Gempa Magnitudo 5,8 Guncang Gunung Kidul DIY, Terasa Hingga Solo dan Klaten, Ini Pemicunya
Tanggal: 27 Agu 2024 15:41 wib.
Gempa magnitudo 5,8 mengguncang wilayah selatan Gunungkidul DIY pada Senin malam (26/8/2024) dan terasa hingga Solo dan Klaten. Hasil analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa gempa yang mengguncang Gunungkidul memiliki parameter update dengan magnitudo 5,5. Kepala Bidang Mitigasi Gempa dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan bahwa gempa ini memiliki pemicu-pemicu yang perlu dicermati, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya deformasi batuan di bidang kontak antar lempeng (megathrust)
Gempa bumi merupakan fenomena alam yang tidak terduga dan dapat menimbulkan kerusakan serta korban jiwa. Wilayah Indonesia, termasuk Gunungkidul, DIY, sering kali menjadi sasaran gempa akibat letaknya yang berada di jalur Cincin Api Pasifik yang rentan terhadap aktivitas tektonik. Gempa magnitudo 5,8 yang terjadi di Gunungkidul DIY merupakan peristiwa yang mengguncang kawasan selatan Yogyakarta, bahkan dirasakan hingga ke Solo dan Klaten.
Menurut BMKG, gempa ini memiliki parameter magnitudo 5,5, yang mengindikasikan tingkat kekuatan yang cukup besar. Guncangan gempa ini membuat masyarakat di sekitar Gunungkidul, Solo, dan Klaten merasakan getaran yang cukup kuat. Bangunan-bangunan pun mengalami getaran, dan membuat kepanikan di kalangan masyarakat.
Daryono, Kepala Bidang Mitigasi Gempa dan Tsunami BMKG, menjelaskan bahwa gempa ini dipicu oleh aktivitas sesar lokal di bawah permukaan bumi. Sesar lokal ini dapat menyebabkan pergeseran lempeng tektonik di bawah permukaan bumi yang akhirnya berujung pada terjadinya gempa. Daryono juga menekankan pentingnya kewaspadaan masyarakat terhadap gempa bumi, terutama bagi wilayah-wilayah yang terletak di jalur Cincin Api Pasifik.
Selain itu, Daryono juga mengingatkan bahwa potensi terjadinya gempa susulan (aftershock) masih cukup besar setelah terjadinya gempa utama. Hal ini menuntut masyarakat untuk tetap waspada dan siaga terhadap kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi pasca gempa utama.
Kejadian gempa magnitudo 5,8 di Gunungkidul DIY mengingatkan kita akan pentingnya implementasi cara-cara mitigasi bencana, terutama gempa bumi. Masyarakat perlu terus diberikan edukasi mengenai perilaku yang aman saat terjadi gempa, serta pemahaman mengenai tanda-tanda awal adanya gempa bumi.
Kesadaran akan potensi gempa bumi perlu ditanamkan dalam setiap individu, baik melalui edukasi formal maupun informasi melalui media massa. Dengan demikian, diharapkan masyarakat dapat lebih siap menghadapi ancaman gempa bumi. Selain itu, pembangunan infrastruktur bangunan perlu memperhatikan standar tahan gempa untuk mengurangi dampak kerusakan akibat guncangan gempa.
Gempa magnitudo 5,8 yang mengguncang Gunungkidul DIY pada Senin malam (26/8/2024) merupakan peringatan bagi kita semua akan potensi bencana alam yang dapat terjadi setiap saat. Dengan meningkatkan kewaspadaan dan pengetahuan mengenai gempa bumi, diharapkan masyarakat dapat lebih siap menghadapi ancaman gempa di masa mendatang.