Sumber foto: iStock

Misteri Hutan Hantu di Amerika: Bukti Nyata Bencana Iklim yang Tak Terhindarkan

Tanggal: 29 Apr 2025 14:15 wib.
Di sepanjang pesisir timur Amerika Serikat, sebuah fenomena mengerikan namun nyata tengah berkembang: munculnya "hutan hantu" atau ghost forests. Dari Teluk Chesapeake hingga garis pantai Atlantik, kita bisa melihat pemandangan yang memilukan — pohon-pohon cedar dan pinus mati berdiri kaku, seperti monumen bisu yang mengisyaratkan perubahan drastis dalam ekosistem pesisir.

Fenomena ini telah berlangsung sejak akhir abad ke-19, seiring dengan semakin banyaknya air asin yang meresap ke dalam tanah akibat naiknya permukaan laut. Tanah yang dulunya subur kini menjadi terlalu asin untuk menopang kehidupan pohon. Seiring waktu, jutaan pohon tumbang, meninggalkan pemandangan rawa-rawa luas yang dipenuhi batang pohon kering tanpa kulit.

Menurut Keryn Gedan, ahli ekologi pesisir dari George Washington University, penyebab utama dari fenomena ini adalah kombinasi antara naiknya permukaan laut dan pergeseran tabel air tanah. Perubahan ini membuat air asin dapat menjangkau lebih jauh ke daratan, sehingga akar pohon-pohon yang biasa hidup dengan air tawar mengalami stres berat hingga akhirnya mati.

Namun, perubahan ini tidak sepenuhnya dipandang sebagai kehancuran oleh para ilmuwan. Marcelo Ardón, pakar ekologi dari North Carolina State University, menjelaskan bahwa rawa asin yang terbentuk setelah kematian hutan masih memiliki nilai ekologis yang sangat penting. Rawa-rawa ini berfungsi sebagai penyerap karbon dioksida, habitat untuk berbagai spesies burung dan hewan laut, serta sebagai benteng alami yang melindungi wilayah daratan dari badai besar.

"Rawa-rawa ini adalah penyimpan karbon yang sangat besar dan memberikan perlindungan penting terhadap dampak badai yang kian sering terjadi akibat perubahan iklim," ujar Ardón kepada Live Science.

Meski begitu, ada catatan penting yang perlu diperhatikan: tidak semua rawa pengganti mampu menyimpan karbon sebanyak hutan yang musnah. Penelitian di Semenanjung Albemarle-Pamlico menemukan bahwa hutan rawa dengan spesies seperti bald cypress dan cedar putih Atlantik jauh lebih efektif dalam mengikat karbon dibandingkan rawa baru yang terbentuk setelahnya.

Selain itu, dalam banyak kasus, perubahan ekosistem ini tidak berjalan mulus. Jika banjir air asin terjadi terlalu cepat, rawa baru tidak sempat terbentuk secara alami. Tanah justru berubah menjadi lumpur mati, yang tidak mampu menopang kehidupan. Dalam situasi ini, spesies tanaman invasif seperti phragmites — sejenis alang-alang non-asli — seringkali mengambil alih, menggeser tanaman rawa lokal yang lebih mendukung keanekaragaman hayati.

Dampak perubahan ini sudah terlihat dalam skala besar. Sejak tahun 1985, Suaka Margasatwa Alligator River di Carolina Utara telah kehilangan sekitar 11% tutupan hutannya, yang kini berubah menjadi rawa. Sementara di kawasan Teluk Chesapeake, sejak pertengahan 1800-an, sekitar 150 mil persegi hutan telah bertransformasi menjadi lanskap hantu yang mengerikan.

Para ilmuwan menekankan bahwa satu-satunya cara efektif untuk memperlambat tren ini adalah dengan mengatasi perubahan iklim secara global dan menahan laju kenaikan permukaan laut. Namun mereka juga memperingatkan bahwa apa yang kita saksikan hari ini hanyalah awal dari perubahan yang jauh lebih besar.

Stephanie Stotts, pakar ekologi hutan dari University of Maryland Eastern Shore, mengingatkan bahwa efek penuh dari transformasi ini mungkin baru akan terlihat dalam setengah abad mendatang. "Kita sebenarnya masih 50 tahun tertinggal untuk melihat dampaknya sepenuhnya," katanya.

Fenomena hutan hantu ini memberikan gambaran mengerikan tentang masa depan banyak wilayah pesisir dunia jika perubahan iklim tidak segera dikendalikan. Tidak hanya berdampak pada keanekaragaman hayati, tetapi juga pada keseimbangan karbon dunia, perlindungan dari badai, dan pada akhirnya, keberlangsungan hidup komunitas manusia di wilayah pesisir.

Mempelajari dan memahami ghost forests bukan hanya tentang mengamati perubahan alam, tetapi juga tentang menyadari urgensi untuk bertindak. Tanpa langkah nyata, apa yang terjadi di pesisir timur Amerika bisa dengan cepat menjadi gambaran masa depan pesisir di seluruh dunia.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved