Sumber foto: google

Jemaah Aolia Gelar Lebaran 05 April 2024 Lebih Awal, MUI: Selalu Berbeda dengan Nasional

Tanggal: 6 Apr 2024 17:29 wib.
Setiap tahun, umat Muslim di seluruh dunia merayakan perayaan Lebaran sebagai momen yang penuh suka cita. Namun, pada tahun 2024, jemaah Aolia di Indonesia merayakan Lebaran lebih awal, tepatnya pada tanggal 05 April 2024. Hal ini menimbulkan perbedaan dengan keputusan nasional yang menetapkan tanggal Lebaran. Meskipun telah menimbulkan perbedaan, MUI tetap menekankan pentingnya persatuan dalam perbedaan.

Berdasarkan penelusuran, Jemaah Aolia akan merayakan Lebaran pada tanggal 05 April 2024 karena adanya perbedaan dalam penerapan metode hisab dan ru'yatul hilal (penampakan bulan) dalam menentukan awal bulan Ramadhan. Hal ini menimbulkan perbedaan dengan keputusan nasional yang biasanya didasarkan pada hasil sidang isbat yang dilakukan oleh pemerintah bersama dengan MUI.

Meskipun berbeda, MUI selalu menegaskan pentingnya menjaga persatuan dalam perbedaan yang ada. Dr. Anwar Abbas, Ketua Komisi Fatwa MUI, menekankan bahwa keberagaman dalam menentukan awal bulan Ramadhan dan Lebaran adalah hal yang wajar dalam Islam. Beliau menambahkan bahwa perbedaan tersebut seharusnya tidak menjadi pemicu perpecahan, namun justru sebagai bentuk kekayaan dalam persatuan umat Islam.

Adanya perbedaan dalam penentuan awal bulan Ramadhan dan Lebaran juga bukan hal yang baru dalam sejarah Islam di Indonesia. Berbagai kelompok jemaah dan organisasi keagamaan memiliki pandangan yang berbeda-beda dalam menentukan awal bulan Ramadhan dan Lebaran. Meskipun demikian, umat Muslim di Indonesia selalu berhasil merayakan perayaan-perayaan keagamaan tersebut dengan penuh kebersamaan dan persaudaraan.

Namun, perlu diingat bahwa keputusan jemaah Aolia untuk merayakan Lebaran lebih awal pada tanggal 05 April 2024 merupakan keputusan internal dari jemaah tersebut, dan hal ini tidak mengubah keputusan nasional yang telah ditetapkan. MUI selalu menegaskan bahwa setiap umat Muslim di Indonesia dihimbau untuk mengikuti keputusan resmi yang telah ditetapkan oleh pemerintah seiring dengan hasil sidang isbat yang diselenggarakan.

Dalam konteks keberagaman ini, MUI pun terus mengingatkan umat Muslim akan pentingnya menjaga persatuan, terutama dalam menyikapi perbedaan yang ada. Perbedaan pendapat dalam menentukan awal bulan Ramadhan dan Lebaran seharusnya tidak menjadikan kita terpecah belah, namun sebaliknya, hendaknya kita mampu menjaga persaudaraan dan kebersamaan dalam merayakan momen-momen suci dalam agama Islam.

Sebagai umat Muslim, kita juga perlu menyadari bahwa persatuan dalam perbedaan adalah salah satu ajaran agama yang harus senantiasa dijunjung tinggi. Dalam Al-Qur'an Surah Al-Hujurat ayat 13, Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya, Kami menciptakan kamu dari laki-laki dan perempuan, dan Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu."

Dari ayat tersebut, kita dapat belajar bahwa keberagaman di dalam umat manusia seharusnya menjadi sarana untuk saling mengenal dan saling mempererat persaudaraan, bukan sebagai alasan untuk berselisih. Oleh karena itu, dalam menyikapi perbedaan dalam menentukan awal bulan Ramadhan dan Lebaran, hendaknya kita senantiasa merajut persatuan dan persaudaraan di antara kita sebagai umat Muslim.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved