Israel Langgar Gencatan Senjata, Hamas Hentikan Pembebasan Sandera
Tanggal: 14 Feb 2025 21:52 wib.
Kelompok pejuang Palestina, Hamas, mengumumkan penghentian sementara pembebasan sandera Israel setelah menuduh Israel melanggar perjanjian gencatan senjata. Keputusan ini semakin memperburuk ketegangan di Gaza, yang hingga kini masih mengalami serangan meski telah ada kesepakatan penghentian perang.
Juru bicara sayap militer Hamas, Abu Obaida, mengungkapkan bahwa Israel melanggar perjanjian dengan menunda izin bagi warga Palestina untuk kembali ke Gaza utara. Tak hanya itu, Israel juga disebut menargetkan warga sipil dengan penembakan dan menghentikan masuknya bantuan kemanusiaan ke wilayah Gaza.
"Israel menargetkan warga Gaza dengan penembakan dan menghentikan bahan bantuan memasuki Gaza," ujar Abu Obaida, dikutip dari Asharq Al-Awsat, Selasa (11/2/2025).
Menurut Hamas, pelanggaran ini menjadi alasan utama penghentian proses pembebasan sandera Israel yang sebelumnya direncanakan.
Gencatan senjata antara Israel dan Hamas mulai berlaku pada 19 Januari 2025. Namun, laporan dari berbagai sumber menyebutkan bahwa serangan terhadap warga Palestina masih terus terjadi.
Sejak perjanjian itu berlaku, Israel seharusnya mengizinkan pengungsi Gaza yang terjebak di perbatasan selatan untuk kembali ke utara. Namun, menurut Hamas, kebijakan tersebut tidak dijalankan, bahkan bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan rakyat Gaza juga dibatasi masuk.
Serangan sporadis di berbagai titik di Gaza juga dilaporkan masih menimbulkan korban jiwa. Hal ini menambah kekhawatiran bahwa gencatan senjata hanya berlangsung di atas kertas tanpa implementasi nyata di lapangan.
Pemerintah Israel belum memberikan tanggapan resmi terkait tuduhan Hamas. Namun, sejumlah sumber dari militer Israel mengklaim bahwa mereka hanya menargetkan kelompok bersenjata yang dianggap masih aktif menyerang pasukan Israel di beberapa wilayah Gaza.
Israel juga berulang kali menyatakan bahwa pembebasan sandera merupakan prioritas, tetapi mereka tetap mempertahankan operasi militer untuk menjaga keamanan nasional.
Keputusan Hamas untuk menghentikan pembebasan sandera menimbulkan kekhawatiran di kalangan keluarga para sandera yang masih berada di Gaza. Hingga kini, masih ada puluhan warga Israel yang diyakini ditahan oleh Hamas dan kelompok militan lainnya.
Sebelumnya, dalam beberapa kali pertukaran tahanan, Hamas telah membebaskan sejumlah sandera sebagai bagian dari kesepakatan dengan Israel. Namun, dengan adanya pelanggaran gencatan senjata ini, Hamas menegaskan bahwa pembebasan sandera akan ditangguhkan sampai ada perubahan sikap dari pihak Israel.
Situasi di Gaza semakin memanas seiring dengan meningkatnya ketegangan antara kedua belah pihak. Meskipun upaya diplomasi terus dilakukan oleh komunitas internasional, pelanggaran gencatan senjata dan penghentian pembebasan sandera menunjukkan bahwa konflik masih jauh dari kata selesai.
Organisasi internasional dan negara-negara pendukung perdamaian mendesak Israel dan Hamas untuk kembali ke meja perundingan guna memastikan gencatan senjata benar-benar berjalan dan bantuan kemanusiaan dapat masuk ke Gaza tanpa hambatan.
Namun, hingga saat ini, belum ada tanda-tanda bahwa kedua belah pihak akan mencapai kesepakatan baru dalam waktu dekat.