Malam Tahun Baru Sisakan 120 Ton Sampah di Jakarta
Tanggal: 4 Jan 2025 17:05 wib.
Tampang.com | Malam perayaan Tahun Baru 2025 di wilayah DKI Jakarta menyisakan 120 ton sampah, sebagian besar merupakan sampah non-organik. Satgas Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta segera merespons dengan mengerahkan 3.900 Satgas untuk membersihkannya.
Perayaan malam Tahun Baru selalu menjadi momen yang dinanti-nanti oleh masyarakat. Namun, di balik gemerlap kembang api dan keceriaan, ada konsekuensi yang tak bisa dihindari, yaitu peningkatan jumlah sampah. Menyambut tahun baru 2025, wilayah DKI Jakarta tidak luput dari permasalahan tersebut. Setelah perayaan berakhir, terdapat 120 ton sampah yang tersebar di berbagai tempat.
Menurut data yang dirilis oleh Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta, sebagian besar dari sampah tersebut adalah non-organik. Sampah-sampah plastik, styrofoam, botol kaca, dan berbagai macam bahan non-biodegradable lainnya mendominasi jumlah sampah yang dihasilkan dari perayaan Tahun Baru tersebut. Tentu saja, kondisi ini menjadi perhatian serius karena non-organik memiliki proses dekomposisi yang sangat lambat, bahkan bisa memakan waktu ratusan tahun untuk terurai.
Dalam menangani situasi ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta langsung bergerak cepat dengan mengirimkan 3.900 Satgas dari Dinas LH untuk membersihkan sampah yang tersebar di seluruh penjuru wilayah Jakarta. Tidak hanya bersihkan, Satgas juga melakukan pendataan terhadap sampah-sampah tersebut untuk kepentingan analisis dan evaluasi pascaperayaan.
Namun, upaya pembersihan tidak bisa berdiri sendiri tanpa keterlibatan masyarakat. Kembali lagi, pentingnya kesadaran dari setiap individu dalam membuang sampah dengan cara yang benar. Daur ulang menjadi salah satu solusi yang dapat diterapkan untuk mengurangi dampak negatif dari sampah non-organik. Melalui daur ulang, sampah-sampah non-organik dapat diolah menjadi produk yang memiliki nilai ekonomis.
Pemanfaatan sampah melalui daur ulang juga dapat membantu mengurangi jumlah sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir (TPA), serta mengurangi penggunaan bahan baku baru. Dengan demikian, daur ulang merupakan langkah yang tepat untuk menangani permasalahan sampah non-organik yang semakin menggunung.
Pendidikan lingkungan juga perlu lebih ditingkatkan agar masyarakat memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai pentingnya menjaga lingkungan. Melalui edukasi, diharapkan masyarakat dapat lebih peka terhadap dampak dari perilaku konsumtif yang berlebihan serta meningkatkan kesadaran untuk memilah dan membuang sampah dengan benar.
Sebagai warga negara yang baik, menjaga kebersihan lingkungan merupakan tanggung jawab bersama. Perayaan Tahun Baru yang meriah dapat tetap dinikmati tanpa meninggalkan jejak negatif jika setiap individu memahami dan melaksanakan peran masing-masing dalam pengelolaan sampah.
Jadi, mari kita bersama-sama berkontribusi dalam menjaga kebersihan lingkungan, salah satunya dengan mempraktikkan daur ulang untuk mengurangi jumlah sampah non-organik yang terus bertambah. Semoga perayaan Tahun Baru mendatang dapat memberikan dampak positif yang lebih baik bagi lingkungan.