Sumber foto: inews.id

Kisah Kejatuhan Matahari Department Store hingga 'Menyerah' kepada Keluarga Riady

Tanggal: 5 Jul 2024 20:43 wib.
Membangun sebuah bisnis ritel yang sukses tidaklah mudah. Matahari Department Store, sebuah raksasa ritel di Indonesia, adalah bukti dari perjuangan yang harus dilalui pendirinya, Hari Darmawan. Sejak awal, perjalanan Matahari telah dipenuhi dengan tantangan dan perjuangan yang panjang.

Pada tahun 1960, Matahari Department Store masih dikenal sebagai toko baju Mickey Mouse di Pasar Baru yang didirikan oleh Hari Darmawan. Meskipun awalnya memiliki kesuksesan dengan pasar tersendiri, Hari merasa iri terhadap kepopuleran toko sebelah bernama De Zion yang selalu didatangi oleh orang-orang kaya. Upaya mencontek kesuksesan De Zion tidak membuahkan hasil hingga akhirnya Hari memutuskan untuk mengakuisisi toko tersebut pada tahun 1968.

Dengan bermodalkan pinjaman sebesar US$ 200 Juta dari Citibank, Hari berhasil mengakuisisi dua toko De Zion di Jakarta dan Bogor. De Zion pun diganti namanya menjadi "Matahari" karena arti De Zion dalam bahasa Belanda adalah matahari, seperti yang dijelaskan oleh Hari Darmawan dalam buku "50 Great Business Ideas From Indonesia" karya Muhammad Ma'ruf.

Untuk mengembangkan bisnisnya, Hari terinspirasi oleh konsep toko ritel Jepang, Sogo Department Store, yang menjual beragam produk pakaian dengan harga terjangkau. Dengan meniru strategi Sogo, Matahari pun berhasil mendapatkan banyak pengunjung dan berkembang pesat sepanjang tahun 1970-1980. Kemudian, Matahari mulai menawarkan berbagai produk seperti perhiasan, tas, sepatu, kosmetik, peralatan elektronik, mainan, alat tulis, buku, dan lainnya. Kesuksesan ini memungkinkan Hari untuk membuka gerai baru di berbagai kota di Indonesia dan bahkan melantai di bursa saham pada tahun 1989 dengan kode emiten LPPF.

Meskipun Matahari telah mencapai keberhasilan yang luar biasa, Hari tidak puas. Dia bermimpi menjadikan Matahari sebagai pusat bisnis ritel penting di Indonesia dengan ambisinya untuk membangun 1.000 gerai Matahari. Pada saat yang sama, keinginan tersebut didengar oleh James Riady, seorang bankir muda dan anak dari pendiri Lippo Group, Mochtar Riady.

James Riady akhirnya memberikan dana pinjaman sebesar Rp 1,6 Triliun kepada Hari. Namun, tidak lama setelah pinjaman itu cair, James Riady membawa merek retail ternama asal Amerika Serikat, yaitu WalMart, ke Indonesia. WalMart didirikan tepat di depan Matahari, menciptakan persaingan yang sengit antara keduanya.

Meskipun menghadapi persaingan sengit, Matahari berhasil mempertahankan posisinya sebagai raja ritel di Indonesia. Namun, pada tahun 1996, Matahari yang sedang berada di puncak kesuksesannya mendadak diakuisisi oleh Lippo Group yang dimiliki oleh keluarga Riady. Penjualan ini menimbulkan banyak spekulasi di kalangan masyarakat karena Matahari pada saat itu sangat sukses dan jaya.

Sejak akuisisi tersebut, Matahari resmi menjadi milik Lippo Group. Nama Hari Darmawan sendiri akhirnya mulai meredup, dan Hari meninggal dunia pada 10 Maret 2018. Kisah sukses dan kejatuhan Matahari Department Store menjadi cerminan dari perjalanan yang penuh liku-liku dalam membangun bisnis ritel yang besar dan sukses.

 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved