Kebiasaan Ngupil Dapat Tingkatkan Risiko Alzheimer
Tanggal: 8 Sep 2024 14:19 wib.
Studi yang terbit dalam The American Journal of Medical Sciences itu menyoroti bahwa kebiasaan mengupil bisa menjadi faktor peningkatan risiko penyakit Alzheimer. Tidak hanya berhenti di hidung, kebiasaan ngupil juga bisa mencapai otak dan menyebabkan peradangan. Sebuah penelitian yang mengejutkan tentang kesehatan otak ini memberikan pemahaman baru tentang dampak kebiasaan sepele namun sering dilakukan ini terhadap kesehatan otak.
Kebiasaan ngupil sering dianggap sebagai kebiasaan yang tidak berbahaya. Namun, penelitian yang dilakukan oleh para ahli kesehatan menunjukkan bahwa hal ini sebenarnya dapat memiliki dampak yang cukup serius pada kesehatan otak. Dengan adanya hubungan antara kebiasaan ngupil dengan peningkatan risiko penyakit Alzheimer, kita perlu meningkatkan kesadaran akan pentingnya menghentikan kebiasaan ini.
Alzheimer merupakan penyakit neurodegeneratif yang mempengaruhi fungsi kognitif seseorang, termasuk daya ingat dan kemampuan berpikir. Penyakit ini umumnya terjadi pada usia lanjut, namun penelitian baru menunjukkan bahwa kebiasaan ngupil dapat mempercepat perkembangan penyakit Alzheimer.
Para peneliti telah menemukan bahwa partikel-partikel kecil yang terperangkap di kuku atau ujung jari saat ngupil dapat terhirup ke dalam saluran pernapasan dan mencapai otak. Keberadaan partikel tersebut dapat menyebabkan peradangan di otak, yang kemudian dapat berkontribusi pada perkembangan penyakit Alzheimer.
Seiring dengan peningkatan risiko Alzheimer, kebiasaan ngupil juga telah dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan lainnya. Penelitian telah menunjukkan bahwa kebiasaan ngupil dapat meningkatkan risiko infeksi hidung dan sinus, serta dapat menyebabkan iritasi pada jaringan hidung. Selain itu, kebiasaan ngupil juga dapat menyebabkan perubahan pada bentuk hidung dan bahkan kerusakan pada kartilago hidung.