Sumber foto: istock

Mengejutkan! Ternyata Asal Usul Kata Lebaran Dari Sini...

Tanggal: 11 Apr 2024 22:34 wib.
Menjelang akhir masa puasa setiap Muslim bakal menyambut lebaran tepat di 1 Syawal. Lalu, tahukah Anda bagaimana asal-usul kata lebaran? Kata 'lebaran' sudah dipakai sebagai tanda 1 Syawal sejak ratusan tahun lalu. Sumber-sumber sejarah masa kolonial berulangkali menuliskan kata 'lebaran' untuk merujuk pada perayaan akhir masa puasa di Indonesia.

Soal asal-usul kata lebaran, ada berbagai versi yang menyertainya dan pastinya bukan berasal dari hadist atau Al-Quran. Salah satu versi paling dikenal menyebut lebaran berasal dari bahasa Jawa yang berarti tuntas atau selesai. Arti tersebut biasanya selaras dengan kebiasaan orang Hindu setelah melakukan Upawasa.

Menurut pakar linguistik Endang Aminudin Aziz, upawasa merupakan tradisi Hindu berupa menahan lapar dan haus. Setelah melakukan upawasa, masyarakat Hindu melakukan perayaan yang melambangkan berakhirnya tugas atau niat dalam menjalankan tradisi tersebut. Proses setelahnya ini yang disebut lebaran.

Dalam perancangan bahasa Indonesia, kata upawasa kemudian menjadi kata puasa. Begitu juga Kamus Besar Bahasa Indonesia yang mengartikan lebaran sebagai "hari raya umat Islam yang jatuh pada tanggal 1 Syawal setelah selesai menjalankan ibadah puasa selama bulan Ramadan."

Meski begitu, Endang juga menjelaskan bahwa kata lebaran juga terdapat di bahasa daerah lain. Di Sunda, lebaran berarti selesai. Ada juga yang menyebut lebaran berarti hancur. Menurut Endang, ini merujuk pada kehancuran dosa-dosa setelah puasa. Terlepas dari versi mana yang sahih ihwal asal-usul kata lebaran, pastinya kegiatan ini sarat dengan harapan baru.

Melalui perayaan lebaran, orang-orang, yang mayoritas dijalani umat Muslim, berupaya mengungkapkan bentuk rasa syukur kepada Tuhan karena telah berhasil menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Selain itu, lebaran juga menjadi awal baru untuk menjalin hubungan karena terjalin proses bermaafan.

Salah satu unsur yang tak bisa dilewatkan dalam perayaan lebaran adalah tradisi mudik, yaitu kegiatan pemudik yang pulang ke kampung halaman. Tradisi ini merupakan bagian penting dari kebersamaan dan berkumpulnya keluarga di hari lebaran. Namun, saat ini, tradisi mudik sedang mengalami perubahan besar karena adanya keterbatasan mobilitas akibat pandemi Covid-19.

Tak hanya itu, perayaan lebaran juga identik dengan dengan kebaikan berupa pemberian zakat fitrah yang disalurkan kepada yang membutuhkan. Zakat fitrah merupakan salah satu kewajiban umat Muslim pada bulan Ramadhan, dan pemberian zakat fitrah bersifat menebus kesalahan, menyucikan diri, serta sebagai sarana bersedekah kepada fakir miskin.

Di samping itu, terdapat pula tradisi berbelanja dan memberikan kue-kue lebaran sebagai simbol kegembiraan di hari kemenangan. Sehingga, lebaran tidak hanya menjadi momen keagamaan, tetapi juga momen kebersamaan dan kegembiraan bagi masyarakat Indonesia.

Lebih jauh lagi, lebaran juga telah menjadi bagian dari budaya Indonesia yang turut memperkaya keanekaragaman budaya di tanah air. Setiap daerah memiliki tradisi tersendiri dalam menyambut lebaran, mulai dari tradisi open house di Betawi, tradisi barapen di Papua, hingga tradisi balimau di Sulawesi.

Maka dari itu, perayaan lebaran tidak sekadar merupakan momen keagamaan semata, tetapi juga mengandung nilai-nilai kebersamaan, toleransi, dan kegembiraan yang dihayati oleh masyarakat Indonesia. Dengan demikian, kita dapat memaknai bahwa asal-usul kata lebaran bukan hanya menjadi sebuah kosakata, tetapi merupakan wahana untuk mempererat tali silaturahmi dan persaudaraan di tengah keberagaman budaya di Indonesia.

Dengan begitu, kiranya kita dapat lebih menghargai perayaan lebaran sebagai momen yang mengajarkan kebaikan, ketulusan, serta kebersamaan. Sehingga, lebaran tidak hanya dijadikan sebagai momentum untuk merayakan kemenangan, tetapi juga untuk merenungkan makna kehidupan yang lebih dalam bagi setiap individu. Kesimpulannya, lebaran bukanlah sekadar serangkaian ritual keagamaan, tetapi juga sebagai bentuk ungkapan syukur dan kebaikan hati yang menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya dan kehidupan masyarakat Indonesia.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved