IOC Minta Maaf kepada Korea Selatan setelah Kesalahan Penyebutan di Olimpiade Paris 2024
Tanggal: 28 Jul 2024 21:52 wib.
Pada upacara pembukaan Olimpiade Paris 24/7/2024, International Olympic Committee (IOC) meminta maaf kepada kontingen Korea Selatan setelah panitia lokal salah memperkenalkan mereka sebagai Korea Utara. Hal ini menimbulkan kebingungan dan kekecewaan di kalangan atlet dan pejabat Korea Selatan. Kesalahan ini kemudian menjadi perhatian publik setelah Presiden IOC, Thomas Bach, secara terbuka berbicara dengan Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, untuk menyampaikan permintaan maaf atas insiden yang memalukan ini.
Ketika bendera Korea Selatan mulai dikibarkan, penyiar upacara pembukaan secara tidak sengaja menyebutkan negara tersebut sebagai Korea Utara. Dilansir dari berbagai sumber, insiden ini sangat memalukan bagi panitia penyelenggara, terutama karena kesalahan tersebut terjadi di hadapan jutaan pemirsa yang menonton langsung acara tersebut.
Presiden IOC, Thomas Bach, segera menghubungi Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, untuk menyampaikan permintaan maaf secara langsung atas insiden tersebut. Bach menekankan bahwa kesalahan ini tidak mencerminkan pandangan resmi IOC terhadap Korea Selatan dan beliau menyatakan komitmennya untuk mencegah terulangnya kejadian serupa di masa depan.
Reaksi dari pihak Korea Selatan pun tidak terlambat. Distrik Gangnam-Gu di Seoul, Korea Selatan, mengeluarkan pernyataan resmi yang menyatakan kekecewaan mereka terhadap insiden tersebut. Pihak Kedutaan Besar Korea Selatan di Paris juga mengonfirmasi bahwa mereka telah menerima permintaan maaf resmi dari IOC dan memastikan bahwa mereka akan terus memantau perkembangan situasi ini.
Meskipun IOC telah segera bertindak dengan meminta maaf atas kesalahan ini, insiden ini turut menunjukkan betapa pentingnya pengenalan dan identifikasi yang tepat dalam konteks internasional, terutama dalam forum sebesar Olimpiade. Kesalahan semacam ini tidak hanya mengganggu dan melecehkan, tetapi juga dapat menimbulkan dampak yang jauh lebih luas, baik dalam hal hubungan diplomatik antarnegara maupun pandangan masyarakat dunia terhadap suatu negara.
Kesalahan penyebutan ini juga memicu kembali perbincangan terkait sejarah panjang ketegangan antara Korea Selatan dan Korea Utara. Penyebutan yang tidak tepat ini menunjukkan betapa pentingnya kesadaran dalam membedakan antara kedua negara tersebut.
Dengan insiden ini, IOC diingatkan akan pentingnya kehati-hatian dalam hal identifikasi negara-negara peserta. Kesalahan semacam ini dapat merusak citra IOC sebagai lembaga yang objektif dan netral dalam mengelola kompetisi olahraga internasional.
Sebagai pengajar bagi penyelenggara Olimpiade, insiden ini seharusnya dijadikan pelajaran berharga bagi semua pihak terkait. Kesalahan penyebutan yang sederhana dapat memiliki dampak yang besar, dan kehati-hatian serta ketelitian akan menjadi kunci untuk mencegah terulangnya insiden serupa di masa depan.