Sumber foto: Google

Jakarta Macet Parah, Penumpang Kaget Tarif Ojol Sampai Rp200 Ribu

Tanggal: 29 Mei 2025 08:48 wib.
Tampang.com | Kemacetan parah yang melanda Jakarta pada Rabu, 28 Mei 2025, telah mengakibatkan situasi lalu lintas yang sulit di beberapa titik utama. Wadirlantas Polda Metro Jaya, AKBP Argo Wiyono, menjelaskan bahwa salah satu faktor utama penyebab kemacetan ini adalah volume lalu lintas yang membeludak. Banyak kendaraan mengalir di jalan-jalan utama Jakarta, dan situasi semakin diperburuk dengan adanya iring-iringan rombongan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, yang sedang berada di kota untuk melakukan kunjungan resmi.

Iring-iringan Presiden Macron ini menyebabkan beberapa ruas tol, termasuk Tol Dalam Kota, harus disterilkan dari kendaraan lain untuk memberikan ruang yang aman bagi rombongan tersebut. Akibatnya, kemacetan yang sudah cukup parah makin menjadi-jadi. Kendaraan yang biasanya bergerak lancar di jam sibuk justru terjebak dalam antrean panjang, membuat para pengendara dan penumpang ojek online merasakan efeknya secara langsung.

Kemacetan parah yang melanda Jakarta pada hari itu berbuntut pada lonjakan jumlah pemesanan transportasi via aplikasi. Para penumpang yang biasanya mengandalkan ojek online untuk menghindari kemacetan harus menghadapi fakta mengejutkan bahwa tarif ojek online (ojol) melambung hingga Rp200 ribu. Jika biasanya tarif ojol berkisar antara Rp20 ribu hingga Rp50 ribu untuk rute-rute pendek, hari itu tarifnya menjadi tidak wajar, dan banyak yang merasa kaget saat melihat angka tersebut di layar ponsel mereka.

Kenaikan tarif ojol yang signifikan ini memberikan gambaran jelas tentang dampak dari kemacetan parah yang terjadi di Jakarta. Sebagian penumpang yang ingin segera sampai di tujuan terpaksa harus merogoh kocek lebih dalam. Hal ini juga menjadi perbincangan hangat di media sosial, di mana warganet membahas berbagai pengalaman mereka terhadap kemacetan dan keberadaan tarif yang selangit tersebut.

Bisa dibayangkan, jika dalam satu hari saja, sebuah iring-iringan presiden mampu menyebabkan kebingungan massal pada pengguna jalan, bagaimana dengan kemacetan sehari-hari yang sering terjadi di Jakarta? Setiap tahunnya, Jakarta menghadapi masalah yang sama: kemacetan. Di hari yang sama, detik-detik menunggu di jalanan menjadi terasa sangat menegangkan bagi setiap pengendara. Banyak orang yang terpaksa memilih untuk menggunakan transportasi umum, namun dengan situasi yang tidak terkendali, memanfaatkan ojol menjadi pilihan yang berisiko sekaligus mahal.

Di tengah keprihatinan tersebut, pihak berwenang juga mulai mencari solusi untuk mengurangi kemacetan yang terjadi di Jakarta. Berbagai program untuk meningkatkan transportasi publik dan mengurangi jumlah kendaraan pribadi selalu menjadi topik yang hangat diperbincangkan. Namun, faktanya adalah bahwa kemacetan yang terjadi pada 28 Mei 2025 jelas menunjukkan bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan.

Tarif ojol yang mencapai Rp200 ribu pada hari itu menjadi simbol dari tantangan yang lebih besar di sektor transportasi Jakarta. Sementara para pengendara merasa terbebani oleh biaya yang tinggi, pemerintah dan penyelenggara transportasi terus dituntut untuk menemukan jalan keluar yang efektif. Kemesraan mobilitas di Jakarta, yang sering dikaitkan dengan perilaku masyarakat, ingin dibentuk menjadi lebih baik, tetapi semua itu akan dibangun di atas fondasi yang lebih solid di dunia transportasi dan infrastruktur.

Kemacetan parah yang melanda Jakarta pada Rabu, 28 Mei 2025, bukan sekadar peristiwa sepele, tetapi sebuah fenomena yang memberikan gambaran tentang tantangan yang harus dihadapi hari demi hari.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved