Mahfud MD: Jokowi Berubah Saat Muncul Isu Presiden Menjabat 3 Periode
Tanggal: 13 Mei 2025 23:41 wib.
Mantan Menkopolhukam Mahfud MD mengemukakan pernyataan mengejutkan terkait sikap Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang ia anggap telah berubah sejak munculnya isu perpanjangan masa jabatan presiden menjadi tiga periode. Menurutnya, perubahan tersebut sangat terlihat dalam manuver politik yang dilakukan oleh Jokowi. Dalam pandangannya, situasi ini menggambarkan bagaimana pengaruh isu tersebut mampu mengubah dinamika politik di Indonesia.
Mahfud mengakui bahwa ia sangat mengingat perubahan mencolok yang terjadi pada Jokowi, terutama ketika membahas isu perpanjangan masa jabatan presiden. Pada awalnya, Jokowi dikenal sebagai pemimpin yang sangat berkomitmen pada prinsip demokrasi dan menjunjung tinggi batasan masa jabatan. Namun, munculnya diskursus tentang kemungkinan presiden menjabat selama tiga periode membuatnya melihat pembelokan dalam sikap dan kebijakan Jokowi.
Menurut mantan Menkopolhukam ini, isu perpanjangan jabatan presiden tidak hanya memengaruhi psikologi politik Jokowi, tetapi juga menjadi titik tolak bagi manuver-manuver politik yang lebih strategis. Mahfud menilai bahwa setelah isu tersebut muncul, ada perubahan dalam kebijakan dan retorika yang diambil oleh Jokowi serta partai-partai pendukungnya. Banyak pihak yang merasa bahwa isu ini berpotensi menciptakan destabilitas politik, karena dapat memicu ketidakpuasan di kalangan masyarakat dan mengancam integritas sistem demokrasi yang telah dibangun.
Kritikan Mahfud terhadap Jokowi bukan tanpa alasannya. Ia menyatakan bahwa perubahan sikap Jokowi menunjukkan adanya keinginan untuk mempertahankan kekuasaan lebih lama dari yang seharusnya. Hal ini, menurut Mahfud, berpotensi menimbulkan persepsi negatif di masyarakat terhadap kepemimpinan Jokowi. Saat isu ini muncul, banyak kalangan yang memperdebatkan konsekuensi dari perpanjangan masa jabatan, baik dari segi hukum maupun etika politik.
Mahfud juga mencatat beberapa langkah yang diambil oleh pemerintah dalam beberapa waktu terakhir yang menunjukkan bahwa Jokowi berusaha untuk melanggengkan kekuasaannya. "Munculnya wacana perpanjangan masa jabatan presiden menjadi tiga periode ini jelas terlihat efeknya pada kebijakan di lapangan," ungkap Mahfud. Ia menekankan pentingnya masyarakat untuk tetap kritis dan mewaspadai adanya manuver-manuver politik yang berpotensi merugikan.
Selama bertahun-tahun, Jokowi telah mampu membangun citra sebagai pemimpin yang mendorong reformasi dan perubahan. Namun, dengan adanya isu perpanjangan jabatan presiden, citra tersebut tampaknya mulai memudar. Mahfud berpendapat bahwa perubahan yang terlihat pada Jokowi adalah hal yang wajar dalam konteks politik, tetapi bukan berarti hal tersebut bisa dimaafkan jika bertentangan dengan prinsip-prinsip demokrasi.
Sebagai sosok yang berada di dalam pemerintahan, Mahfud merasa perlu untuk menyuarakan pandangannya agar masyarakat tetap waspada. Jokowi, di mata Mahfud, adalah pemimpin yang harusnya menjunjung tinggi demokrasi, dan bukan mencari jalan untuk mempertahankan kekuasaan yang berpotensi mengancam stabilitas politik negara. Dengan demikian, kritik terhadap pergeseran sikap Jokowi diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran di masyarakat tentang pentingnya menjaga integritas sistem pemerintahan.
Dalam situasi ini, apa yang diungkapkan oleh Mahfud menjadi sorotan publik dan media. Semua mata kini tertuju pada Jokowi, menunggu langkah-langkah selanjutnya di tengah gelombang perubahan politik yang terjadi. apakah situasi ini akan memunculkan konsekuensi lebih jauh di masa depan? Hanya waktu yang bisa menjawabnya.