K.H. As'ad Humam: Sosok di Balik Metode Iqro yang Mengajarkan Jutaan Umat Membaca Al-Qur’an
Tanggal: 14 Mar 2025 21:49 wib.
Kefasihan membaca Al-Qur'an yang terlihat di kalangan masyarakat Indonesia saat ini tidak lepas dari kontribusi luar biasa seorang pahlawan pendidikan, K.H As'ad Humam. Beliau lahir di Yogyakarta pada tahun 1933 dan dikenal sebagai sosok guru ngaji yang menginspirasi jutaan orang, baik di dalam negeri maupun di luar negeri, untuk dapat membaca Al-Qur'an dengan lancar.
Sebagian orang mungkin tidak mengenal nama aslinya, tetapi karya-karyanya telah meninggalkan jejak yang mendalam, terutama melalui metode cepat belajar Al-Qur'an yang diciptakannya, yaitu Iqro.
Metode Iqro telah menjadi salah satu cara paling efektif untuk mengajarkan membaca Al-Qur'an, dan ini dicetak jelas di belakang buku Iqro yang sangat terkenal. K.H As'ad Humam hadir di dunia pendidikan agama saat keluarganya merupakan generasi kedua dari Muhammadiyah, yaitu organisasi Islam yang sangat berpengaruh di Indonesia. Kakeknya, H. Humam Sirajd, adalah seorang pengusaha sukses yang memberikan banyak kontribusi bagi perkembangan pendidikan di sekitarnya.
Sejak kecil, As'ad Humam mendapatkan pendidikan formal di sekolah-sekolah Muhammadiyah, yang dikenal dengan kualitas pendidikan agamanya. Namun, hidupnya mengalami perubahan drastis di tahun 1963 ketika ia mengalami kecelakaan yang menyebabkannya jatuh dari pohon.
Dari insiden tersebut, As'ad mengalami cedera serius pada tulang belakangnya dan didiagnosis sebagai penyandang disabilitas seumur hidup. Dengan keadaan tubuhnya yang pincang dan leher yang tidak dapat bergerak, ia harus menggunakan bantuan tongkat.
Meskipun kehilangan kemampuan untuk melanjutkan pendidikan formal, As'ad Humam tidak menyerah. Beliau beralih ke dunia pengajaran sebagai guru ngaji, dan di sinilah bakatnya mulai bersinar. Metode pengajaran yang ia kembangkan mengubah cara orang belajar membaca Al-Qur'an secara fundamental.
Melalui pendekatan yang tidak konvensional, As'ad memiliki cara unik untuk mengajarkan murid-muridnya membaca Al-Qur'an. Dalam metode tradisional atau Badghadiyah, seseorang biasanya memerlukan waktu 2 hingga 3 tahun untuk dapat membaca Al-Qur'an. Namun, melalui metode ciptaannya, seseorang bisa mulai membaca Al-Qur'an dengan lancar hanya dalam hitungan bulan.
Metode As'ad Humam tersebut berfokus pada pengajaran kata demi kata, mulai dari yang paling mudah hingga yang paling sulit. Misalnya, murid akan diajarkan kata pertama “ba-ta”, lalu diikuti “a-ba-ta”, dan kemudian “ja-ja”, serta kata-kata lainnya hingga mereka dapat menyusun kalimat yang lebih panjang. Pendekatan ini sangat efektif, terutama bagi anak-anak yang menjadi mayoritas muridnya, sehingga pembelajaran membaca Al-Qur'an terasa lebih sederhana dan menyenangkan.
Pengenalan metode Iqro secara resmi dimulai pada tahun 1983 dan langsung mendapat respon positif dari masyarakat. Seperti dilaporkan dalam Gatra pada tahun 1996, metode ini pertama kali diuji coba pada anak-anak di bawah asuhan Tim Tadarus Angkatan Muda Masjid dan Musholla (AMM) di Yogyakarta.
Setelah percobaan tersebut, metode Iqro mulai tumbuh subur dalam Taman Kanak-Kanak Al-Qur'an (TKA) dan Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA) yang dikelola oleh AMM pada tahun 1988. Dari ujicoba ini, nampak jelas bahwa murid-murid mampu belajar membaca Al-Qur'an dengan sangat cepat.
Keberhasilan metode Iqro menarik perhatian pemerintah, yang melihatnya sebagai solusi efektif untuk mengurangi buta aksara Al-Qur'an di Indonesia. Sejak saat itu, metode ini pun semakin meluas. Pemerintah secara aktif menyebarluaskan metode Iqro dengan mengirimkan buku dan rekaman pengajaran ke seluruh penjuru Indonesia.
Popularitas Iqro tidak hanya terbatas pada dalam negeri; negara-negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam juga mengadopsi metode ini sebagai panduan belajar Al-Qur'an. Jutaan buku Iqro telah dicetak oleh berbagai penerbit, memperkuat eksistensinya sebagai salah satu metode pembelajaran Al-Qur'an yang paling efektif.
Hal yang lebih menarik lagi adalah hasil penjualan buku Iqro bukanlah untuk kepentingan pribadi As'ad Humam. Sebagian besar dari keuntungan tersebut digunakan untuk mendirikan pusat-pusat pengajian dan fasilitas keagamaan lainnya. Dengan cara ini, As'ad Humam menunjukkan komitmen luar biasa untuk memajukan pendidikan agama dan meningkatkan kualitas pemahaman Al-Qur'an di kalangan masyarakatnya.
Sayangnya, K.H As'ad Humam tidak dapat menyaksikan kesuksesan metode yang ia ciptakan hingga akhir hayatnya. Pada bulan Februari 1996, beliau menutup usia, meninggalkan warisan yang tak ternilai bagi dunia pendidikan Islam. Menteri Agama Tarmizi Taher pada saat pemakaman menyebut As'ad sebagai pahlawan penyelamat Al-Qur'an, yang telah mengubah cara masyarakat dalam memahami kitab suci umat Islam ini.
Ucapan tersebut seolah tidak berlebihan. Metode Iqro yang diajarkannya masih digunakan hingga saat ini, membuktikan bahwa karya serta dedikasi K.H As'ad Humam akan terus dikenang dan dihargai oleh generasi masa depan. Melalui kerja keras dan ketekunannya, jutaan Muslim kini bisa membaca Al-Qur'an dengan lebih baik, sehingga nama beliau akan selalu dikenang dalam sejarah pendidikan Islam di Indonesia dan di seluruh dunia.