Sumber foto: iStock

Misteri Angka 4 dan 13: Mengapa Dua Angka Ini Dianggap Sial?

Tanggal: 20 Jan 2025 10:13 wib.
Saat menaiki lift di gedung tinggi, pernahkah Anda memperhatikan bahwa tombol untuk lantai 4 atau 13 sering kali tidak ada? Fenomena ini bukan kebetulan. Ada kepercayaan mendalam yang menganggap kedua angka ini membawa kesialan. Namun, bagaimana asal-usul kepercayaan tersebut? Mengapa angka 4 dan 13 memiliki reputasi buruk di berbagai budaya?

Sejarah di Balik Angka 4 dan 13 yang Dianggap Sial

Kepercayaan tentang angka sial ternyata bukan sekadar mitos modern. Dalam budaya Tionghoa, konsep numerologi telah ada sejak lama dan berakar pada tradisi mistis serta filosofi I-Ching. Menurut Chinese Historical and Cultural Project, angka-angka tertentu diyakini membawa keberuntungan atau kemalangan, tergantung pada bagaimana angka tersebut diucapkan atau dimaknai.

Pada tahun 1988, yang dikenal sebagai Tahun Naga dalam kalender Tionghoa, kepercayaan tentang angka keberuntungan menjadi sangat populer. Banyak wanita di China bahkan memilih untuk melahirkan melalui operasi caesar pada tahun itu, berharap anak mereka menjadi "Anak Naga", simbol keberuntungan dan kemakmuran. Kepercayaan ini bahkan memengaruhi budaya Barat, terutama pada Tahun 2000, yang juga bertepatan dengan Tahun Naga.

Namun, tidak semua angka dianggap membawa keberuntungan. Beberapa angka, seperti 4 dan 7, justru dianggap sebagai pertanda buruk karena memiliki konotasi kematian dalam bahasa Mandarin. Angka 1 juga kerap dikaitkan dengan kesepian. Dalam kasus tertentu, kombinasi nama atau angka juga memiliki makna negatif. Misalnya, nama keluarga "Chin," yang berarti "uang," jika digabungkan dengan nama "Ng," yang berarti "tidak" atau "nol," akan menghasilkan arti "tanpa uang." Hal ini menciptakan kepercayaan bahwa pria bermarga Chin sebaiknya tidak menikah dengan wanita bermarga Ng.

Mengapa Angka 13 Dianggap Sial?

Di budaya Barat, angka 13 sering kali diasosiasikan dengan nasib buruk, terutama di Amerika Serikat. Bahkan, ada istilah khusus untuk ketakutan terhadap angka 13, yaitu paraskevidekatriaphobia. Penelitian dari University of California menunjukkan bahwa sekitar 10% populasi Amerika memiliki ketakutan terhadap angka ini. Ketakutan tersebut meningkat jika angka 13 jatuh pada hari Jumat.

Efek ketakutan ini ternyata signifikan. Menurut Stress Management Center dan Phobia Institute, angka 13 memengaruhi perekonomian Amerika hingga 800 juta dolar AS setiap tahunnya. Banyak orang menghindari aktivitas penting seperti pernikahan, perjalanan, atau bekerja pada hari Jumat tanggal 13.

Bahkan, lebih dari 80% gedung tinggi di Amerika Serikat menghilangkan lantai 13. Hotel, rumah sakit, dan bandara juga menghindari angka ini. Namun, tidak semua budaya memiliki pandangan negatif terhadap angka 13. Dalam budaya Mesir Kuno, angka ini dianggap membawa keberuntungan. Kepercayaan tersebut mengacu pada keyakinan bahwa angka 13 melambangkan transisi menuju kehidupan yang lebih baik setelah kematian.

Mengapa Angka 4 Sering Hilang di Gedung Asia?

Di banyak negara Asia, terutama China, angka 4 dianggap sangat sial karena pelafalannya dalam bahasa Mandarin mirip dengan kata "kematian." Akibatnya, angka 4 sering dihindari dalam nomor apartemen, lantai gedung, atau bahkan nomor ponsel. Sebagai contoh, di beberapa gedung di Asia, tidak hanya lantai 4 yang dihilangkan, tetapi juga angka yang mengandung 4, seperti 14, 24, dan seterusnya.

Hal ini juga tercermin dalam industri properti. Unit atau rumah dengan angka 4 biasanya memiliki harga lebih murah karena dianggap kurang beruntung. Bahkan, beberapa pengembang properti secara khusus menghindari penggunaan angka tersebut untuk menarik lebih banyak pembeli.

Pandangan Berbeda tentang Angka dan Budaya

Meski angka 4 dan 13 dianggap sial di banyak tempat, beberapa budaya memiliki pandangan yang bertolak belakang. Dalam tradisi tertentu, angka-angka ini justru melambangkan keberuntungan atau pencapaian. Misalnya, angka 13 dianggap sebagai simbol keberuntungan dalam budaya Mesir Kuno. Keberagaman pandangan ini menunjukkan bahwa makna angka sangat bergantung pada konteks budaya dan tradisi lokal.

Namun, kepercayaan tentang angka sial tidak selalu berdampak buruk. Dalam beberapa kasus, kepercayaan ini menjadi inspirasi untuk menciptakan solusi kreatif. Contohnya, perusahaan teknologi sering kali menghindari versi produk dengan angka sial. Hal ini dilakukan untuk menghindari kesan negatif di pasar.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved