Sumber foto: Google

Jokowi, Perusahaan Lebih Pilih Freelancer, Dunia Kerja Makin Sempit

Tanggal: 21 Sep 2024 18:28 wib.
Presiden Joko Widodo mewanti-wanti sejumlah tantangan terkait minimnya lapangan kerja beberapa tahun yang akan datang, melambatnya pertumbuhan ekonomi global, dan berkembangnya teknologi yang dapat menggantikan manusia. Kemajuan teknologi dan perubahan tren ekonomi memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap dunia kerja saat ini. Salah satu fenomena yang akan menjadi tren di masa depan adalah gig economy atau ekonomi gig.

Gig economy merupakan bentuk ekonomi di mana pekerja lepas, atau yang lebih dikenal dengan sebutan freelancer, bekerja mandiri untuk beberapa perusahaan atau individu, tanpa terikat oleh kontrak kerja jangka panjang. Hal ini menjadi relevan karena perusahaan lebih memilih menggunakan freelancer daripada merekrut karyawan penuh waktu. Ada beberapa alasan mengapa perusahaan cenderung beralih ke model gig economy.

Pertama, fleksibilitas. Dalam gig economy, perusahaan dapat dengan mudah menyesuaikan sumber daya manusia sesuai dengan kebutuhan proyek yang sedang berjalan. Merekrut freelancer memungkinkan perusahaan untuk menyesuaikan tim kerja sesuai dengan proyek spesifik yang sedang dikerjakan, tanpa harus membayar biaya overhead yang terkait dengan karyawan tetap.

Selanjutnya, gig economy juga memberikan akses kepada perusahaan untuk keterampilan dan bakat yang lebih bervariasi. Dengan merekrut freelancer, perusahaan dapat mengakses talenta terbaik di berbagai bidang tanpa harus terikat oleh keterbatasan geografis. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk menghadirkan inovasi dan keahlian yang lebih banyak dalam proyek-proyeknya.

Namun, di balik perkembangan gig economy yang menjanjikan, ada beberapa tantangan yang perlu dihadapi. Salah satunya adalah kurangnya perlindungan sosial bagi pekerja lepas. Dalam konteks gig economy, pekerja lepas mungkin tidak mendapatkan jaminan sosial seperti asuransi kesehatan, cuti, atau dana pensiun yang biasanya diberikan kepada karyawan tetap. Hal ini menimbulkan perdebatan tentang perlunya mengatur ulang perundang-undangan tenaga kerja untuk melindungi pekerja lepas.

Dampak lain dari gig economy adalah semakin sempitnya peluang bagi pencari kerja yang ingin bekerja secara konvensional. Seiring dengan berkembangnya gig economy, perusahaan cenderung lebih memilih menggunakan freelancer daripada merekrut karyawan tetap. Hal ini membuat persaingan di dunia kerja semakin ketat, terutama bagi mereka yang mencari pekerjaan dengan model konvensional.

Presiden Joko Widodo mewanti-wanti bahwa tantangan yang dihadapi dunia kerja di masa depan tidak bisa dianggap enteng. Oleh karena itu, langkah-langkah strategis perlu diambil untuk memastikan bahwa kemajuan teknologi dan perkembangan tren ekonomi dapat memberikan manfaat yang adil bagi semua pihak yang terlibat dalam dunia kerja.

Dengan demikian, gig economy akan menjadi tren di masa depan yang perlu dikaji lebih lanjut, termasuk dalam hal regulasi perlindungan sosial bagi pekerja lepas dan penyesuaian diri bagi para pencari kerja dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat. Perubahan tersebut menjadikan pembahasan tentang masa depan dunia kerja menjadi semakin relevan dalam upaya menciptakan keseimbangan antara kemajuan teknologi dan keberlanjutan sosial di masa depan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved