Sumber foto: Google

Kasus Keracunan Makanan pada MBG di Sukoharjo, Jubir Presiden SOP Diperketat

Tanggal: 19 Jan 2025 20:32 wib.
Sebanyak 40 siswa di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, mengalami gejala mual, muntah, dan pusing setelah menyantap menu ayam dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Kamis (16/1/2025). Kejadian ini segera menarik perhatian publik karena program MBG dirancang untuk meningkatkan kualitas gizi anak sekolah.

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menyatakan bahwa dugaan awal insiden ini adalah kesalahan teknis dalam pengolahan ayam. "Kami menduga ada kelalaian dalam proses pengolahan makanan yang menyebabkan makanan terkontaminasi. Sampel makanan sedang diperiksa oleh Dinas Kesehatan untuk memastikan penyebab pasti," ujar Dadan dalam konferensi pers, Jumat (17/1/2025).

Menurut laporan awal, gejala mual dan muntah dialami siswa beberapa jam setelah mengonsumsi ayam yang disajikan pada waktu makan siang di sekolah. Sejumlah siswa langsung mendapatkan perawatan medis di Puskesmas setempat, dan beberapa di antaranya dirujuk ke rumah sakit untuk observasi lebih lanjut.

Juru Bicara Presiden, Johan Wiratama, menyampaikan bahwa pemerintah sangat menyesalkan insiden ini. Johan menegaskan bahwa evaluasi menyeluruh akan dilakukan untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang.

"Pemerintah tidak akan mentoleransi kelalaian dalam pelaksanaan program yang seharusnya membawa manfaat besar bagi anak-anak kita. Evaluasi terhadap pelaksanaan Standar Operasional Prosedur (SOP) akan dilakukan segera," ujar Johan.

Ia juga menyebutkan bahwa Presiden telah memerintahkan Kementerian Kesehatan dan Badan Gizi Nasional untuk turun langsung menangani kasus ini, termasuk memberikan pendampingan kepada keluarga siswa yang terdampak.

Sebagai langkah pencegahan, pemerintah akan memperketat pelaksanaan SOP dalam seluruh tahapan program MBG, mulai dari pemilihan bahan baku, pengolahan makanan, hingga distribusi. Langkah ini diperlukan untuk memastikan keamanan dan kualitas makanan yang disajikan kepada siswa.

"Setiap pihak yang terlibat dalam program ini akan diberikan pelatihan ulang terkait pentingnya kebersihan dan standar kualitas makanan. Jika ditemukan unsur kelalaian, tindakan tegas akan diambil," tambah Johan.

Kepala BGN, Dadan Hindayana, juga menegaskan bahwa sistem pengawasan akan diperkuat dengan melibatkan lebih banyak pihak, termasuk Dinas Kesehatan di daerah. "Kami akan mengintegrasikan teknologi untuk memantau kualitas bahan makanan dan proses pengolahan secara real-time," ujarnya.

Program MBG yang diluncurkan dengan tujuan mulia untuk meningkatkan kualitas gizi anak sekolah kini menghadapi tantangan besar. Banyak orang tua berharap pemerintah dapat menangani insiden ini dengan serius dan mengambil langkah konkret agar tidak ada lagi kasus keracunan di masa mendatang.

"Saya mendukung program ini, tapi insiden seperti ini seharusnya tidak terjadi. Pemerintah harus lebih teliti dan serius dalam menjalankan program ini," ujar Ani, salah satu orang tua siswa.

Insiden keracunan makanan pada program MBG di Sukoharjo menjadi peringatan penting bagi pemerintah untuk meningkatkan pengawasan dan memastikan keamanan pangan. Pengetatan SOP dan evaluasi menyeluruh diharapkan dapat memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap program ini.

Pemerintah berkomitmen untuk memastikan program MBG tetap berjalan dengan aman dan memberikan manfaat nyata bagi generasi muda Indonesia. Semua pihak kini menanti hasil investigasi dari Dinas Kesehatan dan langkah konkret yang akan diambil untuk mengatasi permasalahan ini.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved