Israel akan buka jalur pengiriman bantuan via Pelabuhan Ashdod dan perbatasan Erez, Seberapa efektif jalur ini mengatasi krisis kelaparan di Gaza?
Tanggal: 14 Apr 2024 14:59 wib.
Israel mengaku akan membuka jalur perbatasan Erez ke Gaza utara, lokasi dengan tingkat kelaparan paling parah. Selain itu, Israel juga mengeklaim akan membuka Pelabuhan Ashdod. Namun belum ada rincian kapan atau bagaimana rute yang digunakan untuk mengirimkan bantuan ini akan beroperasi.
Rencana ini muncul menyusul pembunuhan tujuh pekerja bantuan oleh militer Israel pada tanggal 1 April silam. Amerika Serikat (AS) mendesak Israel untuk mencegah kerugian sipil dan penderitaan kemanusiaan jika ingin mempertahankan dukungan darinya.
Badan-badan bantuan internasional dan pejabat asing telah lama mendesak Israel untuk membuka lebih banyak jalur penyeberangan. Termasuk dengan mengizinkan penggunaan Pelabuhan Ashdod, dengan mengatakan bahwa hal ini dapat mengurangi kelaparan secara signifikan di Gaza. Selain itu, Israel juga mengatakan akan mengizinkan lebih banyak bantuan dari Yordania untuk masuk ke Gaza. "Saya pikir ini adalah titik balik," kata Jan Egeland dari Dewan Pengungsi Norwegia kepada BBC.
“Saya pikir sekarang bantuan akan mengalir dengan bebas, dan akan ada skema perlindungan bagi warga sipil, termasuk para pekerja bantuan, yang akan berhasil.". "[Presiden AS Joe] Biden kini telah mengatakan kepada [Perdana Menteri Israel Benjamin] Netanyahu untuk membuka diri dan sekarang mereka akhirnya mengalah.". Jumlah truk pembawa makanan yang masuk melalui dua penyeberangan yang sudah beroperasi di Gaza selatan telah meningkat tajam usai pengumuman Israel ini.
Pada tanggal 8 April, 419 truk bantuan telah masuk ke wilayah Gaza, menurut pihak berwenang Israel, termasuk 330 truk yang membawa makanan. Jumlah ini dua kali lipat lebih dari rata-rata 140 truk makanan dalam sehari pada Maret silam. Namun penyeberangan Erez ke Gaza utara tetap ditutup. Para pejabat Israel belum memberikan indikasi kapan jalur itu akan dibuka seperti yang dijanjikan. Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock, mengatakan Israel “tidak punya alasan lagi” untuk menunda bantuan masuk ke Gaza setelah Israel setuju untuk membuka rute baru. “Kami mengharapkan pemerintah Israel untuk melaksanakan pengumumannya dengan cepat,” katanya.
Seberapa penting Pelabuhan Ashdod dan perbatasan Erez?
Pelabuhan Ashdod berjarak sekitar 32 km ke arah utara dari Gaza. Pelabuhan ini adalah satu dari tiga pelabuhan kargo utama Israel yang dapat menangani lebih dari 1,5 juta kontainer setiap tahunnya. Hingga saat ini, Israel membatasi penggunaannya untuk pengiriman bantuan.
Pada bulan Februari, ketua UNRWA, badan PBB untuk Palestina, mengatakan Israel memblokir pengiriman bantuan Turki yang berisi pasokan makanan untuk satu juta warga Palestina di sana selama sebulan. Jalur perbatasan Erez antara Israel dan Gaza utara adalah yang paling dekat dengan Pelabuhan Ashdod. Sebelum perang, penyeberangan ini menjadi satu-satunya titik persimpangan antara Israel dan Gaza. Jalur ini digunakan oleh warga Palestina yang memiliki izin untuk bekerja di Israel. Mereka yang disetujui untuk melakukan perjalanan adalah pekerja di bidang kemanusiaan, beberapa pelajar, olahragawan dan juga staf dari organisasi bantuan internasional.
Namun, tempat ini diserang oleh Hamas pada tanggal 7 Oktober tahun lalu dan telah ditutup sejak saat itu. Sejauh ini belum ada rincian mengenai waktu, jumlah, jenis dan cara pendistribusian bantuan yang akan diizinkan masuk ke Gaza lewat penyeberangan ini. Ketika kondisi memburuk, pengiriman bantuan disertai dengan kekerasan yang mematikan. Ada laporan rutin mengenai aksi penembakan terhadap warga Palestina yang berkumpul untuk menerima bantuan kecil saat tiba di Gaza utara.
Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza dan warga Palestina setempat menuduh pasukan Israel menembaki orang-orang yang putus asa itu. Israel membantah terlibat, dengan mengatakan warga Palestina tewas karena terlindas, tertabrak truk dan ditembak oleh warga Palestina bersenjata. Ketika pasukan Israel melepaskan tembakan, mereka mengarah ke orang-orang yang mereka anggap sebagai "tersangka".