Kartina Irawati Graham, Ide Feminisme di Layar Flm
Tanggal: 3 Jan 2025 15:09 wib.
Tampang.com | Layar memang menjadi wahana bercerita yang bebas, tanpa batasan genre, budaya, maupun pandangan. Seorang sineas, Kartina Irawati Graham, memanfaatkannya untuk menyebarkan gagasan kesetaraan feminisme dan antirasisme melalui karya-karyanya di dunia perfilman. Dengan visi yang kuat, Kartina Irawati Graham mencoba untuk mengekspresikan melalui lensa kamera dan skenario yang ia buat.
Proyek film terbarunya, yang bertajuk "Raesita Grey," telah menarik perhatian banyak pihak. Film tersebut hendak digarap sebagai bagian dari kerja sama antara Adelaide Film Festival dengan JAFF Market, sebuah wadah yang memfasilitasi pasar film di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Melalui proyek ini, Kartina berharap dapat menyampaikan pesan feminisme dan antirasisme kepada penonton dengan cara yang menarik dan menggugah.
Pada realitasnya, Kartina Irawati Graham bukanlah sosok baru dalam panggung perfilman Indonesia. Sebelumnya, ia telah sukses menggarap berbagai proyek film pendek dan dokumenter yang mengangkat isu-isu sosial, seperti kekerasan terhadap perempuan, kesetaraan gender, dan diskriminasi rasial. Melalui karyanya, Kartina mengungkapkan kepeduliannya terhadap problematika sosial yang masih menjadi persoalan di masyarakat.
Gagasannya tentang kesetaraan feminisme dan antirasisme senantiasa diintegrasikan ke dalam setiap karyanya. Dengan pengalaman dan pengetahuannya yang luas dalam bidang tersebut, Kartina mampu mengemasnya dalam sebuah narasi yang kuat dan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat. Melalui film-filmnya, ia ingin membangun kesadaran akan pentingnya pemahaman mengenai kesetaraan dan penghapusan diskriminasi.
Sebagai seorang sineas perempuan, Kartina Irawati Graham juga berperan sebagai panutan bagi generasi muda, khususnya perempuan, yang memiliki keinginan untuk terlibat dalam dunia perfilman. Keberadaannya memperkuat narasi bahwa perempuan mampu untuk berkarya dan berkontribusi secara aktif dalam industri kreatif, tanpa terkekang oleh stereotip gender yang masih melekat dalam masyarakat.
Dalam penggarapan "Raesita Grey," Kartina berharap dapat mengangkat isu-isu yang sering kali dianggap tabu atau terlupakan dalam lingkup masyarakat. Ia ingin menyoroti realitas kehidupan perempuan Indonesia, terutama yang berasal dari latar belakang rasial yang kurang mendapatkan perhatian yang cukup dalam representasi film. Dengan demikian, Kartina Irawati Graham berupaya untuk memberikan suara kepada mereka yang sering terpinggirkan dalam narasi dominan di layar lebar.
Kerjasama antara Adelaide Film Festival dan JAFF Market memberikan kesempatan bagi Kartina Irawati Graham untuk menghadirkan karyanya dalam skala yang lebih luas, baik di tingkat nasional maupun internasional. Hal ini tentu menjadi langkah penting dalam penyebaran ide-ide feminisme dan antirasisme yang ingin disampaikan oleh Kartina melalui medium film.
Dengan demikian, perjalanan Kartina Irawati Graham dalam menyebarkan gagasan feminisme dan antirasisme melalui layar film terus berkembang. Karya-karyanya menjadi sarana bagi perempuan dan minoritas rasial untuk diakui, didengar, dan diperjuangkan kesetaraannya. Semoga keberadaannya dan karya-karyanya dapat terus membangkitkan kesadaran akan pentingnya pemberdayaan perempuan dan penghapusan segala bentuk diskriminasi di masyarakat.