Sumber foto: iStock

Misteri Dunia yang Hilang Terkuak: Jejak Fosil Langka di Sumba dan Legenda Atlantis dari Dasar Laut

Tanggal: 4 Mei 2025 19:01 wib.
Dunia ini menyimpan banyak misteri, dan salah satunya kini mulai terkuak melalui penemuan ilmiah yang menakjubkan. Sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa Indonesia, tepatnya Pulau Sumba di Nusa Tenggara Timur, menyimpan rahasia besar tentang kehidupan purba yang selama ini tersembunyi. Penemuan ini bukan hanya menjadi sorotan di dunia ilmiah, tapi juga memperluas pemahaman kita tentang evolusi spesies dan sejarah bumi.

Penelitian yang dimuat dalam jurnal bergengsi Proceedings of the Royal Society B mengungkap bahwa Pulau Sumba dulunya adalah rumah bagi berbagai hewan unik yang kini telah punah. Tim peneliti berhasil mengidentifikasi fosil dari beberapa spesies langka seperti gajah mini, tikus besar, kadal raksasa, dan bahkan komodo – yang selama ini hanya dikenal berasal dari Pulau Komodo.

Fosil-fosil yang ditemukan menunjukkan bahwa spesies tersebut hidup di Sumba sekitar 12.000 tahun silam. Fakta ini membuka kemungkinan bahwa Sumba merupakan tempat asal dari beberapa hewan yang kini sangat langka. Sebagai contoh, penemuan fosil komodo di wilayah ini memunculkan hipotesis bahwa spesies ini awalnya berasal dari Sumba, sebelum akhirnya bermigrasi ke Pulau Komodo dan Flores.

Penelitian tersebut dilakukan oleh tim ilmuwan dari Zoological Society of London (ZSL) dalam ekspedisi yang berlangsung dari 2011 hingga 2014. Mereka menjelajahi Sumba, yang merupakan bagian dari wilayah biogeografi Wallacea – kawasan unik yang dinamai dari naturalis ternama Alfred Russel Wallace. Wallacea sendiri mencakup pulau-pulau seperti Sulawesi, Lombok, Flores, Halmahera, Seram, dan tentu saja, Sumba.

Wilayah Wallacea dikenal sebagai titik temu antara dua dunia fauna yang berbeda, yakni Asia dan Australia, sehingga menjadi tempat evolusi yang sangat beragam. Popularitas wilayah ini mulai meningkat sejak ditemukannya spesies manusia purba "Hobbit" atau Homo floresiensis di Pulau Flores pada tahun 2004.

Sayangnya, hingga saat ini, studi tentang Pulau Sumba masih sangat minim. Minimnya perhatian terhadap wilayah ini membuat sebagian besar potensi ilmiahnya belum tergali. Samuel Turvey, salah satu peneliti dari ZSL, menyebutkan bahwa banyaknya jumlah pulau di Indonesia membuat perhatian peneliti tersebar dan tidak fokus, menyebabkan wilayah seperti Sumba kurang dieksplorasi secara ilmiah.

Turvey berharap penelitian lebih lanjut bisa dilakukan, karena wilayah seperti Sumba dapat menjadi kunci untuk memahami proses evolusi spesies di kepulauan yang terisolasi. Ia menyatakan, “Penemuan ini dapat membuka cakrawala baru mengenai dunia yang hilang. Banyak spesies berevolusi secara unik di Wallacea, tetapi akhirnya punah akibat munculnya peradaban manusia modern.”

Fenomena “dunia yang hilang” ini tidak hanya terjadi di Indonesia. Di belahan dunia lain, tepatnya di Spanyol, para peneliti juga mengungkap kisah mengagumkan tentang daratan kuno yang kini tenggelam di dasar laut. Banyak yang percaya bahwa penemuan ini terkait dengan legenda terkenal: Atlantis.

Penelitian dari Spanyol menemukan jejak pulau-pulau kuno yang tenggelam di sekitar Kepulauan Canary. Tim ilmiah yang dipimpin oleh Luis Somoza, ahli geologi vulkanik, mengidentifikasi formasi bawah laut yang dinamakan Gunung Los Atlantes. Formasi ini dulunya merupakan pulau aktif yang muncul di era Eosen, sekitar 56 hingga 34 juta tahun lalu.

Gunung Los Atlantes yang kini berada 2,3 km di bawah permukaan laut memiliki diameter sekitar 50 km. Aktivitas vulkanik yang menghentak wilayah ini di masa lalu perlahan berhenti, menyebabkan lahar membeku dan pulau-pulau tenggelam. Menariknya, temuan ini sangat mirip dengan deskripsi Atlantis yang legendaris: sebuah peradaban yang hilang ditelan laut.

Menggunakan teknologi kendaraan bawah laut yang dikendalikan dari jarak jauh (ROV), para peneliti berhasil menelusuri dasar laut di lepas pantai timur Lanzarote. Mereka menemukan jejak geografis seperti pantai, tebing, hingga bukit pasir yang kini berada pada kedalaman 60 meter hingga lebih dari 2.000 meter di bawah laut. Lapisan pasir yang menutupi batuan vulkanik diyakini merupakan sisa dari proses tenggelamnya pulau-pulau tersebut.

Selain itu, gunung berapi yang kini tidak aktif itu dipercaya sempat menjadi pulau besar saat permukaan laut jauh lebih rendah pada zaman es terakhir. Ketika zaman es berakhir dan air laut naik, pulau itu pun tenggelam sepenuhnya. Peneliti juga meyakini bahwa pulau ini dulunya dihuni oleh berbagai satwa liar, yang bisa memberi informasi lebih lanjut tentang kehidupan purba di kawasan tersebut.

Kedua penemuan ini, baik dari Sumba maupun Kepulauan Canary, mengingatkan kita bahwa banyak bagian dari sejarah bumi yang masih tersembunyi di balik tanah dan lautan. Dunia yang hilang bukan sekadar cerita dongeng atau legenda, melainkan fakta ilmiah yang dapat diungkap melalui riset dan eksplorasi.

Menguak masa lalu bukan hanya tentang menemukan fosil atau daratan yang tenggelam, tetapi juga memahami bagaimana peradaban dan kehidupan di bumi berkembang dan berubah. Penelitian seperti ini juga bisa menjadi cermin bagi umat manusia, agar lebih bijak menjaga lingkungan dan keanekaragaman hayati yang tersisa.

Semoga informasi ini dapat memperkaya wawasan dan menginspirasi kita semua untuk lebih peduli terhadap sejarah dan alam sekitar.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved