Sumber foto: Google

Gunung Erebus Muntahkan Emas Senilai Rp 91 Juta Setiap Hari, Kok Bisa?

Tanggal: 7 Okt 2024 11:55 wib.
Gunung Erebus kali pertama ditemukan oleh Kapten Sir James Clark Ross pada 1841 di Benua Antartika. Sejak saat itu, gunung ini menjadi salah satu pusat penelitian utama bagi ilmuwan di seluruh dunia. Namun, belakangan ini, Gunung Erebus menarik perhatian bukan hanya sebagai objek penelitian ilmiah, tetapi juga karena menjadi sumber kekayaan alam yang mengejutkan - emas senilai Rp 91 juta ditemukan dilepaskan secara teratur setiap hari selama erupsinya.

Menurut GeologyHub, Gunung Erebus adalah salah satu dari sejumlah gunung berapi yang secara aktif menghasilkan emas selama erupsi. Fenomena ini mengundang decak kagum, dan juga membuat gelombang kegembiraan di kalangan penambang dan investor mineral di seluruh dunia. Bagaimana mungkin sebuah gunung berapi muntahkan emas secara teratur dan sebesar itu?

Studi ilmiah telah mengungkapkan bahwa proses terbentuknya emas di dalam Gunung Erebus terjadi akibat reaksi mineralisasi yang kompleks selama erupsi. Saat lava dan gas mengalir ke permukaan bumi, mereka membawa serta partikel-partikel emas yang terperangkap di dalamnya. Selama berabad-abad, akumulasi partikel emas ini membentuk deposit yang kemudian dilepaskan ke atmosfer saat terjadi erupsi.

Sementara pada beberapa wilayah di dunia, proses penambangan emas memakan waktu bertahun-tahun dan membutuhkan investasi modal yang besar, Gunung Erebus justru menawarkan emas secara rutin dan relatif mudah. Ini menjadi peluang yang menarik bagi industri penambangan, terutama dengan nilai emas yang mampu mencapai Rp 91 juta setiap hari.

Namun, di balik potensi kekayaan alam yang luar biasa ini, ada pula berbagai tantangan yang harus dihadapi. Lokasi Gunung Erebus yang terpencil dan iklim Antartika yang keras membuat eksploitasi sumber daya alam di sana menjadi sebuah tantangan tersendiri. Pertanyaan etika pun muncul, mengingat Antartika dianggap sebagai salah satu dari sedikit tempat alam yang hingga kini belum terkontaminasi oleh peradaban manusia.

Selain itu, perdebatan mengenai tanggung jawab lingkungan juga tak terelakkan. Bagaimana mekanisme perlindungan lingkungan pada saat aktivitas penambangan dimulai? Apakah negara-negara akan berpartisipasi dalam mengatur eksploitasi sumber daya alam Antartika? Hal-hal ini menjadi perdebatan yang sangat relevan dalam kaitannya dengan potensi eksploitasi Gunung Erebus.

Gunung Erebus telah membuka cerita baru dalam dunia penambangan dan sumber daya alam. Emas senilai Rp 91 juta yang dilepaskan setiap hari selama erupsi memang memberikan peluang ekonomi yang sangat menggiurkan, namun di sisi lain juga menimbulkan berbagai pertanyaan etika dan lingkungan yang harus segera dijawab. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, tanah beku Antartika ini akan terus menjadi pusat perhatian dan penelitian bagi ilmuwan, serta menjadi subjek debat yang menarik bagi para pemangku kepentingan global.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved