Sumber foto: CNN Indonesia

Gunung Lewotobi Meletus Dahsyat! Abu Setinggi 10 Km Lumpuhkan Penerbangan dan Gegerkan Dunia

Tanggal: 23 Jun 2025 11:53 wib.
Gunung Lewotobi Laki-laki yang terletak di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), kembali menunjukkan aktivitas vulkanik yang mengkhawatirkan. Pada Selasa, 17 Juni 2025 pukul 17.35 WITA, gunung ini mengalami letusan besar yang memuntahkan abu vulkanik setinggi 10 kilometer ke langit, disertai awan panas yang tersebar ke segala arah.

Letusan ini menjadi salah satu yang paling kuat dalam sejarah aktivitas gunung tersebut. Menurut keterangan dari Yohanes Kolli Sorywutun, petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA), peristiwa ini terekam dengan amplitudo maksimum mencapai 47,3 mm dan durasi selama hampir tujuh menit, tepatnya 6 menit 53 detik. Data ini diambil dari seismogram resmi dan menunjukkan skala letusan yang cukup besar.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah menetapkan status Level IV atau Awas, yang merupakan status tertinggi dalam sistem peringatan gunung api. Artinya, situasi sangat berbahaya dan masyarakat harus segera mengevakuasi diri dari area berisiko tinggi.

Sebagai respons terhadap ancaman ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Flores Timur mengeluarkan imbauan agar tidak ada aktivitas dalam radius 7 kilometer dari kawah aktif. Zona ini dianggap sangat berbahaya karena rawan terpapar awan panas, lontaran material vulkanik, serta hujan abu yang lebat.

Ancaman banjir lahar hujan juga menjadi perhatian utama. Masyarakat yang tinggal di sekitar sungai-sungai yang berhulu di puncak gunung diimbau untuk siaga jika terjadi hujan deras, karena potensi terbentuknya lahar dingin yang bisa menerjang pemukiman.

Untuk menjaga kesehatan, terutama sistem pernapasan, warga juga dianjurkan memakai masker atau pelindung hidung dan mulut guna menghindari paparan langsung dari abu vulkanik yang dapat menyebabkan iritasi, batuk, hingga gangguan paru-paru serius.


Letusan Lewotobi Jadi Sorotan Media Internasional

Peristiwa letusan besar ini tidak hanya menghebohkan masyarakat lokal, tetapi juga menarik perhatian media internasional. Situs berita asal Amerika, Complex, meliput kejadian ini dalam artikel berjudul “Indonesia's Mount Lewotobi Laki-laki Erupts, Spews Massive Ash Cloud”. Dalam laporan tersebut, Complex menyoroti skala letusan serta dampak langsungnya terhadap aktivitas masyarakat dan penerbangan.

Complex juga menjelaskan bahwa Gunung Lewotobi Laki-laki hanyalah satu dari ratusan gunung api aktif di Indonesia, negara yang secara geografis terletak di Cincin Api Pasifik—wilayah yang dikenal sebagai salah satu zona paling aktif secara seismik di dunia. Letusan gunung, gempa bumi, dan aktivitas tektonik lainnya adalah fenomena yang kerap terjadi di wilayah ini karena pertemuan berbagai lempeng tektonik utama.

Mengutip laporan itu, Complex menulis: “Indonesia berada di zona Cincin Api Pasifik, tempat bertemunya beberapa lempeng tektonik besar. Letak geografis ini menjadikan Indonesia sangat rentan terhadap gempa bumi dan aktivitas vulkanik, dengan puluhan letusan terjadi setiap tahun.”


Dampak Letusan pada Dunia Penerbangan

Letusan ini juga berdampak langsung terhadap dunia transportasi udara. Media Inggris Sky News melaporkan bahwa abu vulkanik dari erupsi ini membuat beberapa maskapai internasional membatalkan penerbangan ke Bali. Maskapai yang terdampak antara lain Singapore Airlines, Scoot (maskapai bujet dari Singapore Airlines), dan Jetstar milik Qantas. Penerbangan dari India, Singapura, dan Australia terpaksa dibatalkan demi alasan keselamatan.

Abu vulkanik sangat berbahaya bagi pesawat karena bisa menyebabkan kerusakan pada mesin jet dan mengganggu sistem navigasi. Oleh karena itu, langkah pembatalan ini dianggap sebagai langkah mitigasi yang penting.

Selain penerbangan internasional, Bandara Fransiskus Xaverius Seda di Maumere, NTT, juga ditutup sementara hingga Kamis, 19 Juni 2025, karena posisinya yang cukup dekat dengan zona terdampak abu vulkanik.


Kewaspadaan Maksimal: Pelajaran dari Letusan

Letusan Gunung Lewotobi Laki-laki kali ini menjadi pengingat keras bahwa Indonesia hidup berdampingan dengan potensi bencana geologi setiap saat. Perlu ada sistem peringatan dini yang terus diperkuat, dan masyarakat harus dilatih untuk tanggap bencana serta mengenali tanda-tanda awal aktivitas gunung berapi.

BPBD dan instansi terkait diharapkan terus melakukan pemantauan ketat, edukasi kepada masyarakat, dan memastikan jalur evakuasi serta pos pengungsian siap digunakan kapan pun dibutuhkan.

Sebagai negara yang memiliki lebih dari 120 gunung berapi aktif, Indonesia memang rawan terhadap bencana letusan. Namun dengan kesigapan, informasi akurat, serta kerja sama antar pihak, risiko kerusakan dan korban jiwa bisa diminimalkan.

Semoga situasi ini segera membaik dan masyarakat yang terdampak bisa segera kembali menjalani kehidupan dengan aman dan normal.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved