Sumber foto: Google

Lepas Status WNI, Dewi Sukarno Dirikan Partai untuk Perlindungan Hewan di Jepang

Tanggal: 19 Feb 2025 05:38 wib.
Dewi Sukarno, yang dikenal sebagai istri ketiga Presiden Sukarno, baru saja mengumumkan pembentukan partai politik baru di Jepang yang berfokus pada perlindungan hewan. Partai ini diberi nama 12 Heiwa To, dengan tujuan utama meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan bagi hewan di Jepang.

Dilansir dari Japan News, Minggu (16/2/2025), Dewi Sukarno berencana mengajukan calon dalam pemilihan anggota House of Councillors (majelis tinggi parlemen Jepang) yang akan digelar musim panas tahun ini.

Sebagai pemimpin partai, Dewi juga berencana mencalonkan diri dalam pemilu tersebut setelah secara resmi mendapatkan kembali kewarganegaraan Jepang. Keputusan ini membuatnya harus melepas status WNI, yang telah ia sandang sejak menikah dengan Presiden Soekarno pada tahun 1962.

Dengan mendirikan 12 Heiwa To, Dewi ingin menghadirkan kebijakan yang lebih progresif terkait hak-hak hewan dan meningkatkan kesadaran masyarakat Jepang terhadap isu kesejahteraan hewan.

Partai 12 Heiwa To mengusung perlindungan hewan sebagai kebijakan utamanya. Dewi Sukarno menyoroti berbagai masalah terkait perlakuan terhadap hewan di Jepang, termasuk kesejahteraan hewan peliharaan, perdagangan satwa liar, dan regulasi yang masih longgar dalam perlindungan satwa.

“Kesejahteraan hewan adalah isu yang sering diabaikan. Saya ingin memastikan bahwa suara mereka bisa didengar dan ada kebijakan yang benar-benar berpihak pada perlindungan hewan,” ujar Dewi dalam sebuah wawancara.

Partainya berencana mengusulkan kebijakan yang lebih ketat terkait penjualan hewan, peningkatan standar kesejahteraan hewan dalam industri peternakan, serta pencegahan kekerasan terhadap hewan.

Langkah Dewi Sukarno mendirikan partai berbasis perlindungan hewan di Jepang menuai beragam reaksi. Banyak aktivis hak-hak hewan yang mendukung langkahnya, mengingat isu ini sering kali tidak menjadi prioritas dalam politik Jepang.

Namun, ada juga yang mempertanyakan apakah partai ini bisa meraih dukungan signifikan dalam pemilu mendatang. Sebagai pendatang baru di dunia politik Jepang, Dewi harus menghadapi partai-partai besar yang sudah lebih mapan.

Selain itu, keputusannya untuk melepas status WNI juga memicu perdebatan di Indonesia. Beberapa pihak menilai langkah tersebut sebagai bentuk pengabdian terhadap negaranya yang baru, sementara yang lain merasa Dewi telah melepaskan warisannya sebagai bagian dari keluarga besar Sukarno.

Terlepas dari kontroversi yang ada, Dewi Sukarno tetap optimistis dengan langkah politiknya di Jepang. Ia yakin bahwa 12 Heiwa To bisa membawa perubahan nyata dalam kebijakan perlindungan hewan di negara tersebut.

Dengan rencana pencalonannya dalam pemilu House of Councillors, Dewi kini bersiap menghadapi berbagai tantangan politik di Jepang. Apakah partainya bisa memperoleh kursi di parlemen dan benar-benar memperjuangkan hak-hak hewan? Waktu yang akan menjawab.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved