Kenapa Hiu Punya Lubang Hidung Meski Tak Punya Paru-Paru? Ini Fungsi Rahasianya yang Mengejutkan!
Tanggal: 19 Jun 2025 09:56 wib.
Selama ini, banyak orang mengira bahwa lubang hidung hanya berguna untuk bernapas. Tapi tahukah kamu bahwa ikan hiu, meski tidak memiliki paru-paru, tetap memiliki lubang hidung? Lebih mengejutkan lagi, lubang hidung tersebut ternyata sangat penting dalam kemampuan bertahan hidup dan berburu mereka.
Mengutip dari laporan IFL Science, alasan mengapa hiu memiliki lubang hidung walaupun tak bernapas seperti manusia, ternyata sangat dekat hubungannya dengan fungsi penciuman—bukan pernapasan.
Hidung Bukan Sekadar Alat Bernapas, Tapi Juga Sensor Penciuman
Pada manusia, lubang hidung memang dikenal sebagai jalur utama untuk menghirup udara ke paru-paru. Tapi lebih dari itu, hidung juga merupakan organ penciuman. Saat kita menghirup udara, molekul-molekul aroma ikut masuk dan dikenali oleh sel-sel saraf di dalam rongga hidung.
Sistem penciuman manusia ini termasuk bagian dari sistem saraf kranial yang disebut sistem olfaktori. Sistem ini terhubung langsung dengan bagian otak yang memproses aroma, memungkinkan manusia mengenali bau dari lingkungan sekitar.
Begitu juga dengan hewan lain seperti kucing, yang saat mencium sesuatu menunjukkan ekspresi khas seperti mencium bau tak sedap. Respons ini disebut flehmen, dan sebenarnya merupakan cara mereka memaksimalkan kerja indra penciuman dengan menggerakkan lidah dan membuka mulut lebar-lebar untuk mendeteksi bau secara lebih intens.
Hiu: Bernapas dengan Insang, Mencium dengan Hidung
Berbeda dengan manusia, ikan hiu bernapas melalui insang, bukan paru-paru. Namun mereka tetap memiliki sepasang lubang hidung yang berfungsi sebagai alat pendeteksi aroma di air. Dalam istilah ilmiah, lubang ini disebut sebagai "nares anterior" dan tidak terhubung ke sistem pernapasan sama sekali.
Pada hiu, lubang hidung dilengkapi dengan struktur kompleks berlapis-lapis yang dinamakan "rosette". Di sinilah molekul bau yang terbawa arus air disaring dan diinterpretasikan. Organ olfaktori ini beragam bentuk dan kemampuannya tergantung dari jenis hiu.
Air laut yang membawa aroma akan masuk melalui lubang hidung ketika hiu berenang. Pada beberapa spesies, struktur mirip rambut kecil yang disebut "cilia" membantu mendorong air masuk ke organ penciuman. Proses ini terjadi tanpa perlu menghirup seperti manusia.
Penciuman Jadi Senjata Mematikan Hiu Saat Berburu
Kemampuan hiu dalam mendeteksi aroma sangatlah tajam. Bahkan, kedua lubang hidung hiu bisa bekerja secara independen. Jika aroma mangsa tercium dari sisi kiri, hiu dapat langsung bergerak ke arah kiri untuk mendekati sumbernya.
Hal ini disebabkan oleh perilaku aroma di dalam air yang sangat berbeda dari udara. Bau di dalam air bergerak secara plume—yakni dalam bentuk jejak atau aliran yang terbagi dalam beberapa lapisan dan arah. Hiu dapat mengikuti jejak ini untuk menemukan mangsa mereka dengan efisien.
Jelle Atema, seorang ahli dari Boston University, menjelaskan bahwa kemampuan luar biasa hiu dalam memburu mangsanya adalah hasil dari kombinasi dua kemampuan: mendeteksi aroma dan membaca arus air.
"Plume (aliran cairan berbau) bisa terbagi dan tersebar dalam berbagai arah karena arus. Setelah mencium bau, hiu akan melacak arah arus tersebut untuk menemukan titik asalnya. Inilah yang membuat hiu menjadi predator yang sangat efisien," ujar Atema.
Evolusi Indra Penciuman: Hiu dan Manusia Tidak Terlalu Beda
Fakta bahwa hiu memiliki indra penciuman yang sangat berkembang menunjukkan bahwa evolusi penciuman tidak hanya terjadi pada makhluk darat. Hiu menunjukkan bahwa penciuman bisa menjadi sistem navigasi dan strategi berburu di lautan, bahkan tanpa keterlibatan sistem pernapasan.
Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan mencium adalah kebutuhan biologis yang penting, baik di darat maupun di laut. Bahkan, bagi hiu, lubang hidung bukan hanya aksesori evolusi, tapi senjata utama untuk bertahan hidup.
Kesimpulan: Di Balik Lubang Hidung Hiu, Ada Teknologi Alam yang Luar Biasa
Fenomena hiu yang memiliki lubang hidung meski tidak bernapas dengannya membuktikan betapa kompleks dan canggihnya desain alam. Lubang hidung mereka bukan hanya bentuk adaptasi, tapi juga bagian vital dari sistem sensorik untuk mendeteksi keberadaan mangsa di dalam air.
Dengan kemampuan mendeteksi aroma secara terpisah di tiap lubang hidung dan menggabungkannya dengan analisis arus air, hiu telah berevolusi menjadi predator laut yang nyaris sempurna. Pengetahuan ini tak hanya memperkaya pemahaman kita tentang anatomi hewan laut, tapi juga membuka pintu lebih luas terhadap studi tentang sensorik, navigasi, dan adaptasi biologis.
Bagi para peneliti, hiu tetap menjadi spesies yang penuh misteri dan pelajaran, sementara bagi dunia umum, fakta-fakta seperti ini adalah pengingat bahwa masih banyak keajaiban alam yang belum kita pahami sepenuhnya.