Misteri Emas Tersembunyi: 99 Persen Emas di Bumi Ada di Satu Lokasi Sulit Dijangkau, Benarkah Bisa Diekstraksi?
Tanggal: 25 Mei 2025 21:33 wib.
Emas dikenal luas sebagai salah satu instrumen investasi favorit masyarakat di seluruh dunia. Selain karena nilainya yang relatif stabil dan tahan terhadap inflasi, emas juga sering dianggap sebagai aset aman yang bisa menjadi pelindung ketika ekonomi menghadapi ketidakpastian. Saat inflasi meningkat dan kondisi ekonomi bergejolak, harga emas biasanya naik dan menjadi pilihan banyak orang untuk menyimpan kekayaan. Namun, apa jadinya jika fakta ilmiah menunjukkan bahwa sebagian besar emas yang ada di Bumi sebenarnya terkumpul di satu lokasi yang sangat sulit dijangkau oleh manusia?
Penelitian terbaru dari para ilmuwan mengungkapkan bahwa sekitar 99 persen emas yang ada di planet kita terkonsentrasi di inti Bumi. Hal ini tentu saja mengejutkan banyak kalangan, karena selama ini masyarakat dan investor umumnya hanya mengetahui emas yang bisa digali di kerak bumi sebagai sumber logam mulia ini.
Bernard Wood, seorang peneliti dari Macquarie University, menjelaskan bahwa mayoritas emas Bumi sebenarnya berada jauh di dalam inti planet. “Dari hasil penelitian kami, dapat disimpulkan bahwa 99 persen kandungan emas Bumi ada di inti,” ujarnya. Penemuan ini didapatkan setelah Wood dan timnya melakukan penelitian mendalam dengan menggunakan metode perbandingan komposisi asteroid yang dianggap memiliki struktur mirip dengan Bumi.
Tim peneliti memulai studi mereka dengan mempelajari komposisi meteorit yang berasal dari asteroid tertentu. Asteroid ini dikenal memiliki komposisi serupa dengan planet kita, sehingga dengan menganalisis elemen yang ada dalam meteorit, mereka dapat memperkirakan kandungan material yang ada di dalam Bumi. Fokus utama adalah mengukur kandungan elemen dalam chondrite berkarbon, sebuah jenis meteorit yang memberikan gambaran akurat tentang komposisi awal Bumi.
Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa elemen-elemen yang tidak larut dalam besi cair, seperti emas, tidak tersebar secara merata di seluruh planet, melainkan terkonsentrasi dalam inti yang sangat panas dan padat. Sebaliknya, kerak Bumi justru mengandung elemen-elemen yang lebih mudah larut dalam air dan silikat, bukan logam berat seperti emas. Dengan kata lain, emas yang selama ini kita gali di permukaan hanyalah sebagian kecil dari keseluruhan emas yang ada di Bumi.
Hipotesis ini sejalan dengan pandangan badan antariksa Amerika Serikat, NASA. NASA saat ini tengah menjalankan misi eksplorasi ke sebuah asteroid bernama Psyche, yang diduga kaya akan logam dan mungkin memiliki kandungan emas yang sangat besar. NASA menilai misi ke Psyche lebih efisien dan murah ketimbang mencoba menggali inti Bumi yang tidak dapat dijangkau secara langsung. Jika misi ini berhasil membawa logam berharga dari Psyche, maka hal itu berpotensi mengubah pasar emas dunia secara signifikan.
Namun, keberlimpahan emas dari asteroid atau bahkan dari inti Bumi justru menimbulkan kekhawatiran baru, yaitu kemungkinan turunnya harga emas di pasar global. Emas yang selama ini dianggap langka dan bernilai tinggi bisa menjadi lebih mudah diperoleh, sehingga harga dan nilainya bisa mengalami penurunan drastis. Hal ini tentu menjadi dilema tersendiri bagi para investor dan pelaku industri pertambangan emas.
Selain itu, ada laporan menarik dari IFL Science yang menyebutkan bahwa jika seluruh emas di inti Bumi bisa dibawa ke permukaan, maka logam mulia tersebut bisa melapisi seluruh permukaan planet dengan ketebalan sekitar 50 sentimeter. Gambaran ini memberikan kita sebuah perspektif baru tentang besarnya jumlah emas yang tersembunyi di bawah permukaan Bumi.
Meskipun demikian, masih banyak penelitian lanjutan yang dibutuhkan untuk memastikan hipotesis tentang tumpukan emas di inti Bumi ini. Para ilmuwan perlu mempelajari lebih dalam mengenai kondisi fisik dan kimia di inti planet untuk mengetahui apakah emas tersebut benar-benar ada dalam jumlah besar dan apakah mungkin suatu saat bisa diekstraksi dan dibawa ke permukaan untuk dimanfaatkan.
Saat ini, teknologi yang kita miliki masih belum memungkinkan untuk menembus lapisan inti Bumi yang sangat dalam dan ekstrem suhunya. Oleh karena itu, ekstraksi emas dari inti Bumi masih menjadi sesuatu yang sangat futuristik dan berada di luar jangkauan kemampuan manusia saat ini. Namun, perkembangan teknologi masa depan bisa membuka peluang baru dalam menambang sumber daya alam yang selama ini tersembunyi.
Penemuan ini memberikan kita wawasan baru tentang bagaimana sumber daya alam, khususnya emas, tersebar di planet kita. Memahami struktur dan komposisi Bumi secara mendalam tidak hanya penting untuk ilmu pengetahuan, tetapi juga berdampak pada strategi investasi dan kebijakan pengelolaan sumber daya alam di masa depan.
Jadi, apakah suatu hari nanti manusia bisa menambang emas dari inti Bumi? Jawabannya masih menjadi tanda tanya besar dan menunggu perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi. Sementara itu, kita dapat memanfaatkan pengetahuan ini untuk lebih bijak dalam berinvestasi dan memahami dinamika pasar emas global.
Kita tunggu perkembangan penelitian selanjutnya dan apakah teknologi penambangan akan mampu menjangkau lokasi emas terbesar di Bumi ini. Jika berhasil, hal ini bisa mengubah peta ekonomi dunia dan membuat pasar logam mulia menjadi sangat berbeda dari sekarang.