Sumber foto: Google

Indonesia Kehilangan Sekitar 258Ribu Ha Hutan Hujan Tropis Primer di 2024

Tanggal: 23 Jun 2025 10:55 wib.
Sepanjang 2024, Indonesia mengalami penurunan drastis dalam luasan hutan hujan tropis primer. Berdasarkan data dari Global Forest Watch, sekitar 258 ribu hektare hutan hujan tropis primer telah hilang, yang berarti Indonesia menyumbang sekitar 3,7% dari total kehilangan hutan hujan tropis di seluruh dunia. Angka ini menjadi alarm bagi keberlanjutan lingkungan dan ekosistem di Indonesia yang kaya keanekaragaman hayatinya.

Hutan hujan tropis primer di Indonesia merupakan salah satu yang terpenting di dunia. Hutan ini berfungsi sebagai penyimpan karbon, pelindung keanekaragaman hayati, dan sumber kehidupan bagi jutaan penduduk. Sayangnya, praktik pembalakan liar, konversi lahan untuk pertanian, dan ekspansi industri menjadi beberapa faktor penyebab hilangnya hutan-hutan ini.

Kehilangan 258 ribu hektare hutan hujan tropis primer tidak hanya berdampak pada ekosistem, tetapi juga pada masyarakat yang bergantung pada hutan untuk kehidupan mereka. Dalam beberapa tahun terakhir, penggundulan hutan telah meningkat seiring dengan permintaan akan produk-produk pertanian seperti kelapa sawit, yang merupakan salah satu komoditas utama Indonesia. Sementara itu, kebakaran hutan juga menjadi ancaman serius yang memperburuk situasi ini.

Data dari Global Forest Watch menunjukkan bahwa Indonesia tidak sendirian dalam menghadapi masalah kehilangan hutan. Namun, dengan kerugian sebesar 258 ribu hektare, perhatian lebih seharusnya diberikan kepada Indonesia yang memiliki wilayah hutan tropis yang luas. Negara ini menjadi rumah bagi banyak spesies yang terancam punah, termasuk orangutan, harimau Sumatra, dan berbagai jenis flora dan fauna lainnya yang tidak ditemukan di tempat lain.

Salah satu cara untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menegakkan hukum yang lebih ketat terhadap pembalakan liar dan praktik-praktik tidak berkelanjutan lainnya. Selain itu, penting bagi pemerintah untuk bekerja sama dengan masyarakat lokal dalam mengelola hutan dan memberdayakan mereka agar terlibat dalam pelestarian lingkungan. Dalam beberapa kasus, masyarakat adat telah menunjukkan kemampuan mereka dalam menjaga dan melestarikan hutan-hutan di daerah mereka.

Industri pariwisata juga dapat menjadi alat yang efektif untuk melindungi hutan hujan tropis primer di Indonesia. Dengan mempromosikan ekowisata, kawasan hutan dapat dilestarikan dan dikelola untuk keuntungan ekonomi yang berkelanjutan. Hal ini tidak hanya akan membantu melindungi biodiversitas, tetapi juga memberikan sumber pendapatan bagi masyarakat lokal yang menjaga hutan.

Namun, tantangan tetap ada ketika berhadapan dengan tekanan ekonomi dan kebutuhan pembangunan. Diperlukan kesadaran dan komitmen dari semua pihak—baik pemerintah, sektor swasta, maupun masyarakat—untuk memastikan bahwa hutan hujan tropis primer di Indonesia tidak terus menyusut. Jika tidak, dampaknya akan terasa tidak hanya bagi lingkungan, tetapi juga bagi kehidupan manusia.

Data dari Global Forest Watch menunjukan bahwa krisis hutan hujan tropis primer ini adalah masalah mendesak yang memerlukan perhatian global. Dengan kontribusi sebesar 3,7% dari total kehilangan hutan hujan tropis dunia, Indonesia memiliki tanggung jawab besar untuk mempertahankan hutan-hutannya. Tindakan konkret diperlukan untuk menghentikan laju deforestasi ini dan memastikan keberlanjutan hutan hujan tropis bagi generasi yang akan datang.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved