Sumber foto: iStock

Jejak Santo Nicholas, Sang Sinterklas Natal Ditemukan di Turki

Tanggal: 30 Des 2024 19:52 wib.
Pada sebuah penggalian arkeologis terbaru di Gereja St. Nicholas di Demre, Antalya, Turki, seorang Associate Professor Ebru Fatma Findik dari Universitas Hatay Mustafa Kemal memimpin Proyek Warisan untuk Masa Depan. Salah satu bagian dari hasil penggalian tersebut adalah penemuan sarkofagus batu kapur yang diduga merupakan tempat peristirahatan asli Santo Nicholas, uskup Yunani yang menjadi inspirasi legenda Sinterklas.

Sarkofagus yang ditemukan bersamaan dengan bangunan tambahan gereja dua lantai, terkubur pada kedalaman 1,5 hingga 2 meter. Hal ini menimbulkan kepercayaan bahwa lokasi tersebut adalah lokasi pemakaman asli Santo Nicholas.

Struktur sarkofagus yang sepanjang dua meter tersebut memiliki atap miring dan tutup yang menonjol, yang memiliki kesamaan dengan gaya pemakaman wilayah kuno Myra.

Gereja St. Nicholas sendiri dibangun pada abad ke-5 Masehi atas perintah Kaisar Bizantium Theodosius II, tepat di atas makam asli Santo Nicholas. Profesor Ebru Fatma Findik, yang memimpin proyek penggalian ini, mengungkapkan harapannya dalam menemukan prasasti pada sarkofagus tersebut.

Kehadiran prasasti di sarkofagus ini diharapkan dapat membantu memperjelas isi makam dan memungkinkan tim arkeolog untuk menentukan periode pasti kapan prasasti itu berasal.

Santo Nicholas yang lahir dan hidup di Myra pada abad ke-4 Masehi, dikenal karena kedermawanannya dan doa syafaatnya. Ia menjabat sebagai Uskup Myra hingga wafat pada tahun 343 M. Warisannya diabadikan melalui legenda Sinterklas, tokoh yang dikenal membawa hadiah untuk anak-anak di seluruh dunia.

Penelitian yang dimulai sejak 1989 ini telah memberikan berbagai temuan penting, termasuk pecahan lampu tanah liat dan tulang hewan, yang menunjukkan penggunaan situs ini sebagai tempat pemakaman.

Sebagian tulang-belulang Santo Nicholas dipindahkan ke Basilika San Nicola di Bari pada abad ke-11, sementara sisanya dikirim ke Venesia selama Perang Salib Pertama. Penelitian tahun 1953 mengonfirmasi bahwa tulang-tulang dari Bari dan Venesia berasal dari individu yang sama, namun belum dipastikan apakah itu adalah Santo Nicholas.

Penemuan ini tidak hanya memperkaya sejarah arkeologi, tetapi juga menghubungkan kembali dunia dengan warisan seorang figur yang telah menginspirasi tradisi Natal selama berabad-abad.

Sarkofagus yang ditemukan di Gereja St. Nicholas dapat memberikan pemahaman lebih dalam mengenai Santo Nicholas dan mengangkat kembali keagungan serta kekudusan yang melekat pada figur tersebut. Hal ini membuat penemuan ini menjadi tonggak bersejarah dalam menelusuri jejak Santo Nicholas, yang memiliki pengaruh besar dalam tradisi dan perayaan Natal.

Penemuan ini juga memberikan kontribusi besar terhadap bidang arkeologi dan memperkaya pengetahuan kita mengenai peradaban kuno di wilayah yang sekarang menjadi Turki.

Selain itu, hal ini turut mengonfirmasi keberadaan dan peran Santo Nicholas dalam sejarah Kristiani, serta pengaruhnya tak hanya sebagai figur keagamaan, tetapi juga sebagai tokoh yang memengaruhi tradisi dan budaya dunia.

Berdasarkan temuan ini, bisa dipahami bahwa nilai-nilai yang diwariskan Santo Nicholas dalam bentuk legenda Sinterklas tidak hanya merupakan cerita dongeng belaka, melainkan juga cerminan dari perilaku nyata yang diwujudkan dalam kebaikan dan kepedulian terhadap sesama.

Dengan demikian, penemuan ini menghadirkan penghormatan kembali terhadap kepribadian Santo Nicholas yang memiliki peran penting dalam pembentukan moral dan sosial masyarakat.

 

 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved