Megalodon vs Hiu Putih Raksasa, Siapa yang Lebih Cepat?
Tanggal: 25 Jul 2024 07:58 wib.
Sebuah studi baru yang mengamati gigi hiu sebagai indikator kecepatan buru hiu mengungkapkan, bahwa megalodon sedikit lebih cepat daripada hiu putih raksasa. Meskipun ukuran megalodon dan hiu putih raksasa berbeda secara signifikan, keduanya diperkirakan memiliki kecepatan buru yang sebanding dengan pelari manusia rata-rata.
Menariknya, hiu memiliki kulit aneh yang ditutupi oleh dentikel dermal, struktur berbentuk V yang lebih mirip gigi daripada sisik. Berenang dengan gigi yang dimodifikasi sebagai kulit dianggap dapat mengurangi hambatan dan turbulensi bagi hiu, sehingga mereka dapat meluncur di air lebih cepat dan tanpa menimbulkan banyak suara.
Studi sebelumnya telah memperkirakan ukuran dan jarak antara gigi-gigi megalodon. Dari studi ini ditemukan bahwa gigi-gigi megalodon memiliki kemiripan dengan gigi hiu putih raksasa yang masih ada. Para peneliti kemudian mengambil data ini, dan data gigi-gigi dari beberapa spesies hiu modern, untuk memperkirakan kecepatan. Analisis ini fokus pada jarak antara tonjolan dan efisiensi pengurangan hambatan dari struktur gigi-gigi setiap spesies, serta panjang tubuh hiu.
Hasilnya menunjukkan bahwa megalodon kemungkinan berburu dengan kecepatan 5,9 meter per detik, sedangkan hiu putih raksasa berenang dengan kecepatan 5,7 meter per detik di urutan kedua. Jadi, megalodon menjadi pemenangnya dalam perlombaan dengan hiu putih raksasa, meski keunggulannya tidak signifikan. Namun, kedua raksasa itu kalah dibandingkan dengan hiu mako sirip pendek yang secara teoritis mencatat kecepatan berburu 10,5 meter per detik.
Ilustrasi megalodon, gambaran dari makhluk purba yang pernah mendominasi lautan, telah menjadi pusat perhatian dalam pembahasan ini. Megalodon yang merupakan hiu purba raksasa memiliki gigi-gigi besar dengan bentuk yang mirip dengan hiu putih raksasa yang masih ada saat ini. Walaupun ukuran megalodon jauh lebih besar dari hiu putih raksasa, megalodon diperkirakan memiliki kecepatan buru yang lebih tinggi, yang menjadikannya lebih unggul dalam menghadapi mangsanya.
Selain itu, studi ini menjadi yang pertama secara ilmiah dalam penggunaan CT sinar-X untuk mengungkap morfologi permukaan tiga dimensi terperinci dari gigi hiu putih. Informasi ini diharapkan dapat menginspirasi pembuatan struktur baru yang dapat digunakan untuk mengurangi hambatan dalam dinamika fluida, dan dapat diadaptasi untuk bekerja pada berbagai kecepatan.
Pendekatan baru untuk memperkirakan kecepatan berenang hiu yang dapat diterapkan pada spesies yang telah punah juga digunakan dalam studi ini untuk memperoleh pemahaman lebih dalam terkait kecepatan buru hiu dari masa lalu. Dengan demikian, studi ini memberikan kontribusi penting dalam pemahaman kita terkait kecepatan buru hiu yang dapat diaplikasikan pada spesies purba dan modern.
Dalam pembahasan ini, dapat disimpulkan bahwa meskipun megalodon dan hiu putih raksasa memiliki perbedaan signifikan dalam ukuran tubuh, keduanya memiliki kecepatan buru yang sebanding. Meskipun demikian, megalodon sedikit lebih unggul dalam hal kecepatan dibandingkan hiu putih raksasa. Studi ini memberikan pemahaman yang luas terkait dengan morfologi hiu, perbandingan kecepatan buru antara spesies hiu, serta potensi aplikasi temuan ini dalam bidang teknologi dan pemahaman terkait kehidupan laut purba.