Sumber foto: iStock

Misteri Kayu Gaharu: Wewangian Favorit Nabi yang Jadi Harta Karun Indonesia

Tanggal: 5 Apr 2025 19:25 wib.
Lebaran sering kali identik dengan tradisi menggunakan wewangian untuk menyegarkan tubuh sebelum beribadah dan bersilaturahmi. Salah satu jenis wewangian yang memiliki sejarah panjang dan nilai tinggi adalah kayu gaharu, yang ternyata menjadi favorit Nabi Muhammad SAW. Namun, tahukah Anda bahwa gaharu bukan tanaman asli Arab? Justru, Indonesia menjadi salah satu sumber utama dari kayu bernilai tinggi ini.

Kayu Gaharu dalam Tradisi Islam

Dalam banyak riwayat, Nabi Muhammad SAW dikenal sering menggunakan parfum sebelum beribadah. Salah satu hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari menyebutkan bahwa Rasulullah menganjurkan umat Islam untuk memakai wewangian jika memilikinya:

"Sesungguhnya Allah mempunyai hak atas setiap Muslim untuk mandi setiap tujuh hari. Jika ia mempunyai wewangian, hendaklah dipergunakan." (HR Bukhari).

Tak hanya itu, dalam kitab Akhlaq an-Nabi wa Adabuhu karya Abu asy-Syaikh al-Ashbahani, disebutkan bahwa Aisyah RA mengungkapkan bahwa wewangian favorit Nabi adalah kayu gaharu atau ud (Agarwood). Aroma khas dari kayu ini memiliki nilai spiritual tinggi dan sering digunakan dalam berbagai ritual keagamaan di dunia Islam.

Tanaman Langka yang Bernilai Tinggi

Meskipun begitu digemari di Timur Tengah, kayu gaharu bukanlah tanaman asli wilayah tersebut. Pohon gaharu hanya tumbuh di beberapa negara di Asia Tenggara dan Asia Selatan, termasuk Indonesia, Thailand, Kamboja, Laos, Vietnam, Malaysia, India, Bangladesh, Filipina, dan Papua Nugini.

Kayu ini menjadi sangat bernilai karena sifatnya yang langka dan sulit diperoleh. Pohon gaharu hanya menghasilkan resin beraroma khas jika terinfeksi jamur atau mikroba tertentu. Proses ini adalah reaksi alami dari pohon dalam melawan infeksi, yang pada akhirnya menciptakan aroma yang sangat khas dan bernilai tinggi. Namun, hanya sekitar 7-10% pohon gaharu yang mengalami infeksi ini secara alami, sehingga membuatnya semakin langka dan mahal.

Gaharu dalam Sejarah Peradaban Dunia

Sejarah mencatat bahwa penggunaan gaharu telah terjadi jauh sebelum zaman Nabi Muhammad. Sekitar 1500 SM, masyarakat India sudah menggunakan kayu ini untuk keperluan keagamaan. Sementara itu, pada tahun 700 M, masyarakat Tiongkok mulai memanfaatkan gaharu sebagai bahan dasar parfum dan untuk upacara keagamaan.

Di Nusantara sendiri, kayu gaharu sudah menjadi komoditas penting sejak era perdagangan kuno. Jalur perdagangan antara Arab dan Nusantara yang telah berlangsung sejak abad ke-6 dan 7 Masehi memungkinkan ekspor gaharu ke Timur Tengah. Bahkan, dalam literatur kolonial, gaharu disebut sebagai salah satu barang paling bernilai dari Sumatera.

Bukti lain dari pentingnya gaharu dalam sejarah perdagangan Indonesia dapat ditemukan dalam buku terbitan tahun 1906 berjudul Houtsoorten van Nederlandsch Oost-Indië karya Frederik Willem van Eeden. Buku ini mencatat bahwa kayu gaharu tidak hanya digunakan sebagai bahan parfum, tetapi juga sebagai material bangunan karena teksturnya yang kuat dan tahan lama.

Harga Fantastis di Pasar Internasional

Seiring berjalannya waktu, harga kayu gaharu semakin melonjak. Kualitas terbaik dari gaharu Indonesia dapat mencapai harga Rp 53 juta per kilogram di dalam negeri, sementara di pasar internasional harganya bisa meroket hingga Rp 133 juta per kilogram.

Permintaan tinggi terhadap gaharu berasal dari industri parfum, obat-obatan herbal, dan bahkan kosmetik mewah. Banyak merek parfum kelas dunia menggunakan ekstrak gaharu sebagai bahan utama karena aromanya yang tahan lama dan memiliki kesan eksklusif.

Pelestarian Gaharu untuk Masa Depan

Meskipun memiliki nilai ekonomi yang tinggi, eksploitasi gaharu yang berlebihan dapat mengancam keberadaannya di alam. Oleh karena itu, berbagai upaya konservasi dilakukan, termasuk budidaya gaharu secara buatan dengan metode inokulasi jamur untuk mempercepat produksi resin wangi tanpa harus menunggu infeksi alami.

Indonesia sebagai salah satu produsen utama gaharu memiliki potensi besar untuk mengembangkan industri ini dengan cara yang lebih berkelanjutan. Dengan strategi pengelolaan yang baik, gaharu tidak hanya menjadi harta karun yang bernilai ekonomi tinggi, tetapi juga dapat terus dilestarikan untuk generasi mendatang.

Kayu gaharu bukan sekadar wewangian biasa, tetapi juga memiliki nilai sejarah, spiritual, dan ekonomi yang sangat tinggi. Sebagai salah satu sumber utama gaharu, Indonesia memegang peranan penting dalam pasokan global komoditas ini.

Dengan harga yang terus meningkat dan manfaatnya yang beragam, tak heran jika gaharu dijuluki sebagai 'harta karun' asli Indonesia yang telah dikenal sejak zaman Nabi Muhammad. Maka, sudah selayaknya kita menjaga dan mengembangkan industri gaharu secara berkelanjutan agar tetap bisa dinikmati oleh generasi yang akan datang.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved