Insiden Tewasnya Asisten Masinis dan Kecelakaan Lain, Menhub: Keselamatan Jadi Prioritas di Perlintasan Sebidang
Tanggal: 25 Apr 2025 18:53 wib.
Insiden tragis yang merenggut nyawa seorang asisten masinis dalam tabrakan kereta di awal April 2025 kembali menggugah perhatian publik terhadap tingkat keselamatan di perlintasan sebidang. Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi menegaskan bahwa keselamatan masyarakat dan awak transportasi adalah prioritas utama pemerintah.
Dalam keterangannya, Menhub Dudy mengungkapkan keprihatinannya atas terus berulangnya kecelakaan di perlintasan sebidang, terutama di titik-titik yang tidak memiliki palang pintu atau petugas penjaga. "Banyak perlintasan yang dibangun secara swadaya oleh masyarakat, namun tanpa standar keselamatan yang memadai. Ini yang sangat membahayakan," tegasnya, Jumat (25/4/2025).
Kecelakaan yang menewaskan asisten masinis itu terjadi di sebuah perlintasan tanpa penjagaan di kawasan Jawa Tengah. Selain korban jiwa, kecelakaan juga menyebabkan gangguan operasional kereta api dan kerugian material yang tidak sedikit. Insiden ini bukan satu-satunya—dalam tiga bulan terakhir, terjadi lebih dari 20 kecelakaan di perlintasan sebidang di seluruh Indonesia.
Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi menyebutkan bahwa jumlah perlintasan sebidang di Indonesia mencapai lebih dari 4.000 titik, dan sekitar separuhnya tidak memiliki sistem pengamanan yang layak. Banyak di antaranya berada di jalan provinsi, kabupaten, hingga desa.
"Keselamatan menjadi tanggung jawab bersama. Saya minta kepala daerah, mulai dari gubernur, bupati, hingga kepala desa untuk turut serta mengawasi dan menangani titik rawan kecelakaan ini," ujar Menhub. Ia juga menyarankan agar dilakukan inventarisasi dan evaluasi ulang terhadap seluruh perlintasan yang dibangun tanpa koordinasi dengan Kementerian Perhubungan atau PT KAI.
Dalam waktu dekat, Kemenhub akan menggandeng Kementerian PUPR, Kementerian Dalam Negeri, dan PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk menyusun peta jalan perbaikan infrastruktur di perlintasan sebidang. Langkah ini diharapkan dapat menurunkan angka kecelakaan secara signifikan.
Selain infrastruktur fisik, Dudy juga menekankan pentingnya edukasi masyarakat. Banyak pengendara motor maupun mobil yang masih menerobos palang pintu atau tidak mengindahkan rambu perlintasan. “Kita tidak bisa hanya mengandalkan teknologi atau petugas. Kesadaran pengguna jalan juga sangat penting,” imbuhnya.
Sebagai upaya jangka pendek, Kemenhub akan menambah alat peringatan dini otomatis (warning system) di perlintasan tanpa penjagaan, khususnya di wilayah dengan intensitas lalu lintas tinggi. Teknologi ini dapat memberikan peringatan kepada pengendara ketika ada kereta yang akan melintas.
Menhub juga berjanji akan mempercepat pembangunan flyover dan underpass di sejumlah titik prioritas. Proyek ini akan difokuskan di wilayah padat penduduk dan daerah rawan kecelakaan, terutama di Pulau Jawa dan Sumatra.
Dengan serangkaian langkah ini, Menhub berharap Indonesia bisa menekan angka kecelakaan fatal di perlintasan sebidang. "Kita tidak ingin ada lagi korban jiwa, baik dari masyarakat maupun kru kereta. Keselamatan adalah harga mati,” tutup Dudy.