Gorila Yang Rawat Luka Sendiri Bisa Menjadi Kunci Penemuan Obat
Tanggal: 17 Sep 2024 13:10 wib.
Gorila-gorila yang mengobati luka sendiri mungkin menyimpan petunjuk untuk penemuan obat di masa mendatang, kata sejumlah ilmuwan. Para peneliti di Gabon, negara yang terbentang di pesisir barat Afrika, mempelajari tanaman tropis yang dimakan oleh para gorila liar dan juga digunakan oleh tabib di daerah setempat kemudian mengidentifikasi empat tanaman yang memiliki khasiat pengobatan.
Serangkaian studi laboratorium mengungkapkan bahwa tanaman-tanaman tersebut memiliki kandungan antioksidan dan antimikroba yang tinggi. Salah satunya menunjukkan potensi dalam melawan bakteri super. Kera besar diketahui dapat mengobati diri sendiri dengan memilih tanaman yang memiliki khasiat penyembuhan.
Seekor orangutan yang terluka baru-baru ini menjadi berita utama karena menggunakan sejenis salep dari tanaman untuk menyembuhkan lukanya. Dalam penelitian terbaru, sejumlah ahli botani mencatat tanaman yang dimakan oleh gorila dataran rendah barat di Taman Nasional Moukalaba-Doudou di Gabon.
Mereka memilih empat pohon yang kemungkinan bermanfaat, berdasarkan wawancara dengan tabib setempat: pohon fromager (Ceiba pentandra), mulberry kuning raksasa (Myrianthus arboreus), jati Afrika (Milicia excelsa), dan pohon ara (Ficus). Kulit pohon yang digunakan dalam pengobatan tradisional untuk mengobati berbagai penyakit, mulai dari gangguan perut sampai kemandulan mengandung bahan kimia dengan khasiat pengobatan, seperti fenol hingga flavonoid. Keempat tanaman tersebut menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap setidaknya satu jenis bakteri yang kebal terhadap banyak obat, yaitu E. coli. Pohon fromager khususnya menunjukkan "aktivitas yang luar biasa" terhadap semua jenis bakteri yang diuji, kata para ilmuwan.
"Hal ini menunjukkan bahwa gorila berevolusi untuk memakan tanaman yang bermanfaat bagi mereka sekaligus menyoroti kesenjangan besar dalam pengetahuan kita tentang hutan Afrika Tengah," kata Dr Joanna Setchell, seorang antropolog di University of Durham, Inggris, yang terlibat dalam penelitian tersebut bersama para ilmuwan Gabon.
Gabon memiliki hutan yang luas dan belum dijelajahi. Hutan tersebut menjadi rumah bagi gajah hutan, simpanse, dan gorila, serta banyak tanaman yang belum diketahui oleh sains. Perburuan liar dan penyakit telah menyebabkan sejumlah besar gorila dataran rendah barat menghilang di alam liar.
Mereka digolongkan sebagai spesies yang sangat terancam punah dalam Daftar Merah International Union for Conservation of Nature. Penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal PLOS ONE.