Keluarga Hinduja, Keluarga Terkaya di Inggris Divonis Hukuman Penjara

Tanggal: 23 Jun 2024 09:06 wib.
Pada Jumat (21/6), Pengadilan Swiss menjatuhkan hukuman penjara kepada empat anggota keluarga Hinduja, keluarga terkaya di Inggris. Pengadilan menyebut mereka "egois" karena mengeksploitasi staf India di rumah besar mereka di Jenewa.

Menurut koran The Sunday Times di London, kekayaan keluarga Hinduja diperkirakan mencapai 37 miliar pound (setara 771,44 triliun rupiah). Hakim ketua di Jenewa memutuskan Prakash Hinduja, 78 tahun, dan istrinya, Kamal Hinduja, 75 tahun, masing-masing mendapat hukuman empat tahun enam bulan. Putra mereka, Ajay, 56, dan istrinya, Namrata, 50, menerima hukuman empat tahun.

Mereka dihukum karena "riba" karena telah mengambil keuntungan dari anggota staf imigran yang rentan dengan membayar upah yang sangat minim. Hakim Sabina Mascotto menyatakan bahwa para pekerja tersebut berpendidikan rendah atau tidak berpendidikan sama sekali dan tidak mengetahui hak-hak mereka. Pengadilan membebaskan mereka dari tuduhan yang lebih serius yaitu perdagangan manusia, dengan alasan bahwa para pekerja tersebut melakukan perjalanan ke Swiss dengan sukarela.

Selama persidangan, keluarga Hinduja dituduh membawa pembantu dari negara asal mereka, India, dan menyita paspor para pekerja begitu mereka tiba di Swiss. Jaksa Yves Bertossa menuduh warga Hinduja menghabiskan "lebih banyak uang untuk anjing peliharaan mereka dibandingkan untuk pegawai rumah tangga."

Keluarga tersebut membayar staf rumah tangga sekitar 325 franc ($363) sebulan atau hampir 6 juta rupiah. Hakim mengatakan upah itu 90 persen lebih rendah dari tarif gaji yang berlaku. Keluarga tersebut membantah tuduhan tersebut, dan mengklaim bahwa jaksa ingin "membunuh Keluarga Hinduja."

Menyusul putusan tersebut, Bertossa meminta perintah penahanan segera terhadap Ajay dan Namrata Hinduja, dengan alasan bahwa mereka berisiko melarikan diri. Hakim membantahnya, menerima argumen pembelaan bahwa keluarga tersebut memiliki hubungan dengan Swiss. Hakim juga mencatat bahwa Kamal Hinduja dirawat di rumah sakit di Monaco dan tiga anggota keluarga sedang menemaninya.

Pembela berpendapat bahwa ketiga karyawan tersebut menerima tunjangan yang cukup, tidak diisolasi dan bebas meninggalkan vila. Grup Hinduja hadir di 38 negara dan mempekerjakan sekitar 200.000 orang. 

Pengacara anggota keluarga Swiss-India menyatakan akan mengajukan banding atas putusan tersebut. Meskipun demikian, jaksa memutuskan untuk melanjutkan kasus ini karena beratnya tuntutan. Hal ini menunjukkan adanya komitmen hukum yang kuat untuk memerangi eksploitasi pekerja yang rentan.

Kasus ini juga menjadi perhatian global mengingat keluarga Hinduja adalah salah satu keluarga terkaya dan memiliki bisnis yang tersebar di berbagai negara. Menekankan bahwa eksploitasi pekerja adalah pelanggaran hak asasi manusia yang serius, penyelesaian di luar pengadilan dengan tiga karyawan sebelumnya menunjukkan adanya pemahaman bahwa tindakan keluarga Hinduja adalah tidak etis dan melanggar hukum. Sehingga, putusan pengadilan menjadi sebuah titik balik penting dalam menegakkan keadilan bagi para pekerja yang rentan.

Pemerintah dan lembaga internasional juga harus mengambil langkah-langkah yang tegas untuk mengawasi perlindungan pekerja migran, terutama dalam situasi eksploitasi dan perburuhan yang tidak sesuai dengan standar internasional. Kesejahteraan pekerja serta keadilan dalam hubungan pekerjaan haruslah menjadi prioritas dalam setiap bentuk bisnis, terutama dari perusahaan dan keluarga-keluarga terkaya.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved