Istana Tegaskan Mayor Teddy Bukan Hormat ke Aguan
Tanggal: 18 Feb 2025 08:24 wib.
Baru-baru ini, media sosial dihebohkan dengan beredarnya video yang menunjukkan Sekretaris Kabinet (Seskab) Mayor Teddy Indra Wijaya memberikan hormat kepada seorang pria yang diduga adalah pengusaha Sugianto Kusuma, atau yang lebih dikenal dengan nama Aguan. Video tersebut memicu berbagai spekulasi dan perdebatan di kalangan netizen mengenai etika dan protokol pejabat negara dalam berinteraksi dengan pengusaha.
Menanggapi hal tersebut, Istana Kepresidenan melalui Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Yusuf Permana, memberikan klarifikasi resmi. Yusuf menegaskan bahwa informasi yang beredar dalam video tersebut tidak benar. Menurutnya, pria yang menerima hormat dari Mayor Teddy bukanlah Aguan, melainkan Mayjen TNI (Purn.) Asro Budi, yang merupakan mantan Komandan Mayor Teddy saat bertugas di Pusat Kesenjataan Infanteri (Pussenif).
"Itu sama sekali tidak benar. Bukan (Aguan)," jelas Yusuf Permana kepada wartawan pada Kamis (23/1/2025). Ia menambahkan bahwa sebagai mantan atasan langsung, wajar jika Mayor Teddy memberikan hormat kepada Mayjen TNI (Purn.) Asro Budi sebagai bentuk penghormatan dan etika militer yang masih dipegang teguh.
Lebih lanjut, Yusuf menjelaskan bahwa momen tersebut terjadi secara spontan dan tidak direncanakan. "Pertemuan itu terjadi secara tidak sengaja dalam sebuah acara resmi. Mayor Teddy melihat mantan komandannya dan secara refleks memberikan hormat sebagai bentuk penghormatan," tambahnya.
Klarifikasi ini diharapkan dapat meluruskan kesalahpahaman yang terjadi di masyarakat. Istana menegaskan bahwa tidak ada pelanggaran etika atau protokol yang dilakukan oleh Mayor Teddy dalam peristiwa tersebut. Sebaliknya, tindakan tersebut menunjukkan sikap hormat dan penghargaan seorang perwira kepada mantan atasannya.
Sementara itu, pengamat militer dan etiketa, Dr. Andi Wijaya, menyatakan bahwa dalam tradisi militer, memberikan hormat kepada mantan atasan adalah hal yang lumrah dan menunjukkan kedisiplinan serta penghormatan terhadap hierarki. "Tindakan Mayor Teddy adalah cerminan dari nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam militer, yaitu loyalitas dan penghormatan kepada senior," ujarnya.
Namun, Dr. Andi juga mengingatkan pentingnya bagi pejabat publik untuk selalu berhati-hati dalam setiap tindakannya, terutama di era digital saat ini. "Setiap tindakan pejabat publik dapat dengan mudah direkam dan disebarluaskan. Oleh karena itu, kehati-hatian dan kesadaran akan persepsi publik menjadi sangat penting," tambahnya.
Di sisi lain, beberapa netizen yang sebelumnya mengkritik tindakan Mayor Teddy telah menyampaikan permintaan maaf setelah mengetahui klarifikasi resmi dari Istana. Mereka mengakui bahwa kesimpulan yang diambil sebelumnya didasarkan pada informasi yang tidak lengkap dan berjanji untuk lebih berhati-hati dalam menyebarkan informasi di masa depan.
Peristiwa ini menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya verifikasi informasi sebelum menyebarkannya. Di era informasi yang serba cepat, misinformasi dapat dengan mudah menyebar dan menimbulkan persepsi yang salah di masyarakat. Oleh karena itu, sikap kritis dan kehati-hatian dalam menerima dan menyebarkan informasi menjadi kunci untuk mencegah kesalahpahaman.
Istana Kepresidenan berharap klarifikasi ini dapat mengakhiri polemik yang terjadi dan mengajak masyarakat untuk lebih bijak dalam menyikapi setiap informasi yang beredar. "Mari kita bersama-sama menjaga keharmonisan dan saling menghormati, serta tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang belum tentu benar," pungkas Yusuf Permana.
Dengan demikian, diharapkan masyarakat dapat memahami konteks sebenarnya dari peristiwa tersebut dan tidak lagi menyebarkan informasi yang tidak akurat. Kejadian ini juga menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak untuk selalu memastikan kebenaran informasi sebelum mengambil kesimpulan atau menyebarkannya ke publik.