Sumber foto: Google

Indonesia Akan Daftarkan Reog, Kebaya dan Kolintang Jadi Warisan Budaya Dunia di UNESCO

Tanggal: 20 Nov 2024 07:47 wib.
Tiga kebudayaan tradisional Indonesia, yakni Reog Ponorogo, Kebaya, dan alat musik Kolintang dari Sulawesi Utara, akan segera didaftarkan ke UNESCO dalam waktu dekat, tepatnya pada Desember mendatang. Langkah ini merupakan upaya nyata pemerintah Indonesia untuk melindungi dan mempromosikan warisan budaya yang kaya dan beragam.


Reog Ponorogo


Reog Ponorogo merupakan tarian tradisional yang berasal dari Ponorogo, Jawa Timur. Tarian ini sangat populer dan memiliki nilai seni yang tinggi. Reog Ponorogo melibatkan atribut seperti topeng singo barong (singa), warok (pahlawan), gemblak (anak-anak), dan dawet (tubuh singa). Penampilan Reog Ponorogo menunjukkan kekuatan, keberanian, dan kelincahan sang penari. Upaya pendaftaran Reog Ponorogo ke UNESCO diharapkan dapat membantu melestarikan tradisi ini, serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian budaya.


Kebaya


Kebaya merupakan busana tradisional Indonesia yang elegan dan memesona. Busana ini umumnya terbuat dari bahan sutra atau batik, dan sering dipadukan dengan sarung atau kain tradisional lainnya. Kebaya memiliki berbagai desain dan motif yang khas dari setiap daerah di Indonesia. Proses pembuatannya juga memerlukan keahlian khusus sehingga keberadaan kebaya tidak hanya mewakili keindahan, tetapi juga kearifan lokal. Dengan didaftarkannya kebaya sebagai warisan budaya dunia, diharapkan dapat semakin memperkuat identitas budaya Indonesia di mata dunia.


Kolintang


Kolintang merupakan alat musik tradisional khas Sulawesi Utara yang terdiri dari rangkaian gong yang dipukul dengan pemukul khusus. Alat musik ini dimainkan oleh sekelompok pemain yang menciptakan melodi yang indah dan khas. Kolintang sering dimainkan pada berbagai acara adat, upacara keagamaan, atau pertunjukan seni tradisional. Kehadiran Kolintang menjadi bagian integral dari kebudayaan masyarakat Sulawesi Utara dan menjadi simbol identitas budaya daerah tersebut.

"Beberapa program yang mencerminkan pilar kebijakan itu, warisan budaya dunia, program ini berfokus pada konservasi situs warisan budaya, pengakuan UNESCO, dan advokasi internasional,” ujar Menteri Kebudayaan Fadli Zon 

Dengan didaftarkannya Reog Ponorogo, Kebaya, dan Kolintang ke UNESCO, Indonesia berharap agar kekayaan budaya ini dapat dikenal secara luas dan dilestarikan untuk generasi mendatang. Selain itu, pendaftaran ini juga diharapkan dapat meningkatkan kunjungan wisata budaya ke Indonesia, yang pada gilirannya akan memberikan dampak positif bagi perekonomian dan promosi pariwisata Indonesia.

Proses pendaftaran ke UNESCO tentu tidaklah mudah. Diperlukan kajian mendalam, dokumentasi yang komprehensif, serta dukungan dari berbagai pihak terkait. Namun, jika berhasil, langkah ini akan menjadi pencapaian besar bagi Indonesia dalam mempromosikan kekayaan budayanya di tingkat internasional. Selain itu, pendaftaran ini juga mengingatkan kita semua akan pentingnya pelestarian dan penghargaan terhadap warisan budaya yang telah ada sejak zaman nenek moyang.

Melalui langkah ini, diharapkan Indonesia dapat terus menjaga keberagaman budayanya sebagai bagian tak terpisahkan dari identitas bangsa, dan menyadari nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya. Dengan begitu, warisan budaya Indonesia dapat terus dijaga, dipromosikan, dan dinikmati oleh generasi-generasi yang akan datang.

Dengan pendaftaran ini, Indonesia berharap agar kekayaan budayanya dapat dikenal secara luas dan dilestarikan untuk generasi mendatang. Selain itu, pendaftaran ini juga diharapkan dapat meningkatkan kunjungan wisata budaya ke Indonesia, yang pada gilirannya akan memberikan dampak positif bagi perekonomian dan promosi pariwisata Indonesia.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved