Sumber foto: Google

Ini Jemaah Haji Muda 19 Tahun dan yang Tertua 109 Tahun

Tanggal: 21 Mei 2025 08:57 wib.
Tampang.com | Ibadah Haji di Arab Saudi selalu menjadi moment berharga bagi umat Muslim di seluruh dunia. Setiap tahunnya, ribuan jemaah haji dari berbagai belahan dunia berkumpul di Tanah Suci untuk melaksanakan rukun Islam yang kelima ini. Namun, di antara ribuan jemaah haji, ada beberapa sosok yang menjadi sorotan publik karena usia mereka yang sangat muda atau sangat tua. Di tahun 2025, perhatian publik tertuju pada Alya, seorang jemaah haji berusia 19 tahun, dan Nenek Sumbuk yang berusia 109 tahun, menjadikan mereka sebagai simbol keragaman usia dalam pelaksanaan ibadah haji.

Alya, gadis muda yang berangkat haji di usia 19, menunjukkan bahwa niat dan tekad untuk melaksanakan ibadah haji tidak mengenal batasan usia. Dengan semangat yang membara, Alya siap menjalani seluruh rangkaian ibadah dengan penuh khidmat. Berangkat bersama keluarganya, ia merasakan kebahagiaan dan kebanggaan yang mendalam, tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk orang tua dan keluarganya yang mendampingi. Bagi Alya, perjalanan ke Arab Saudi untuk melaksanakan ibadah haji adalah pengalaman spiritual yang tidak akan terlupakan.

Di sisi lain, Nenek Sumbuk menjadi rayuan rasa kagum bagi banyak orang yang mengetahui kisahnya. Di usia 109 tahun, Nenek Sumbuk tercatat sebagai jemaah haji tertua yang menjalani ibadah haji pada tahun 2025. Meski usia telah tak muda lagi, semangat Nenek Sumbuk untuk menunaikan ibadah haji tidak pudar. Dalam usianya yang sangat lanjut, ia tetap bersyukur dan berdoa agar perjalanan hajinya berjalan lancar. Kehadiran Nenek Sumbuk di Tanah Suci menjadi inspirasi bagi banyak orang, terutama generasi muda yang sering merasa tidak berdaya menghadapi berbagai tantangan dalam hidup.

Keberadaan dua jemaah haji dengan rentang usia yang jauh berbeda ini mencerminkan kebesaran Allah dalam menerima hamba-Nya yang ingin mendekat kepada-Nya. Di Arab Saudi, atmosfer ibadah haji sangat kental, dan keberagaman usia di antara jemaah haji menciptakan ikatan yang kuat antara setiap individu, meskipun mereka berasal dari latar belakang yang berbeda. Kegiatan seperti tawaf di sekitar Ka'bah, berlari-lari kecil antara Shafa dan Marwah, serta melontar jumrah, menjadi satu kesatuan ibadah yang mendekatkan hati setiap jemaah haji.

Bagi Alya, ibadah haji adalah momen yang mendewasakan. Ia menyadari bahwa menjalani rukun Islam yang kelima ini tidak hanya sekadar ritual, tetapi juga pelajaran berharga tentang kesabaran, ketulusan, dan pengorbanan. Dalam perjalanan ini, ia juga mempelajari bahwa ibadah haji adalah kesempatan untuk berinteraksi dengan jemaah haji dari seluruh dunia. Interaksi tersebut memperkaya wawasan Alya tentang perbedaan kultur dan bahasa, namun dengan semangat yang sama yaitu beribadah kepada Allah.

Sementara itu, Nenek Sumbuk tidak hanya berbagi kisah hidupnya, tetapi juga kebijaksanaan yang didapat selama 109 tahun mengarungi kehidupan. Banyak orang yang terinspirasi oleh ketekunannya dalam mempertahankan iman serta niat tulusnya untuk menjalankan ibadah haji di usia senja. Setiap langkahnya di Tanah Suci adalah lambang keberanian dan komitmen terhadap ajaran Islam. Nenek Sumbuk menunjukkan bahwa menjalani kehidupan dengan iman yang kuat dapat mengantarkan seseorang pada kesempatan untuk melaksanakan haji, bahkan di usia yang sangat tua.

Kedua jemaah haji ini, Alya dan Nenek Sumbuk, memberikan warna tersendiri dalam perjalanan haji tahun ini. Mereka bukan hanya sekadar individu, tetapi menjadi simbol dari semangat umat Muslim yang selalu berusaha mendekatkan diri kepada Tuhan. Pengalaman mereka selama ibadah haji tidak hanya tentang pelaksanaan ritual, tetapi juga tentang bagaimana iman dapat menjadi pendorong dalam menjalani hidup, tak peduli usia.

Momen berharga ini menegaskan bahwa Ibadah Haji adalah perjalanan spiritual yang mampu menggerakkan hati dan jiwa setiap jemaah, terlepas dari usia mereka. Dengan kombinasi antara semangat muda Alya dan bijak Nenek Sumbuk, Ibadah Haji menjadi lebih dari sekadar kewajiban; ia menjadi sebuah perjalanan yang mengubah hidup selamanya. Melalui kisah mereka, kita diajak untuk merenung dan memahami bahwa haji adalah kesempatan berharga yang diberikan Allah bagi setiap umatnya untuk terus berusaha memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved