Sumber foto: iStock

Kenapa Orang Barat Selalu Pakai Kloset Duduk? Ini Jawaban Sejarah yang Jarang Diketahui

Tanggal: 1 Mei 2025 19:03 wib.
Jika kamu pernah bepergian ke negara-negara Barat, satu hal yang pasti kamu temukan adalah kloset duduk yang digunakan di hampir setiap kamar mandi. Sebaliknya, di sebagian besar wilayah Asia, termasuk Indonesia, kloset jongkok masih sering dijumpai dan dianggap lebih higienis serta praktis. Tapi pernahkah kamu bertanya-tanya, kenapa sih orang Barat sejak dulu menggunakan kloset duduk? Apakah itu karena faktor kenyamanan, kebiasaan, atau ada sejarah panjang di baliknya?

Artikel ini akan mengulas fakta menarik tentang asal-usul penggunaan kloset duduk oleh masyarakat Barat, bagaimana kebiasaan ini berkembang, serta faktor budaya dan fisiologis yang memengaruhinya. Yuk simak sampai habis agar kamu nggak salah kaprah lagi!


Asal-Usul Kloset Duduk: Jejaknya Ada Sejak Ribuan Tahun Lalu

Penggunaan kloset duduk bukanlah tren baru di dunia Barat. Kebiasaan ini ternyata sudah berlangsung sejak ribuan tahun lalu dan telah melekat dalam budaya masyarakat Eropa.

Pada masa Yunani Kuno sekitar tahun 100 Masehi, masyarakatnya telah menggunakan jamban duduk untuk buang hajat. Tak hanya sebagai tempat untuk mengeluarkan kotoran, toilet juga menjadi tempat bersosialisasi. Mereka duduk di atas lubang yang sudah disiapkan sambil bercakap-cakap dengan orang lain.

Bahkan jauh sebelumnya, pada era Romawi Kuno sekitar tahun 200 Sebelum Masehi, sudah ditemukan sistem toilet duduk yang terhubung dengan aliran air. Para warga Romawi akan duduk di tempat berlubang untuk buang air besar, lalu kotoran mereka akan dialirkan melalui saluran air menuju tempat penampungan. Sistem ini menunjukkan bahwa pemikiran tentang sanitasi dan kenyamanan sudah sangat maju pada masa itu.


Munculnya Teknologi Penyiram: Cikal Bakal Toilet Modern

Tak hanya bentuk fisiknya yang berbeda, sistem kerja toilet di dunia Barat pun mengalami evolusi penting. Salah satu inovasi besar terjadi di Pulau Kreta, Italia bagian selatan, ketika masyarakatnya menciptakan toilet dengan sistem penyiram. Toilet ini menggabungkan kursi berlubang dengan saluran air yang dapat mengalirkan kotoran secara otomatis. Inilah cikal bakal kloset modern yang kita kenal sekarang.

Menurut situs History, kloset berpenyiram pertama kali secara resmi ditemukan oleh John Harington pada tahun 1596 di Inggris. Namun, penemuan ini belum populer saat itu. Baru pada masa Revolusi Industri, teknologi ini mulai dikomersialkan dan menyebar luas ke berbagai belahan dunia Barat.


Kebiasaan Bukan Sekadar Soal Nyaman, Tapi Proses Sejarah

Jika dibandingkan dengan masyarakat Asia yang terbiasa menggunakan kloset jongkok, maka pilihan kloset duduk oleh orang Barat sebenarnya berakar dari proses historis dan kebiasaan yang terus diwariskan. Dari Yunani, Romawi, hingga Inggris masa modern, penggunaan kloset duduk menjadi bagian dari gaya hidup dan simbol peradaban maju.

Kebiasaan inilah yang terus berkembang hingga akhirnya menjadi standar di rumah-rumah dan fasilitas umum di negara-negara Barat. Mereka tidak menggunakan kloset jongkok bukan karena tidak bisa, melainkan karena tidak terbiasa. Sama halnya seperti orang Indonesia yang awalnya merasa canggung saat pertama kali menggunakan kloset duduk.


Kloset Jongkok: Tradisi Asia yang Lebih Tua

Sementara itu, kloset jongkok diyakini sebagai bentuk asli dan tertua dari sistem toilet manusia. Di berbagai negara Asia, terutama di China, bukti penggunaan kloset jongkok sudah ada sejak lebih dari 2.000 tahun lalu. Tak hanya karena faktor fisiologis seperti tinggi badan yang cenderung lebih pendek, tapi juga karena kebutuhan pertanian.

Peneliti bernama Dai Wangyun menyebutkan bahwa di wilayah China utara yang kekurangan air, kotoran manusia disimpan dan dimanfaatkan sebagai pupuk alami. Sistem ini sangat efisien dan menunjukkan keterkaitan erat antara kebutuhan biologis dan aktivitas bercocok tanam.


Faktor Budaya, Fisiologi, dan Spiritualitas

Pilihan antara kloset jongkok dan duduk tidak bisa dilihat hanya dari sisi kebiasaan saja. Ada berbagai faktor lain yang saling memengaruhi, mulai dari budaya, struktur tubuh, hingga nilai-nilai spiritual.

Misalnya, di beberapa negara Muslim, penggunaan air untuk bersuci sangat penting, sehingga kloset jongkok dianggap lebih sesuai. Sementara di Barat, budaya yang lebih praktis dan orientasi pada kenyamanan menjadikan kloset duduk lebih diterima.


Apa Kata Ilmu Pengetahuan? Mana yang Lebih Sehat?

Seiring berkembangnya teknologi dan ilmu kedokteran, pertanyaan baru pun muncul: kloset mana yang lebih baik dari segi kesehatan?

Penelitian kontemporer menunjukkan bahwa posisi jongkok saat buang air besar ternyata memiliki keunggulan fisiologis. Dalam posisi ini, usus besar berada dalam sudut yang lebih ideal sehingga proses pengeluaran kotoran menjadi lebih cepat dan lebih bersih. Sementara pada kloset duduk, posisi tubuh cenderung membuat usus membentuk sudut sempit yang bisa menyebabkan proses buang air besar menjadi lebih lama dan tidak tuntas.

Meskipun begitu, inovasi dan perkembangan desain toilet terus dilakukan, termasuk kloset duduk modern yang kini dilengkapi sandaran kaki atau alat bantu lainnya untuk meniru posisi jongkok.


Beda Pilihan, Beda Latar Belakang

Jadi, kenapa orang Barat pakai kloset duduk? Jawabannya bukan hanya karena kenyamanan, tapi juga karena warisan sejarah panjang, kebiasaan turun-temurun, serta perkembangan teknologi yang menyertainya. Sebaliknya, masyarakat Asia menggunakan kloset jongkok karena alasan fisiologis, kebudayaan lokal, dan bahkan pertimbangan spiritual.

Keduanya punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Yang paling penting adalah memastikan sistem sanitasi tetap bersih, sehat, dan sesuai dengan kebutuhan penggunanya.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved