Kholid, Perjuangan Nelayan Lawan Oligarki
Tanggal: 2 Feb 2025 14:19 wib.
Tampang.com | Pemerintahan oligarki yang menggerogoti kekuasaan di Indonesia semakin memperlihatkan dampaknya terhadap kehidupan masyarakat, terutama nelayan kecil yang terpinggirkan. Salah satu kisah perjuangan yang paling mencolok datang dari Kholid, seorang nelayan di perairan Tangerang, Banten, yang kini tengah berjuang melawan kekuatan besar yang menguasai wilayah laut. Perjuangannya ini tidak hanya menyangkut hak-hak nelayan, tetapi juga mencerminkan perlawanan terhadap praktek oligarki yang sudah meresap ke dalam berbagai sektor kehidupan, termasuk sumber daya alam.
Kholid terlibat dalam penyidikan kasus pagar laut yang baru-baru ini mencuat di perairan Tangerang. Kasus ini mengungkap adanya mafia yang terlibat dalam praktek ilegal terkait klaim wilayah laut dan penangkapan ikan yang dilakukan secara tidak sah. Pagar laut yang dibangun oleh pihak-pihak tertentu tanpa izin, dan yang merugikan nelayan kecil, adalah simbol dari penyalahgunaan kekuasaan oleh sekelompok orang yang berusaha menguasai sumber daya alam demi keuntungan pribadi dan kelompok.
Perjuangan Kholid dan nelayan lainnya adalah perjuangan melawan kekuatan oligarki yang selama ini menguasai dan memonopoli akses terhadap laut dan perikanan. Pagar laut yang didirikan di kawasan perairan yang seharusnya menjadi ruang bersama bagi semua warga negara, ternyata digunakan untuk membatasi pergerakan nelayan kecil, yang sudah kesulitan dengan banyaknya tantangan ekonomi. Bukan hanya mengurangi hasil tangkapan, tetapi juga memicu ketidakadilan yang semakin dalam, yang dapat menghancurkan mata pencaharian mereka.
Penyidikan kasus pagar laut yang terjadi di perairan Tangerang, Banten, harus menjadi pintu masuk bagi pemerintah untuk membongkar seluruh praktek mafia yang terjadi di Indonesia, khususnya yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya alam dan kekayaan laut. Keberadaan mafia yang mengatur pembagian wilayah laut, menyalahgunakan kekuasaan, dan merugikan rakyat kecil merupakan bukti nyata bahwa sistem oligarki di Indonesia berjalan dengan sangat masif.
Oligarki ini sering kali dilindungi oleh kekuatan politik dan ekonomi yang sangat besar, yang memanfaatkan hubungan dengan pejabat pemerintah untuk mengamankan kepentingan mereka. Nelayan kecil seperti Kholid menjadi korban ketidakadilan ini, karena mereka tidak memiliki kekuatan atau akses untuk melawan kebijakan-kebijakan yang merugikan mereka.
Namun, perjuangan mereka tidak boleh dianggap sepele. Kholid dan nelayan lain yang turut bersuara kini mendapat perhatian lebih dari masyarakat luas. Kesadaran publik tentang praktek oligarki yang merugikan ini semakin meningkat, dan diharapkan bisa menjadi dorongan untuk pemerintah agar bertindak lebih tegas dalam memberantas mafia-mafia yang menguasai kekayaan alam Indonesia.
Sebagai negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah, Indonesia seharusnya memanfaatkan kekayaan ini untuk kesejahteraan seluruh rakyatnya, bukan hanya segelintir orang yang menguasai kekuasaan. Pemerintah harus berani menindak tegas siapapun yang terlibat dalam praktek mafia yang merugikan masyarakat, termasuk nelayan.
Perjuangan Kholid adalah simbol perlawanan terhadap oligarki yang harus terus didorong, karena hanya dengan mengungkap dan memberantas praktek-praktek seperti ini, kita dapat memastikan keadilan sosial dan ekonomi bagi seluruh warga negara Indonesia.