkan meliputi pengawasan populasi, pemanfaatan sebagai komoditas peternakan, hingga kerja sama dengan masyarakat adat yang memiliki pengetahuan lokal dalam mengelola satwa liar.
Namun, tantangan tetap besar. Mengingat luasnya wilayah pedalaman Australia dan sulitnya akses, penanganan secara menyeluruh membutuhkan biaya, tenaga, dan koordinasi yang tidak sedikit.