Sumber foto: iStock

Kenapa Kita Tak Bisa Ingat Masa Kecil? Ini Penjelasan Ilmiahnya yang Bikin Kamu Tercengang!

Tanggal: 8 Jun 2025 14:41 wib.
Kita sering kali merasa bingung mengapa hampir tidak bisa mengingat apa pun dari masa kanak-kanak, terutama usia di bawah tiga tahun. Bahkan, jika pun ada kenangan, sering kali terasa samar atau seolah hanya cuplikan tanpa konteks jelas. Dalam dunia sains, fenomena ini dikenal sebagai childhood amnesia atau amnesia masa kanak-kanak. Penjelasan mengenai hal ini kini semakin terkuak berkat riset dari Sarah Power, peneliti dari Max Planck Institute for Human Development.

Sarah Power meneliti bagaimana memori awal terbentuk, baik pada manusia maupun tikus. Penelitian lintas spesies ini bertujuan untuk memahami lebih dalam cara kerja otak dalam menyimpan dan mengakses memori. Hasilnya? Cukup mencengangkan dan bisa mengubah cara kita memandang kenangan masa kecil.

Tikus Bisa Menyimpan Memori, Tapi Tak Bisa Mengaksesnya

Dalam eksperimen yang dilakukan, tikus menunjukkan kemampuan untuk merekam memori sejak dini. Meski mereka tidak bisa mengakses kenangan tersebut saat dewasa, penelitian lanjutan menunjukkan bahwa memori itu sebenarnya masih tersimpan di otak mereka. Ketika para peneliti mengubah kadar protein reseptor tertentu di otak tikus, hewan-hewan ini tiba-tiba menunjukkan respons yang menandakan mereka masih ingat kejadian sebelumnya. Ini mengindikasikan bahwa memori awal tidak benar-benar hilang, hanya tidak bisa diakses dengan cara biasa.

Temuan ini membawa pemahaman baru: memori bisa tetap ada, namun "terkunci" karena proses biologis tertentu. Lalu, bagaimana dengan manusia?

Manusia Mengandalkan Ingatan Orang Lain

Manusia, terutama anak-anak, ternyata sangat bergantung pada lingkungan sosial untuk membentuk dan mempertahankan memori. Dalam studi lanjutan, Sarah Power melakukan uji coba kepada anak-anak usia 3 hingga 9 tahun. Ia meminta para orang tua untuk mendiskusikan suatu kejadian unik yang dialami anak saat usia 3 tahun. Dua hingga enam tahun kemudian, anak-anak itu kembali ditanya soal kejadian tersebut.

Hasilnya cukup menarik. Anak usia 5 hingga 7 tahun mampu mengingat sekitar 60% dari peristiwa yang pernah dibahas. Namun, anak yang lebih tua, yakni usia 8 dan 9 tahun, hanya mampu mengingat sekitar 40% dari kejadian tersebut. Artinya, seiring bertambahnya usia, justru proporsi memori masa kecil yang mampu diakses akan menurun.

Memori Bisa Dipengaruhi Narasi Orang Tua

Bukan hanya seberapa sering peristiwa dikenang, tetapi juga bagaimana peristiwa itu dibicarakan yang memengaruhi ingatan anak. Jika orang tua menceritakan ulang suatu kejadian dengan detil, menambahkan narasi, atau mendorong anak untuk membayangkan kembali situasi tersebut, maka anak akan memiliki ingatan yang lebih kuat dan rinci.

Namun, ada satu hal penting yang perlu dipahami: tidak semua kenangan yang kita miliki adalah 100% akurat. Sarah Power menyebut bahwa ketika kita sering melihat foto masa kecil atau mendengar cerita berulang dari orang tua, kita cenderung menciptakan versi kenangan sendiri—yang bisa jadi tidak benar-benar kita alami secara sadar. Fenomena ini dikenal sebagai kenangan palsu atau false memory. Setiap kali kita “mengingat” peristiwa itu, kita sebenarnya sedang memperkuat versi kenangan buatan tersebut.

Infantile Amnesia: Lupa Total Sebelum Usia 3 Tahun

Selain childhood amnesia, ada pula istilah infantile amnesia—yakni ketidakmampuan seseorang untuk mengingat apapun sebelum usia tiga tahun. Para ahli menemukan bahwa anak-anak sebenarnya telah mampu membentuk memori sebelum usia 3 tahun, namun memori itu hilang atau tidak dapat diakses saat dewasa.

Mengapa ini terjadi? Salah satu teori yang dikemukakan adalah bahwa otak manusia menjalani proses pengaturan ulang saat transisi dari ketergantungan pada orang tua menuju fase kemandirian. Proses ini terjadi secara alami saat seseorang beranjak remaja dan dewasa. Dalam fase tersebut, memori masa bayi dan balita kemungkinan terhapus atau tersimpan begitu dalam sehingga tidak lagi bisa diakses tanpa bantuan.

Apa Implikasinya bagi Kita?

Memahami fenomena amnesia masa kecil ini memberikan wawasan penting, terutama bagi para orang tua, guru, dan praktisi psikologi anak. Cara kita berbicara dengan anak, membangun narasi, dan menghidupkan kembali memori bersama mereka sangat menentukan seberapa banyak yang akan mereka ingat saat dewasa nanti.

Bagi kamu yang penasaran tentang masa kecilmu, penting untuk diingat bahwa tidak semua kenangan yang kamu pikir asli memang benar-benar berasal dari pengalaman langsung. Ada kemungkinan kenangan itu adalah hasil dari cerita, foto, atau rekonstruksi sosial yang tertanam dalam benakmu selama bertahun-tahun.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved