Hidup Mewah dari Mengemis: Rahasia di Balik Sosok Pengemis Terkaya di Duni
Tanggal: 21 Apr 2025 08:28 wib.
Siapa sangka, profesi yang kerap dipandang sebelah mata justru bisa menjadi jalan menuju kekayaan yang luar biasa. Di balik jalanan sibuk kota Mumbai, India, terdapat kisah luar biasa dari seorang pria bernama Bharat Jain. Ia bukanlah pengusaha, artis, atau pekerja profesional, melainkan seorang pengemis yang disebut-sebut sebagai pengemis terkaya di dunia.
Kisah hidup Bharat Jain menjadi sorotan karena begitu kontras dengan gambaran umum masyarakat tentang pengemis. Ia menunjukkan bahwa meskipun berasal dari latar belakang sederhana dan tanpa pendidikan formal, seseorang tetap bisa mengubah hidupnya—bahkan dengan cara yang tidak biasa.
Dari Keluarga Miskin ke Pengemis Kaya Raya
Bharat Jain lahir dan tumbuh di lingkungan yang serba kekurangan. Karena keterbatasan ekonomi, ia tidak memiliki kesempatan untuk mengejar pendidikan formal, apalagi mendapatkan pekerjaan tetap yang layak. Namun, di tengah kesulitan hidup itu, Jain memutuskan untuk menjadi pengemis—sebuah pilihan yang mungkin terdengar kontroversial namun ternyata menjadi titik balik dalam hidupnya.
Alih-alih hidup dalam kemiskinan seperti stereotip pengemis pada umumnya, Jain berhasil membalik keadaan. Dengan modal utama berupa belas kasihan dari orang-orang di sekitarnya, ia perlahan-lahan mengumpulkan pundi-pundi rupiah hingga akhirnya memiliki kekayaan yang mencengangkan.
Menurut laporan dari Economic Times, harta kekayaan Bharat Jain diperkirakan mencapai lebih dari Rs 7,5 crore atau setara Rp 14,8 miliar. Angka ini tentu sangat mengejutkan mengingat sumber penghasilannya berasal dari aktivitas mengemis yang dilakukan setiap hari.
Pendapatan Besar dari Aktivitas Mengemis
Jain dilaporkan mampu memperoleh Rs 2.000-2.500 per hari atau sekitar Rp 365.000 hingga Rp 500.000, dengan bekerja sekitar 10-12 jam per hari. Dalam sebulan, ia bisa meraup penghasilan hingga Rs 60.000–75.000, atau Rp 11 juta—angka yang bahkan melebihi gaji rata-rata karyawan kantoran di beberapa wilayah India.
Yang lebih mengejutkan lagi, dengan penghasilan tersebut, Jain tak hanya memenuhi kebutuhan sehari-hari, tapi juga berhasil berinvestasi dalam bentuk properti. Ia memiliki apartemen dua kamar tidur di Mumbai senilai Rs 1,2 crore atau setara Rp 2,3 miliar. Selain itu, ia juga memiliki dua unit toko di daerah Thane yang disewakan dan menghasilkan pemasukan pasif Rs 30.000 per bulan.
Hidup Nyaman, Tapi Tetap Mengemis
Meski sudah berada dalam kondisi finansial yang sangat stabil, Jain tetap melakukan rutinitasnya sebagai pengemis. Ia sering terlihat di lokasi-lokasi ramai seperti Chhatrapati Shivaji Maharaj Terminus dan Azad Maidan, mengulurkan tangan meminta belas kasihan dari para pejalan kaki.
Keluarga dan orang-orang terdekatnya telah berkali-kali menyarankan agar Jain berhenti mengemis. Namun, ia memilih untuk tetap melanjutkan pekerjaannya yang telah membesarkannya itu.
Keluarganya sendiri kini menjalani kehidupan yang jauh lebih baik dibanding masa lalu mereka. Anak-anak Jain mengenyam pendidikan formal di sekolah berkualitas, dan beberapa anggota keluarga lainnya menjalankan bisnis toko alat tulis.
Etika, Perspektif, dan Dilema Sosial
Cerita Bharat Jain memang menimbulkan rasa takjub, namun juga mengundang pertanyaan etis. Apakah profesi mengemis yang dilakukan secara konsisten dan menguntungkan seperti ini dapat dibenarkan secara moral? Di satu sisi, Jain tidak melanggar hukum dan hanya memanfaatkan empati orang lain. Namun di sisi lain, tindakannya dapat menyulitkan upaya-upaya sosial dalam membantu mereka yang benar-benar membutuhkan.
Beberapa negara bahkan sudah memberlakukan aturan ketat soal praktik mengemis, terutama saat bulan Ramadan atau di tempat-tempat umum tertentu. Mereka melihat adanya kecenderungan bahwa mengemis bisa disalahgunakan, apalagi jika dilakukan oleh orang yang sebenarnya sudah tidak lagi membutuhkan bantuan.
Pelajaran dari Kisah Bharat Jain
Terlepas dari polemik moral dan etika, kisah Bharat Jain bisa menjadi cerminan bagi masyarakat tentang pentingnya melihat peluang dalam setiap kondisi, betapapun sulitnya. Ia menunjukkan bahwa keberhasilan bisa datang dari arah yang tidak terduga dan bahwa tekad serta konsistensi adalah kunci untuk mengubah hidup.
Namun, tetap penting untuk mempertimbangkan kontribusi positif bagi masyarakat. Menginspirasi boleh, tapi alangkah lebih baik jika kekayaan dan kenyamanan hidup yang telah dicapai bisa dialihkan untuk membantu sesama yang benar-benar membutuhkan, atau untuk memulai usaha yang memberi dampak sosial nyata.
Dari sosok pengemis biasa di jalanan Mumbai hingga menjadi seorang multi-miliuner, kisah Bharat Jain memang patut untuk dicermati. Ia adalah contoh nyata bahwa hidup selalu punya jalan, meski kadang datang dari arah yang tidak biasa. Namun, tetap penting bagi kita untuk menjaga keseimbangan antara pencapaian pribadi dan nilai-nilai sosial yang lebih luas.