Meme Anomali di Tiktok Bikin Anak Sulit Bedakan Realita, Kok Bisa?
Tanggal: 17 Mei 2025 13:00 wib.
Saat ini, TikTok sedang diramaikan oleh konten-konten Italian brainrot yang digandrungi oleh anak-anak generasi Alpha. Konten-konten ini umumnya berupa meme anomali yang dianggap lucu dan menghibur, namun sejatinya bisa memiliki dampak negatif bagi perkembangan mental anak. Terlalu sering terpapar konten semacam ini membuat anak berisiko sulit membedakan realita dengan khayalan.
Fenomena Italian brainrot di TikTok mulai banyak dibahas oleh para psikolog dan pendidik. Konten-konten ini cenderung absurd, penuh dengan humor yang aneh, bahkan kadang tidak masuk akal. Misalnya, sebuah meme dengan gambar yang tidak sesuai dengan narasi yang disampaikan, sering kali menciptakan bingung dan ketidakpastian. Anak-anak yang terpapar konten seperti ini secara berlebihan bisa mengalami kesulitan dalam memahami batasan antara dunia nyata dan imajinasi.
Salah satu alasan mengapa konten ini begitu menarik bagi anak-anak adalah daya tarik visual dan kecepatan penyampaian. TikTok, dengan algoritma yang pintar, menampilkan video-video singkat yang segera menarik perhatian. Paduan antara gerakan cepat, musik catchy, dan visual yang berwarna-warni membuat konten-konten ini sangat adiktif. Akibatnya, anak-anak menghabiskan lebih banyak waktu di platform ini, terjebak dalam siklus konsumsi konten yang terus menerus.
Penelitian menunjukkan bahwa otak anak-anak, terutama generasi Alpha, masih dalam tahap perkembangan yang sangat rapuh. Paparan konten yang penuh kontradiksi dan anomali dapat menyebabkan gangguan dalam pemrosesan informasi. Dalam jangka panjang, ini dapat mengganggu kemampuan kritis mereka. Perbedaan antara apa yang dijumpai di layar dan dalam kehidupan sehari-hari menjadi kabur. Ketidakmampuan untuk membedakan antara keduanya bisa mengarah pada kebingungan dalam mengambil keputusan serta pemahaman yang salah terhadap realitas.
Praktik konsumi konten yang tidak sehat ini juga mengakibatkan dampak sosial. Anak-anak yang terlalu banyak menonton konten Italian brainrot mungkin lebih cenderung mencari pengakuan melalui cara-cara yang tidak konvensional atau berperilaku aneh demi mendapatkan perhatian. Hal ini tidak hanya mempengaruhi interaksi sosial mereka tetapi juga bisa menyebabkan mereka merasa terasing di lingkungan sosial yang lebih luas.
Konten-konten seperti ini bukan hanya menghibur; mereka juga menawarkan pelarian dari tekanan dunia nyata. Namun, efek samping yang dihadirkannya lebih serius dari yang terlihat. Anak-anak bisa kehilangan rasa kritis dan kepekaan terhadap nilai-nilai realita yang selama ini kita anggap penting untuk perkembangan karakter mereka. Kecenderungan untuk menganggap semua yang dilihat di media sosial sebagai kebenaran atau bentuk hiburan yang valid menimbulkan konsekuensi psikologis yang mendalam.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan pendidik untuk memperhatikan konsumsi konten digital anak-anak mereka, terutama di platform seperti TikTok. Meskipun konten tersebut bisa tampak sepele, dampaknya terhadap kinerja otak anak bisa sangat serius. Tes, pembelajaran, dan interaksi sosial di dunia nyata membutuhkan kemampuan untuk membedakan mana yang nyata dan mana yang fiktif. Jika anak-anak kehilangan kemampuan ini, maka kita mungkin akan menghadapi generasi yang terbiasa hidup dalam dunia ilusi, bukan realitas.