Sumber foto: Google

Layanan Ojol Diprediksi Lumpuk Pekan Depan di Jakarta

Tanggal: 18 Mei 2025 08:41 wib.
Layanan ojek online (ojol) di Jakarta diprediksi akan mengalami kendala serius pekan depan. Aksi unjuk rasa digelar oleh Asosiasi Garda Indonesia sebagai bentuk protes terhadap aplikator yang dinilai melanggar regulasi dan merugikan mitra pengemudi. Aksi protes ini diperkirakan akan mengakibatkan kelumpuhan layanan ojol di ibu kota, terutama jika tidak ada solusi yang cepat dan memuaskan antara para pemangku kepentingan.

Para pengemudi juga akan melakukan aksi offbid massal, menonaktifkan aplikasi secara serentak. “Pada 20 Mei 2025 kami perkirakan pemesanan apa pun melalui aplikasi akan lumpuh sebagian ataupun total,” ujar Ketua Umum Garda, Raden Igun Wicaksono, Kamis (15/5/2025). Salah satu fokus utama dari aksi unjuk rasa ini adalah pelanggaran terhadap Keputusan Menteri Perhubungan KP 1001 Tahun 2022 yang mengatur batas maksimal potongan biaya aplikasi sebesar 15 persen, ditambah 5 persen untuk kesejahteraan pengemudi. Namun, ia menyebut banyak aplikator masih menerapkan potongan melebihi ketentuan tersebut tanpa ada penindakan.. Namun, asalkan laporan terbaru menunjukkan bahwa beberapa aplikasi ojol ternyata masih menerapkan potongan yang jauh lebih besar, menyebabkan pendapatan mitra pengemudi menurun drastis.

Selama beberapa minggu terakhir, sejumlah pengemudi ojol telah mengungkapkan kekecewaan mereka terhadap kebijakan aplikator yang dianggap merugikan. Dengan potongan biaya yang terlampau tinggi, banyak dari mereka merasa bahwa pendapatan yang diperoleh tidak sebanding dengan usaha dan waktu yang dihabiskan di jalan. Kondisi ini menciptakan gelombang ketidakpuasan yang memicu rencana unjuk rasa oleh Asosiasi Garda Indonesia.

Dalam menghadapi aksi unjuk rasa ini, Asosiasi Garda Indonesia menyatakan harapannya agar pemerintah dan aplikator dapat duduk bersama dan mencari jalan tengah untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Langkah ini dianggap penting untuk menciptakan ekosistem yang lebih adil bagi semua pihak, termasuk konsumen yang juga sangat mengandalkan layanan ojol dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut laporan, aksi unjuk rasa ini direncanakan akan berlangsung di berbagai titik strategis di Jakarta, termasuk depan kantor-kantor besar aplikator. Para pengemudi yang terlibat dalam aksi ini berencana untuk membawa spanduk dan poster sebagai bentuk penyampaian aspirasi mereka. Mereka ingin menuntut agar aplikator mematuhi regulasi yang sudah ditetapkan serta bertanggung jawab terhadap nasib mitra pengemudi yang mereka rekrut.

Potensi lumpuhnya layanan ojol di Jakarta dianggap cukup serius, mengingat banyaknya masyarakat yang tergantung pada transportasi ini dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Jika aksi unjuk rasa berlangsung sebagaimana direncanakan, diperkirakan akan terjadi kemacetan yang parah dan pengaruh negatif terhadap layanan pengiriman barang dan makanan, yang juga banyak mengandalkan jasa ojol.

Selain itu, dengan maraknya demonstrasi seperti ini, muncul pertanyaan mengenai masa depan industri ojol di Indonesia. Apakah regulasi yang telah ada akan ditegakkan dengan tegas, ataukah masalah ini akan terus berlarut-larut tanpa solusi yang jelas? Tindakan tegas dari pemerintah dalam menangani masalah ini sangat diperlukan, agar tidak ada lagi keluhan dari mitra pengemudi dan masyarakat.

Sebagai perhatian, situasi seperti ini tidak hanya mempengaruhi pengemudi, tetapi juga konsumen yang menjadi pengguna layanan ojol. Jika tidak ada langkah preventif yang diambil oleh pemerintah dan aplikator, dampak dari aksi unjuk rasa ini dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Kita berada dalam momen yang krusial, di mana semua pihak perlu saling mendengarkan demi tercapainya solusi terbaik bagi semua.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved