Sumber foto: iStock

Gigil Resmi Masuk Kamus Oxford: Ekspresi Gemas yang Mendunia!

Tanggal: 30 Mar 2025 13:38 wib.
Tampang.com | Pernahkah Anda merasakan ganasnya rasa gemas ketika melihat si kecil keponakan Anda yang menggemaskan atau saat menonton video kucing lucu yang bertebaran di media sosial? Kini, perasaan yang sering kali menjadi candu emosi tersebut telah mendapatkan pengakuan resmi dalam bahasa Inggris dengan istilah “gigil.” 

Berdasarkan laporan dari BBC International, kata gigil, yang memiliki akar dari bahasa Tagalog di Filipina, baru saja diakui dan dimasukkan ke dalam pembaruan Kamus Oxford, yang dikenal sebagai Oxford English Dictionary (OED). Dalam penjelasannya, kata ini diartikan secara mendetail sebagai “perasaan yang sangat kuat, yang dapat menimbulkan dorongan tak tertahankan untuk mengepalkan tangan, mengatupkan gigi, atau bahkan mencubit sesuatu yang dianggap sangat menggemaskan.” Tentunya, ini bukan hanya sekadar kata, tetapi representasi dari bagaimana manusia mengelola dan merasakan emosi kasih sayang mereka.

Selain kata gigil, ada juga ungkapan khas Melayu dan Singapura yang baru saja diakui, yaitu ‘alamak,’ yang sering digunakan untuk menyatakan keheranan atau kekesalan. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa adalah alat komunikasi yang dinamis dan terus berkembang, serta ada kalanya kata-kata baru yang berasal dari tradisi dan budaya tertentu menemukan jalannya ke dalam kosakata global. 

“Sangat bermanfaat apabila penutur bahasa Inggris memiliki istilah spesifik yang merepresentasikan bagaimana cahaya matahari menembus celah-celah dedaunan atau menggambarkan kedamaian yang dialami saat duduk santai sambil menikmati bir,” tulis pihak OED dalam pengumumannya. Ini pun menunjukkan adanya kebutuhan dan keinginan untuk mengekspresikan pengalaman yang lebih spesifik dan kaya melalui bahasa.

Berdasarkan pengalaman pengguna bahasa Inggris yang akrab dengan berbagai bahasa lainnya, mereka acap kali mencari cara untuk mengisi kekosongan dalam kosakata dengan cara “meminjam” istilah dari bahasa asing. Seiring waktu, istilah-istilah ini tidak hanya menjadi kata-kata yang digunakan sesekali, melainkan bisa berkembang menjadi bagian integral dari percakapan sehari-hari dalam bahasa Inggris.

Mengangkat cita rasa dari Asia Tenggara, banyak istilah dari budaya dan kuliner yang juga mendapatkan tempat dalam Kamus Oxford. Misalnya, hidangan ikonik dari Singapura dan Malaysia berikut ini turut memperluas keanekaragaman dalam penggunaan bahasa Inggris:

1. Kaya toast: Hidangan roti panggang yang disajikan dengan selai dari santan, telur, gula, dan daun pandan. Rasanya yang manis dan gurih membuatnya populer tidak hanya di kalangan penduduk lokal, tetapi juga wisatawan.

2. Fish head curry: Sebuah hidangan unik yang menggambungkan tradisi masakan Tionghoa dan India Selatan, di mana kepala ikan dimasak dalam kuah kari yang kaya rasa.

3. Steamboat: Sebuah pengalaman kuliner di mana berbagai daging dan sayuran direbus dalam kuah panas, mirip dengan konsep hot pot yang populer di budaya-kuliner lainnya.

4. Tapau: Istilah yang digunakan untuk menggambarkan proses membungkus makanan agar bisa dibawa pulang, dan kini telah menjadi bagian sehari-hari dalam percakapan di negara-negara yang berbicara bahasa Melayu dan Mandarin.

Dari Filipina, kata lain yang juga ditambahkan adalah videoke, sebuah versi karaoke yang populer dilengkapi sistem penilaian yang membuatnya menjadi hiburan seru, terutama saat berkumpul dengan keluarga atau teman. Selain itu, ada salakot, topi tradisional yang umum dipakai oleh petani, serta terror, istilah yang digunakan untuk menggambarkan guru yang galak dan disiplin—semua ini menunjukkan kedalaman dan keragaman budaya yang terkandung di dalam bahasa.

Dengan lebih dari 600.000 kata yang terdaftar saat ini, Oxford English Dictionary terus mengadaptasi pembaruan dengan memasukkan kata-kata dari berbagai latar belakang budaya. Pembaruan ini juga mencakup frasa dan ekspresi dari Afrika Selatan serta Irlandia, yang semakin menambah dimensi kosakata bahasa Inggris. 

Istilah baru ini tidak hanya menggambarkan kekayaan bahasa bagai cermin budaya, namun juga mewakili interaksi manusia yang terus berkembang di tengah dinamika global. Oleh karena itu, ketika Anda mendapati diri ingin "mencubit atau memeluk sesuatu yang super lucu", ingatlah bahwa Anda sedang mengalami “gigil.” Perasaan ini kini tidak hanya terdefinisi dalam bahasa budaya lokal melainkan telah melampaui batasan bahasa melalui pengakuan yang resmi.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved