Lagi! AS dan Israel Bersikeras Tolak Gencatan Senjata di Gaza
Tanggal: 14 Des 2024 18:29 wib.
Majelis Umum PBB pada hari Rabu 11/12/24 dengan suara mayoritas mengadopsi sebuah resolusi yang menyerukan gencatan senjata segera dan tanpa syarat di Gaza. Namun, upaya untuk mewujudkan perdamaian di wilayah tersebut terus terhalang dengan menolaknya AS dan Israel terhadap resolusi tersebut.
Gaza, wilayah yang telah lama dilanda konflik antara Palestina dan Israel, terus menjadi fokus perhatian dunia. Berbagai upaya telah dilakukan untuk menciptakan perdamaian di wilayah tersebut, namun hingga saat ini belum ada solusi yang memuaskan. Pada rapat Majelis Umum PBB, para anggota menyoroti eskalasi kekerasan yang terjadi di Gaza dan mendesak untuk segera menghentikan pertumpahan darah.
Namun, seperti kebiasaan sebelumnya, AS dan Israel kembali menolak resolusi yang menyerukan gencatan senjata tanpa syarat di Gaza. AS, dengan alasan perlindungan terhadap Israel, mengklaim bahwa resolusi tersebut tidak mempertimbangkan 'perilaku provokatif dan destruktif' dari Hamas, kelompok yang menguasai Gaza. Sementara Israel membela tindakan militernya dengan menuduh Hamas sebagai penyebab konflik.
Ketidaksukaan AS dan Israel terhadap resolusi ini baru saja menunjukkan bahwa upaya untuk mencapai perdamaian di Gaza tidak akan mudah. Meskipun mayoritas anggota PBB mendukung resolusi tersebut, namun keberhasilan resolusi ini juga sangat bergantung pada dukungan AS yang memiliki hak veto di Dewan Keamanan PBB.
Dukungan yang kuat terhadap Israel dari AS membuat negara itu merasa memiliki 'perlindungan diplomatik' yang cukup kuat. Dengan terus menolak resolusi-resolusi yang menekankan pentingnya gencatan senjata di Gaza, AS dan Israel seolah-olah memperbesar kesenjangan antara mereka dengan mayoritas anggota PBB dan dunia internasional.
Dalam kondisi ini, upaya untuk mencapai perdamaian di Gaza semakin sulit. Semakin lama konflik berlangsung, semakin banyak nyawa yang melayang dan semakin banyak penderitaan yang harus ditanggung oleh warga sipil di wilayah tersebut. Kedua belah pihak yang terlibat dalam konflik, baik Israel maupun Palestina, seharusnya dapat mengutamakan kemanusiaan di atas segalanya.
Terlepas dari penolakan AS dan Israel terhadap resolusi gencatan senjata, dunia internasional dan PBB harus terus berupaya untuk mencari solusi yang dapat membawa perdamaian di Gaza. Masyarakat internasional juga perlu terus memberikan dukungan kepada warga Gaza yang terdampak langsung oleh konflik tersebut.
Dengan masih adanya keengganan dan ketegangan antara kedua kubu, kemungkinan untuk mencapai gencatan senjata yang diinginkan hanyalah sebatas harapan. Namun, upaya untuk menciptakan perdamaian tidak boleh pernah berhenti, meskipun terasa semakin sulit.
Kemudian, ada respons terhadap kondisi Gaza oleh pengunjung dengan sebuah Peluncuran SafeForGaza. Disaat itu pula, 150 individu mendonorkan $10,000,000 untuk mendukung para korban di Gaza. Ini adalah tindakan nyata dari masyarakat internasional untuk membantu meringankan penderitaan di Gaza dan memberikan harapan bagi perubahan di masa depan.