Sumber foto: CNBC Indonesia

Misteri Mumi 'Yang Tak Tersentuh' Mesir: Teknik Mumifikasi Unik yang Tak Bisa Dibuka Hingga Kini!

Tanggal: 27 Mar 2025 12:44 wib.
Mumi yang dikenal sebagai Bashiri, atau yang lebih dikenal dengan sebutan "Yang Tak Tersentuh", pertama kali ditemukan hampir seabad yang lalu di lembah terkenal, Lembah Para Raja, di kota kuno Luxor, Mesir. Penemuan mumi ini masih menyimpan rahasia yang dalam karena tak seorang pun ilmuwan berani menyentuhnya. Keberadaan mumi ini bukan hanya sekadar peninggalan sejarah, tetapi juga menjadi simbol dari kebudayaan dan teknik mumifikasi yang sangat maju pada masanya.

Mengutip pendapat dari Euro News, arkeolog Mesir kuno, Howard Carter, adalah sosok yang menemukan mumi Bashiri pada tahun 1919, hanya tiga tahun sebelum ia menemukan makam legendaris milik Tutankhamun. Mumi Bashiri menyimpan berbagai misteri, di antaranya adalah identitas jenazahnya yang belum dapat dipecahkan hingga saat ini. Upaya untuk membuka kain pembalseman yang membungkus mumi ini menjadi risiko yang sangat besar, karena bisa merusak teknik unik yang digunakan dalam proses mumifikasinya.

Metode pengikatan kain pembalseman yang digunakan pada mumi ini juga menjadi perdebatan. Unik dan belum pernah terlihat pada mumi lain, pengemasan ini menciptakan pola rumit pada wajah mumi yang menyerupai piramida, salah satu ikon terbesar Mesir kuno. Hal ini memberikan kita sedikit gambaran tentang pentingnya status orang yang dimakamkan di dalamnya. Namun, identitas mendiang tetap tidak terungkap, karena tindakan membuka kain tersebut dapat menghancurkan satu-satunya contoh teknik mumifikasi yang ada saat ini.

Para ilmuwan telah mengandalkan teknologi modern untuk menggali lebih dalam terkait mumi ini, tanpa harus menyentuhnya. Melalui pemindaian CT dan sinar-X, yang dilakukan secara tidak langsung, para peneliti menemukan fakta menarik bahwa mumi Bashiri adalah seorang pria dengan tinggi sekitar 167 sentimeter. Peneliti yakin bahwa mumi ini berasal dari periode Ptolemeus, sekitar abad ke-2 hingga awal abad ke-3 SM, ketika seni mumifikasi mencapai puncaknya dan berbagai teknik inovatif mulai diperkenalkan.

Saat ini, mumi Bashiri disimpan di Museum Mesir yang terletak di Kairo. Kain dan gambar yang menutupi wajahnya mengandung desain yang menyerupai arsitektur piramida Mesir, mencerminkan penghormatan dan status tinggi dari orang yang terikat di dalamnya. Namun, banyak yang bertanya-tanya, mengapa para ilmuwan merasa keberatan untuk membongkar mumi ini?

Membuka kain pembalseman pada umumnya menjadi cara yang paling langsung untuk menggali informasi lebih lanjut mengenai individu di dalamnya. Namun, kain yang membungkus mumi Bashiri sangat halus dan rapuh, sehingga menyentuhnya akan berpotensi menghancurkan satu-satunya contoh teknik mumifikasi yang diketahui. Mengingat nilai sejarah dan ilmiah yang sangat tinggi, ilmuwan merasa perlu untuk menghindari tindakan yang bisa merusak keunikan mumi tersebut.

Oleh karena itu, metode non-invasif seperti pemindaian CT dan sinar-X menjadi pilihan utama para peneliti untuk menyelidiki mumi yang masih menjadi misteri ini. Dengan mempelajari penampilan dekoratif pada mumi, para ahli berharap bisa menemukan petunjuk tentang kedudukan sosial orang tersebut semasa hidupnya. Misalnya, kuncir lateral di dadanya. Dikenal dengan beberapa baris manik-manik dan dihiasi duri berbentuk kepala elang, pola ini dianggap sebagai tanda kekayaan dan pengaruh dalam kehidupan sosial saat itu.

Selain itu, korset yang menyelimuti tubuh mumi Bashiri juga menarik perhatian. Korset ini menampilkan adegan-adegan yang melambangkan almarhum tengah beristirahat di tempat tidur, dikelilingi oleh dewa-dewa yang penting seperti Isis dan Nephthys. Bahkan, di sampingnya, terdapat gambaran dari empat putra dewa Horus yang merupakan anak dari Dewi Isis, menggambarkan kekuatan dan perlindungan di dunia akhirat. 

Lapisan di kaki mumi Bashiri pun tidak kalah menarik, memuat dua penggambaran dewa Anubis, dewa yang dikenal dalam penguburan di Mesir Kuno. Rincian-detail ini menunjukkan bahwa orang yang terpendam dalam mumi ini adalah sosok yang sangat kaya dan memiliki posisi penting dalam hirarki sosial, namun upaya untuk mengungkap nama dan identitasnya tetap menemui jalan buntu.

Hanya ada satu petunjuk yang masih tersisa mengenai identitas mumi Bashiri. Di dalam makamnya terdapat prasasti yang tampaknya ditulis dengan tergesa-gesa, kemungkinan besar merupakan nama Bashiri atau Neno, namun hingga saat ini para ahli belum dapat memastikan nama yang benar. Dengan berbagai tantangan dan metode yang telah digunakan, peneliti masih tetap berkomitmen menggunakan metode non-invasif dalam mempelajari mumi yang luar biasa ini.

Pada akhirnya, mumi Bashiri tetap tertutup dalam mistik dan misteri yang sulit dipecahkan dalam sejarah, membuat banyak peneliti dan penggemar sejarah Mesir kuno terus berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar identitas dan asal-usulnya. Misi penelitian ini bukan hanya sekadar mengungkap fakta-fakta baru, tetapi juga menghormati warisan yang ditinggalkan oleh para leluhur yang pernah hidup dalam peradaban mengagumkan ini.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved