Sumber foto: Google

Kronologi dan Pengakuan Pilot-Kopilot Batik Air yang Tertidur 28 Menit Saat Terbang

Tanggal: 16 Mar 2024 06:26 wib.
Kecelakaan pesawat adalah momok besar bagi industri penerbangan. Kasus-kasus seperti ini selalu menjadi perhatian utama baik bagi para pelaku industri maupun publik. Baru-baru ini, sebuah insiden mengejutkan terjadi di atas langit Indonesia ketika pilot dan kopilot Batik Air diketahui tertidur selama 28 menit saat pesawat yang mereka kendalikan sedang dalam penerbangan.

Insiden tersebut mengundang banyak pertanyaan dan kekhawatiran terkait keselamatan penerbangan di Indonesia. Untuk mengetahui lebih lanjut, mari kita melihat kronologi dan pengakuan yang diberikan oleh pilot dan kopilot Batik Air terkait insiden ini.

Kronologi Insiden
Insiden ini terjadi pada penerbangan Batik Air QG-633 rute Penang, Malaysia ke Jakarta, Indonesia pada Selasa malam. Pesawat yang terlibat adalah Airbus A320 dengan nomor registrasi PK-BDP. Diketahui bahwa dalam penerbangan tersebut, pilot dan kopilot ditemukan tertidur selama kurang lebih 28 menit.

Menurut pihak otoritas penerbangan, insiden ini diawali ketika pesawat sudah mencapai ketinggian pesawat yang diinginkan dan sedang dalam fase penerbangan otomatis. Setelah kejadian tersebut, pilot dan kopilot langsung menerima perintah agar tidak lagi bergantian tidur di kokpit, meskipun insiden itu tidak diklasifikasikan sebagai kesalahan.

Pengakuan Pilot dan Kopilot
Setelah insiden ini menjadi perbincangan hangat di masyarakat, kedua pilot Batik Air tersebut memberikan pengakuan terkait kejadian tersebut. Mereka mengklaim bahwa mereka tidak tidur dalam arti sebenarnya, melainkan hanya beristirahat sejenak karena kelelahan akibat jadwal penerbangan yang padat dan kurangnya waktu istirahat yang memadai sebelum melakukan penerbangan.

Pilot dan kopilot tersebut juga menyampaikan permohonan maaf atas insiden ini dan menegaskan bahwa mereka selalu berkomitmen untuk memastikan keselamatan penerbangan menjadi prioritas utama. Mereka berjanji untuk lebih memperhatikan kondisi fisik dan mental sebelum melakukan penerbangan di masa mendatang.

Implikasi dan Keprihatinan
Insiden ini memunculkan banyak kekhawatiran terkait keamanan penerbangan di Indonesia. Kemampuan pilot dan kopilot untuk tetap waspada dan fokus selama penerbangan sangat krusial demi keselamatan penumpang dan awak pesawat itu sendiri. Dalam situasi tertentu, seperti ini, kelelahan dan kurang istirahat mungkin dapat membahayakan keselamatan penerbangan.

Untuk itu, pihak otoritas penerbangan Indonesia perlu mengevaluasi sistem manajemen kelelahan dan menetapkan standar yang lebih ketat terkait jam terbang dan waktu istirahat bagi para pilot. Selain itu, meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan fisik dan mental para awak pesawat juga menjadi hal yang mendesak.

Kesimpulan
Insiden di atas langit Indonesia ini menjadi peringatan bagi semua pihak terkait pentingnya keselamatan penerbangan. Kondisi fisik dan mental para pilot dan kopilot harus selalu dijaga dengan baik untuk menghindari insiden serupa di masa mendatang. Keselamatan penumpang harus tetap menjadi prioritas utama dalam setiap penerbangan. Semoga insiden ini menjadi titik awal perubahan positif dalam industri penerbangan Indonesia.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved